Fanfiction Online

Rabu, 17 Agustus 2011

I'm Back

hahahahaha.... LoL.
gw lagi gaje nih.....plus ga ada kerjaan malem2 17 agustusan... kkkk-!

btw,, DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-66!!! SEMOGA SELURUH PERMASALAHAN DI NEGERI INI BISA TERSELESAIKAN DG BAIK N KALO PERLU HUKUM MATI KORUPTOR NEGERI INI!!!

okeeh...sekian dulu post-nya....-,-! yg mau komplen silahkan komen yaaahh.... *emang siapa yg nunjungin blog lu?* hahahaa... sekali lagi ! MERDEKA!!!

Jumat, 10 Juni 2011

Forget Me Now

Title : Forget Me Now
Author : Amy Lee
Categories : Fanfiction, Super Junior, SHINee, SNSD
Genre : Love, Romance, Friendship
Cast :
-Tiffany SNSD -Choi Siwon -Lee Jin Ki -Choi Sooyoung -Kim Taeyeon
-Another Cast
PS :Author Amy Lee balik lagi dg cerita2 melow dramanya! :D *evil laugh* ga tau kenapa jd excited bgt bikin cerita ini. Oke…. Cekidot readers!
©©©
*Tiffany POV*
Mungkin ini adalah cerita-serita biasa yang selalu menghampiri anak-anak remaja seusiaku. Tentang perasaan cinta yang datang untuk pertama kalinya dalam hidup. Tentang mereka yang baru mengerti apa itu cinta. Tentang mereka yang baru belajar mencintai. Dan tentang kepedihan dibalik semuanya.
Kurasa ini adalah kisah cinta biasa yang hampir selalu terjadi.
Awalnya kau dicintai, kalian sama-sama mencintai, lalu masalah mulai datang, kau mulai menangis menyesal, dan pada akhirnya kau ditinggalkan.
Lalu setelah itu, sebuah cinta lain datang padamu. Dan kau mulai membuka hatimu untuk cinta tersebut. Mulai melupakan cinta pertamamu berharap cinta selanjutnya ini akan lebih baik. Memulai mencintai orang itu dari awal.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi mereka mungkin mudah saja jatuh cinta pada setiap namja yang baru mereka temui atau namja yang menyatakan cinta padanya, lalu mereka dengan mudahnya menerima cinta tersebut. Tetapi bagaimana jika namja yang mencintaimu itu adalah teman, bahkan sahabatmu sendiri? Apa kau akan mudah saja menerimanya? Bagaimana dengan ikatan pertemanan yang telah sejak lama kalian bangun? Atau akan dibiarkan begitu saja saat kalian sama-sama mencintai, lalu kalian biarkan rapuh dan akhirnya runtuh saat ikatan cinta itu putus?
Aku hanya berharap, aku bisa mengulang segalanya lagi dari awal. Saat aku belum mengenal cinta. Saat aku bisa bebas berteman dengan siapa saja, baik yeoja maupun namja, tanpa adanya perasaan canggung. Saat aku bisa mengejek sepuasnya teman-temanku tanpa adanya perasaan malu bersikap seperti anak-anak. Saat aku bisa memakinya lalu tertawa tanpa perasaan bersalah. Dan saat aku masih bisa dekat dengannya.

Apa semua itu bisa kembali terjadi? Atau cukup sampai di sini?
©©©
*Siwon POV*
Aku bukanlah anak kecil lagi saat ini. Aku juga bukan remaja awal lagi saat ini.

Awal kedewasaan, dimana aku harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Awal kedewasaan yang mengharuskanku bisa memecahkan masalahku sendiri. Awal kedewasaan yang mengharuskanku untuk tetap tegar dan tetap berada di dalam ‘jalur’ kehidupanku. Tidak terpengaruh oleh masa lalu dan harus tetap menatap masa depanku yang akan datang.

Masalah awalnya adalah kabut masa laluku yang kembali menyelimuti permukaan atmosfer kehidupanku. Membawa kelembapan yang menyesakkan dada. Menutupi matahari masa depanku. Membuatku merasa bersalah atas kejadian di masa lalu.
Apakah semua ini bisa kembali terjadi? Apakah cinta itu bisa terulang kembali? Cinta yang setelah sekian lama kau lupakan karena kau sudah menemukan cinta lainnya. Aku tidak tahu.

Mengapa setiap orang selalu mudah jatuh dan masuk ke dalam perangkap cinta itu? Kenapa setiap orang menjadi lemah saat mereka harus berhadapan dengan yang dinamakan cinta?
©©©
*Jinki POV*
Setidaknya aku hanya berharap ia bisa melihatku.

Berbaliklah padaku.

Aku tahu ia tidak bisa ‘melihatku’. Tetapi aku yakin ia tahu apa yang kurasakan.
Kenapa ia begitu tenang menghadapi segalanya? Apa semuanya begitu mudah baginya?

Tidak. Kuyakin tidak. Aku tahu ia sulit sekali melupakan namja itu. Tetapi mengapa ia sama sekali tidak melihat ke belakang. Melihat padaku yang selalu memperhatikannya? Apa aku tidak bisamasuk ke dunianya? Apa aku tidak bisa tersenyum bersamanya?
Kenapa cinta bisa meruntuhkan ikatan persahabatan dengan begitu mudahnya? Mengapa aku tidak bisa lagi bersenda gurau seperti dulu dengannya? Apa karena ia sudah ‘tahu’? Bukankah itu baik? Ia tahu bahwa aku mencintainya. Kenapa ia tidak bisa berteman denganku lagi???
©©©
“Yak-! Jin Ki-a!”
Sooyoung memukul meja belajarku dengan keras
“Waeyo?”tanyaku
Sooyoung berdecak kesal, lalu menggeleng pelan
“Apa kau memikirkan Tiffany?”

Kenapa ia bisa tahu?

“Oh, ayolah! Kau tahu, tugas ini harus kita kumpulkan besok pada Profesor Kim! Jangan memikirkan Fany terus! Setelah tugas ini selesai, kau bisa memikirkannya sepuasnya!”
Aku mendengus pelan,”Baiklah,”
©©©
*Tiffany POV*
“Tiffany Hwang!”keluh Taeyeon
Aku mulai memperhatikan ‘petuah’ yang akan diucapkan oleh sahabatku ini lagi.
“Kau tahu, Jin Ki itu mencintaimu! Sudahlah! Jangan berpura-pura tidak tahu. Jangan berpura-pura menutup mata dan telingamu padahal kau mendengarnya dengan jelas! Kau jangan terbawa gengsi! Tidak ada gengsi dalam urusan cinta, Tiff!”
Aku mendengus kencang,”Taeyeon-a,kau tahu kan aku tidak akan pernah serius dalam menjalani sebuah hubungan selama aku masih mengingatnya!”
“Ya,Tuhan!!!”keluh Taeyeon,”Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”
“Lalu,aku harus apa?! Mendatangi Jin Ki dan berkata ‘Jinki-a,saranghae’. Taeyeon, jangan berpura-pura tidak tahu siapa aku. Aku bukan kau. Kita berbeda. Aku…”
“Aku tahu kau tidak mudah untuk jatuh cinta,”potong Taeyeon. Ia kemudian mengambil posisi duduk di hadapanku.
Ia menatapku serius, lalu menunjuk ke arah jantungku.
“Hatimu tidak akan berbohong siapa yang harus kaucintai saat ini,”ucapnya penuh makna, lalu kembali berdiri
“Aku mau pulang dulu,”pamitnya,”Susah sekali berbicara dengan orang yang sok jaga imej sepertimu. Sampai jumpa besok!”
BLAMMMM

Taeyeon menutup pintu apartemenku dengan kencang.

Hhhhmmmffftttt!! Apa yang harus kulakukan?

Aigo-!!! Tidak mungkin! No way!

“Fany-a, kau tahu, Jin Ki selalu mendengar ceritaku dengan serius jika aku bercerita tentangmu! Ia juga sering bertanya tentangmu. Hahahaha…kupikir ia memang jatuh cinta padamu!”ujar Sooyoung sambil bergurau siang itu

“Ya ampun,tiffany! Apa yang kau lakukan?”omel Taeyeon,”Kau sama sekali tidak berbicara satu katapun pada Jin Ki saat kalian sekelompok tadi?! Oh,God! Kau itu memang bodoh atau hanya berpura-pura,sih?! Harusnya kau bisa bercerita banyak padanya!”

“Fany,Fany,Tiffany! Ayolah! Lupakan Siwon! Lupakan namja pabo itu! Lupakan yang bernama Choi Siwon jelek itu! Hidupmu bisa-bisa rusak jika terus-terusan mengingat namja itu!”

“Jjagiya, saranghae! Tetaplah di sini sampai aku kembali. Jika kau tidak bisa menunggu sampai aku kembali, tetaplah tunggu aku. Setelah aku kembali, aku akan menuruti apa yang kauinginkan. Apapun. Jika kau ingin aku pergi lagi, aku akan menurutinya…”

Please baby baby baby
You're always on my mind
But i'm afraid to let you see
Every single little thing you do to me

Aku tersentak kaget saat mendengar dering ponselku.
Nomor siapa ini????
“Yeoboseyo?”
“Yeoboseyo…Mm Fany-a,”

Aku menahan nafasku saat mendengar suara siapa yang ada di telepon ini.
“Fany-a, apa kau sibuk siang ini?”tanyanya
Sibuk??Tidak. Aku tidak sibuk.
“Fany-a,”ucapnya
“Ah, Jin Ki-a,”balasku,”Mmm…kurasa tidak.Waeyo?”
“Mmm…”gumamnya. Kenapa dia? Sudah berani meneleponku tapi tidak berani bicara.
“Ada apa?”
“Bisa temui aku di taman?”
“Nde?!”pekikku tanpa sadar,”Eh, anu… taman mana?”
“Dekat sungai Han. Aku sudah di sini. Kau bisa ke sini tidak?”
“Hmm…”gumamku

“Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”

Oke. Kim Taeyeon, kau menang saat inI!
“Baiklah. MAaf jika aku membuatmu menunggu. Aku akan ke sana,”
“Gwenchanayo. Aku akan menunggu sampai kau datang,”
Aku tersenyum ,”Bye,”

Omo-! Apa yang kupikirkan?! Tidak! Tidak!

Aku akan menunggumu sampai kau datang

Aku kembali tersenyum. Aah! Jin Ki-a!!!!

©©©
*Taeyeon POV*
“What?!”pekikku
“Waeyo?!”tanya Sooyoung panic mendengar pekikanku
Aku menunjuk layar laptopku yang menampilkan profil twitter Siwon.

“Finally, back to Korea! T, wait me! I will meet you when I arrive in Korea,”baca Sooyoung
“T?”ucapnya, sepertinya untuk dirinya sendiri,”T. Huruf awal nama Tiffany Hwang”

Untuk beberapa saat, kami saling bertatapan serius.

“andwe!”pekikku bersamaan dengan Sooyoung
“kajja!”ajak Sooyoung sambil menarik tanganku keluar dari apartemenku

Sepuluh menit kemudian, kami sampai di depan apartemen Tiffany. Berkali-kali Sooyoung memencet tombol bel. Tidak ada jawaban.
“Aigo-! Ke mana anak ini?!”keluhku sambil menggaruk pelan kepalaku
“Omo-! Jin Ki!”pekik Sooyoung
“Waeyo?”tanyaku
“Jin Ki bilang tadi ia akan mengajak Tiffany ke Han river! Mereka pasti di sana sekarang!”
Aku membelalakkan mataku,”Aish! Kenapa kau tidak bilang?!”
“Ayo!”

Ini tidak boleh terjadi! Tidak. Tidak selama Tiffany hampir melupakan seorang Choi Siwon! Tiffany harus ‘benar-benar’ melupakan namja itu. Ia tidak boleh lagi mengingat masa lalu itu. She must forget him! Forever!

“Mianhae!”ucapku terburu-buru pada orang yang baru saja tertabrak olehku
©©©
*Siwon POV*
“Mau ke mana?”tanya eomma saat melihatku keluar rumah
“Ke rumah teman,umma! Tidak akan lama. Aku pasti pulang sebelum makan malam,”
Umma tersenyum,”Hati-hati. Kau baru sampai di Seoul,”
“Ne,”

Aku memacu mobilku perlahan menuju sebuah kawasan apartemen. Aku masih sangat hafal letak apartemen ini. Selama tiga tahun aku selalu mengingat-ingatnya. Tanpa sedikitpun melupakan detail dari daerahnya.
Kini, semua pertanyaanku sudah terjawab. Apakah semua ini bisa kembali terjadi? Apakah cinta itu bisa terulang kembali? Ya. Jawabannya Ya. Semuanya bisa terulang kembali dan kembali terjadi.
Aku yakin, Tiffany bukanlah orang yang mudah untuk jatuh cinta. Dan aku yakin ia masih mengingatku! Tidak melupakanku sama sekali. Sunny juga bilang begitu! Hahaha… bagaimanapun saat ini aku harus berterima kasih pada Sunny yang selalu memberikan kabar tentang Tiffany.

”…kupikir namja yang bernama Lee Jin Ki itu menyukai Tiffany…”

Aah, namja itu!

Bagaimana kalau namja itu berhasil mendapatkan Tiffany? Bagaimana jika seandainya Fany menerima namja itu? Dan bagaimana kalau… Ah, ani! Tidak. Ia tidak seperti itu.

“…sejauh yang kutahu, Tiffany tidak memberikan respon serius pada namja itu. Kau tahu kan, Fany itu orangnya seperti apa?”
“Tidak mudah jatuh cinta?”
“Yep. Kurasa Fany masih mengingatmu dan berharap kau kembali. Jadi, cepatlah kembali pabo! Sebelum Jin Ki merebut Fany!”

Aku tersenyum kecil setelah mengingat kembali percakapan terakhirku dengan Sunny, salah satu teman dekat Tiffany yang selalu bersedia kucerca dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai Tiffany.

Sebaiknya aku masuk saja. Sedikit sureprise untuknya!
“Aah,”ucapku sedikit meringis saat seseorang menginjak kakiku, lalu menubrukku
Yeoja itu??
“Mianhae!”ucap yeoja berambut kecoklatan itu tanpa menatapku. Ia terus mengikuti langkah temannya yang menarik lengannya.
“Taeyeon?”

Aku mengerjap berkali-kali untuk memastikan yang kulihat itu benar-benar Taeyeon, sahabat Tiffany.
Ya. Itu memang Taeyeon.
Tapi….kenapa ia terburu-buru seperti itu?

Atau….jangan jangan…

Aku langsung berlari menyusul Taeyeon. Ia terlihat masuk ke dalam sebuah sedan hitam. Sebaiknya kuikuti!

Lima menit kemudian, sedan hitam itu berhenti di tempat parkir.
“Han river?”ulangku setelah melihat keadaan sekelilingku
Pandanganku kembali teralih pada Taeyeon yang keluar bersama temannya yang tadi. Mereka sepertinya tampak terburu-buru. Ada apa ini?! Apa ini ada hubungannya dengan Tiffany?Jika tidak, mengapa perasaanku menjadi tidak enak?
Mataku menangkap bayangan ponselku.

“Taeyeon-a!”seruku di telepon setelah Taeyeon mengangkat teleponku. Dari dalam sini, aku masih bisa melihat Taeyeon yang sedang mencari-cari seseorang di luar sana sambil menempelkan ponselnya di telinga.
“Mm…”gumam Taeyeon
“Nuguya?”suara teman Taeyeon itu terdengar jelas di telepon. Kenapa nadanya berubah panic?
“Oppa, kau di mana?”tanya Taeyeon. Ia masih terlihat mencari-cari seseorang. Dan teman yeojanya itu juga ikut-ikutan seperti orang tersesat yang sedang mencari arah.
“Aku?”ulangku,”aah, aku di rumah. Kau di mana?”
Tidak. Jika aku mengatakan yang sebenarnya, aku tidak akan mendapatkan jawaban!
“Anu…di mall,”jawabnya
Bohong! Jelas-jelas ia di kawasan han river!
“Hmm…apa Tiffany di apartemennya saat ini?”

“Itu Fany!”seru temannya
Taeyeon menoleh ke arah yang ditunjuk temannya itu. Setelah itu, hanya terdengar suara nada sambung terputus.
Kulihat Taeyeon dan temannya itu berlari menuju salah satu sudut taman.
Apa yang mereka lihat?

Tiffany!

Aku berlari menyusul Taeyeon. Mereka masih terlihat berlari menemui seseorang.
Aku mempercepat lariku dan ikut berhenti ketika Taeyeon berhenti.

*Tiffany POV*
“Apa kau mau jadi yeojachinguku,Tiffany?”
Aku terdiam. Dan perlahan senyuman yang dari tadi terkembang di wajahku memudar.

Apa yang harus kulakukan?! Apa yang harus kujawab?!
Tidak. Tidak.

“Stephanie!”
Aku melihat Taeyeon dan Sooyoung berlari ke arahku. Kemudian ia berhenti dan mengatur nafasnya.
“Waeyo?”tanyaku
Taeyeong menggeleng. Aku beralih menatap Sooyoung. Ia tersenyum sambil mengatur nafasnya.
Kenapa mereka terlihat habis olahraga??Ini kan masih jam 2 siang? Kenapa berlarian seperti itu?
Anio…

“Apa yang terjadi?!”tanyaku sambil berdiri
Dari sudut mataku kulihat Jin Ki ikut berdiri.
“Apa yang terjadi?”ulang Jinki
Taeyeon menggeleng,”Tidak. Tidak apa-apa. Maaf aku mengganggu kalian,”
Sooyoung mengangguk membenarkan,”Tidak apa-apa. Kami hanya memastikan kau baik-baik saja,”
“Aku…baik-baik…saja?”ulangku
Sooyoung tersenyum meyakinkan,”Tadi kami ke apartemenmu, lalu kami tidak menemukanmu. Kupikir kau diculik atau apanya. Tapi…tapi….”
“Setelah berkeliling, kami menemukanmu di sini,”lanjut Taeyeon

Tidak mungkin. Pasti ada apa-apanya!
“Kami pulang dulu!”ucap Sooyoung
Ia kemudian menarik tangan Taeyeon menjauh. Aku masih menatap punggung mereka dengan pandangan bertanya-tanya.
“Tiffany-a,”
Aku menggeleng,”Chakkaman,”
“Fany-a, apa kau…”
“Andwe! Kalian bohong!”pekikku

“Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”
“Fany,Fany,Tiffany! Ayolah! Lupakan Siwon! Lupakan namja pabo itu! Lupakan yang bernama Choi Siwon jelek itu! Hidupmu bisa-bisa rusak jika terus-terusan mengingat namja itu!”
“Ya,Tuhan!!!”keluh Taeyeon,”Sampai kapan kau akan mengingat namja itu dalam hidupmu? Toh kau lihat, ia sudah melupakanmu! Mana pernah ia sekarang meneleponmu? Mengirimimu pesan saja tidak pernah lagi! Itu masa lalu, Fany!”
“Lalu,aku harus apa?! Mendatangi Jin Ki dan berkata ‘Jinki-a,saranghae’. Taeyeon, jangan berpura-pura tidak tahu siapa aku. Aku bukan kau. Kita berbeda. Aku…”
“Aku tahu kau tidak mudah untuk jatuh cinta,”potong Taeyeon. Ia kemudian mengambil posisi duduk di hadapanku.
Ia menatapku serius, lalu menunjuk ke arah jantungku.
“Hatimu tidak akan berbohong siapa yang harus kaucintai saat ini,”ucapnya penuh makna, lalu kembali berdiri
“Aku mau pulang dulu,”pamitnya,”Susah sekali berbicara dengan orang yang sok jaga imej sepertimu. Sampai jumpa besok!”
BLAMMM
Taeyeon menutup pintu apartemenku dengan kencang.

Taeyeon tidak akan terlihat seperti tadi jika tidak ada masalah awalnya! Dan masalah yang bisa membuatnya seperti itu adalah…

“Oppa,”ucapku
“Stephanie!”
©©©
*Jinki POV*
Setelah Taeyeon dan Sooyoung berbalik lalu meninggalkan kami, aku kembali menatap Tiffany.
Ia masih terlihat berfikir. Apa yang dipikirkannya?

“Tiffany-a,”ucapku
Ia menggeleng. Matanya masih menatap punggung Taeyeon dan Sooyoung yang makin menjauh,”Chakkaman,”
“Fany-a, apa kau…”lanjutku
“Andwe! Kalian bohong!”ucapnya dengan nada dingin

“Apa?!”ulangku, namun terlambat. Ia sudah berlari menyusul Taeyeon dan Sooyoung.
Aku mengerenyitkan kening. Apa maksudnya ini??

Kulihat Sooyoung dan Taeyeon berhenti dan berdiri terpaku di tempatnya. Tiffany berhasil menyusul mereka dan ia menyeruak diantara teman-temannya itu.
Sepersekian detik kemudian, sikap tubuh Tiffany berubah. Sama seperti yang terjadi pada Taeyeon dan Sooyoung.

Aku mendekat ke arah mereka
“oppa,”desis Tiffany
“Stephanie!”seru seseorang
Aku menoleh ke sumber suara.

Seorang namja yang memakai kemeja putih bergaris-garis dan celana panjang hitam tersenyum pada Tiffany. Senyum itu…

“Oh God!”desis Taeyeon

Senyum itu bukanlah senyuman biasa! Itu biasanya senyuman yang ditujukan pada…
Apa namja itu yang bernama Choi Siwon??

Aku menoleh pada Tiffany. Ia menatap namja itu dengan pandangan kosong. Sama sekali tidak berkata apapun selain ‘oppa’ tadi.
“Annyeong,oppa!”sapa Sooyoung sambil melambai
Kulihat Tiffany mengerjap berkali-kali lalu menunduk menghindari tatapan namja itu.
“hai! Senang bertemu dengan kalian!”sapa namja itu lalu mendekat

“Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan saat ini!”desis Taeyeon padaku sebelum namja itu berdiri tepat di hadapan Tiffany
“Apa?”tanyaku tidak mengerti
“Oppa,”ucap Taeyeon sebelum namja itu sempat menyentuh Tiffany. Sepertinya mereka memang sudah lama tidak bertemu
“Ya?”ujar Siwon tersenyum pada Taeyeon. Ia menatapku sekilas.
“Hmm…”gumam Taeyeon,”Dia teman baru kami. Onew, ini Siwon oppa, dan oppa, ini Lee Jin Ki,”
Aku tersenyum pada namja itu dan mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan. Namun, kulihat namja itu menegang.

Kulirik Tiffany sekilas. Ia mengangkat wajahnya lagi. Dan… kenapa ia menangis?

“Oppa, mianhae,”ucapnya,”Dulu, sebelum kau pergi kau pernah memintaku untuk menunggumu. Dan setelah kau kembali, kau akan menuruti apa yang kuinginkan,”
Siwon beralih menatap was-was Tiffany,”Ya,” Ia mengangguk pelan. Aku bisa menangkap raut kekecewaan dari wajahnya. Sepertinya ia bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Sesuatu yang buruk, mungkin?
“Aku ingin kau menuruti keinginanku sekali ini saja,”lanjut Tiffany
Siwon merengkuh wajah Tiffany dan memaksa Tiffany menatapnya,”Apapun itu,”

Tidak! Aku tidak boleh marah! Tidak.
Aish-! Kenapa aku jadi ingin memukul namja itu?!

“Lupakan aku,”ucap Tiffany
©©©
*Taeyeon POV*
“Oppa, mianhae,”ucap Tiffany,”Dulu, sebelum kau pergi kau pernah memintaku untuk menunggumu. Dan setelah kau kembali, kau akan menuruti apa yang kuinginkan,”
Ya. Aku ingat itu. Tiffany pernah bercerita padaku tentang hal ini. Sesaat sebelum ia ‘menutup dirinya’ untuk laki-laki.
Siwon oppa beralih menatap was-was Tiffany,”Ya,”
“Aku ingin kau menuruti keinginanku sekali ini saja,”lanjut Tiffany
Siwon oppa merengkuh wajah Tiffany dan memaksa Tiffany menatapnya,”Apapun itu,”
Aku bisa melihat Tiffany mencoba menghindar dari tatapan mata Siwon. Yaah, aku tahu perasaan anak itu sekarang. Karena selama masa ‘panceklik’nya ia sering bercerita padaku sambil menangis. Apa yang akan dikatakannya?
Bagaimana dengan Jin Ki? Apa ia sudah mengatakan perasaannya?
Kuharap, Tiffany bisa memilih yang terbaik untuknya saat ini. Yaah.

“Lupakan aku,”ucap Tiffany singkat

Bahkan terlalu singkat untuk membuatku percaya apa yang baru saja dikatakannya. ‘Lupakan aku’. Dua kata yang sebenarnya begitu mudah diucapkan siapapun, tetapi tidak untuk Tiffany yang akan mengatakannya pada Siwon. Tetapi itu terjadi. Yaa…
Siwon melepaskan tangannya dari wajah Tiffany. Kini, ia menggenggam tangan Tiffany.
“Aku akan menurutinya,”ucapnya,”Yaa. Mianhae aku membuatmu menunggu sampai saat ini. Jebal, mianhae! Aku akan melupakan masa lalu itu. Tetapi tidak melupakanmu sepenuhnya,”

Aku melirik Jin Ki yang berdiri membeku di sampingku. Ia menatap kejadian itu tanpa berkedip. Seakan takut sekali saja berkedip akan melewatkan setengah dari kejadian ini.

Tiffany memeluk Siwon.
Yaah, aku tahu hal ini pasti sulit untuk seorang Stephanie Hwang.

Fany melepaskan pelukannya dan menatapku –atau Jin Ki?

Siwon oppa beralih menatap Jin Ki. Ia tersenyum pada Jin Ki.
“Kuharap kau menjaganya dengan baik. Jangan pernah lakukan apa yang pernah kulakukan,”nasihat Siwon oppa
Jin Ki mengangguk sekali,lalu menatap Tiffany.
“Apa itu jawaban atas pertanyaanku tadi?”
Tiffany mengangguk

Siwon oppa menarik tangan Jin Ki dan Tiffany bersamaan. Ia menyatukan tangan mereka dalam genggamannya.
“Aku akan bahagia melihatmu bahagia, Fany-a,”
Tiffany mengangguk,”Mianhae,”
Siwon tersenyum kecil, lalu mengelus pelan rambut Tiffany.

Haaah! Kuyakin Jin Ki sudah mendidih saat ini! :D

“Aku…sebaiknya aku kembali. Hope you’ll happy, Stephanie!”

Siwon berbalik dan meninggalkan sepasang anak manusia ini *ya iyalah anak manusia (author ganggu)*.
“Mianhae,”desis Tiffany lagi
Setelah bayangan Siwon menghilang diantara pengunjung lainnya, Jinki memeluk Tiffany.

“Yaah!”ucapku,”Sebaiknya kita pulang juga,Sooyoung-a!Kajja! Perutku lapar lagi setelah melihat kejadian ini. Kajja!”
“Ya. Serasa berpuasa setahun setelah ini,”imbuh Sooyoung
“Bye!”ucapku bersamaan dengan Sooyoung
©©©
Bagus ga readers?? Yang mau komen silahkan, yg tidak juga nggak. Author ga maksa untuk komen di FF kali ini.Hehehe…. sampai jumpa di lain FF!!! Thanks for reading!^^ oiiyaaa….visit my blog yaaa www.saranghaemee.blogspot.com !^^

Rabu, 08 Juni 2011

My Beloved Doctor -1-

Title : My Beloved Doctor 1
Author : Amy Lee
Categories : Suepr Junior, All Ages, Chapters
Genre : Romance, Friendship, Family
Chapters : 8 + After Story
Cast :
-Kim Hye Seok -Cho Kyuhyun -Kim Jong Woon -Choi Sooyoung -Lee Jin Ki
-Super Junior
NB : Inspirasi authornya dari film New Heart tapi bukan plagiat lho! N author juga nggak begitu ngerti ama dunia medis jadi kalau ada yg salah nama-nama peralatan de el el nya minta maap,yaa?? Hehehe…

*Hye Seok POV*
‘Welcome to Incheon International Airport, South Korea’

Butuh waktu sekitar 18 jam dari New York ke Korea. Kurang dari sehari aku bisa mencapai Negara ini dengan kemajuan teknologi saat ini. Tetapi, untuk bisa kembali ke Negara ini, aku harus menunggu selama 16 tahun.
Aku Kim Hye Seok. Dokter spesialis penyakit dalam yang ditugaskan untuk bekerja selama setengah tahun di Seoul International Hospital. Aku lulusan terbaik spesialis pernafasan dan toraks tahun lalu di Harvard College. Walaupun sedang dalam tugas, aku harus menemukan identitas awalku di kota ini. Mom bilang aku adalah anak dari salah seorang pemilik perusahaan di Seoul ini. Saat aku berumur 5 tahun, Mom dan Dad membawaku ke Amerika karena perusahaan orangtua kandungku bangkrut.
Aku besar di Amerika dan masih fasih berbahasa Korea. Mom bilang, perusahaan orangtua kandungku sudah kembali pulih. Dan oppaku adalah seorang artis saat ini. Hah, apa ia masih mengenaliku? Aku tidak terlalu kenal dengan artis-artis Korea, kecuali Kang Ta.

Bandaranya sangat ramai hari ini. Yaah, tentu saja ramai setiap hari. Ini adalah bandara terbesar di Korea dan menjadi bandara dengan pelayanan terbaik di dunia. Ratusan penerbangan dilakukan di sini setiap harinya dari Negara ini maupun dari Negara lain.
Musim semi di Seoul. Tugas pertamaku adalah mencari tempat tinggal.
“Ahjussi, apa kau tahu letak apartemen ini?”tanyaku sambil menyodorkan selembar kertas yang diberikan oleh rumah sakit awalku bekerja di New York
“Saya tahu. Mari saya antar, agasshi,”
Lima belas menit kemudian, taxi yang kutumpangi sampai di apartemen yang dimaksud. Gedungnya kira-kira berlantai 25. Di kertas itu dituliskan aku akan menempati salah satu apartemen di lantai 13. Angka favoritku.
“Terima kasih,”ucapku setelah membayar ongkos taxinya

Hari ini aku akan bekerja di rumah sakit ini. Setelah kemarin melapor, sajangnim menugaskanku di bagian bedah toraks. Aku menempati sebuah ruangan yang cukup luas bersama dua orang lainnya.
“Selamat pagi, dokter Kim!”sapa petugas di resepsionis
“Pagi,”sapaku

“Dokter Kim! Selamat datang!”ucap seorang dokter wanita di ruanganku
“Pagi,”sapaku sambil tersenyum,”Kim Hye Seok imnida,”
“Choi Soo Young imnida! Bangapseumnida!”
Aku mengangguk sambil tersenyum lalu meletakkan tas dan sebuah kardus kecil di atas meja kerjaku. Lalu, aku mulai menata meja kerjaku.
Setelah selesai, kulihat dokter Choi sedang bercakap-cakap dengan seorang dokter pria.
“Oh, dokter Kim, ini rekan seruangan kita di bagian toraks,”ucap dokter Choi sambil menunjuk namja itu. Ia tersenyum padaku
“Lee Jin Ki imnida,”ucapnya,”Bangapseumnida, dokter Kim! Kuharap kita bisa bekerja sama,”
Aku mengangguk dan tersenyum
“Kudengar kau adalah lulusan terbaik Harvard College?”
Aku mengangguk
“Wooaa! Kau pasti hebat sekali!”pujinya
“Terima kasih, dokter Lee,”

Pintu ruangan terbuka
“Dokter Choi, ada pasien pneumothorax di UGD,”ucap petugas UGD itu
“Aku akan ke sana,”ucap dokter Choi,”Aku tinggal dulu!”

Setelah dokter Choi keluar, dokter Lee duduk di meja kerjanya. Dan aku juga kembali duduk. Aku kembali membuka tas yang kubawa. Mengeluarkan amplop coklat yang diberikan Mom padaku.
“Kim Restaurant dan Kim Foods Corporation,”bacaku. Aku mendesah. Di mana aku bisa menemukannya? Banyak sekali restaurant yang diberi judul Kim restaurant.

“Dokter Kim, kau dibutuhkan di UGD saat ini,”seorang petugas dari UGD kembali memasuki ruangan
“Baik,”

Tugas pertama. Siap dijalankan!

Aku meletakkan amplop coklat itu ke dalam laci dan berlari keluar. Dokter Lee ternyata juga mengikutiku.
“Apa kau berkewarganegaraan korea?”tanyanya
Aku mengangguk,”Mungkin akan segera kuganti setelah tugasku di sini selesai,”

Ruangan UGD dipenuhi oleh para perawat, petugas UGD, dan beberapa dokter. Aku menemui Dokter Choi yang terlihat sangat sibuk dengan pasiennya.
“Ada apa dengannya?”tanyaku memperhatikan wajah namja yang sedang ditangani oleh dokter Choi. Sepertinya namja ini mendapat luka parah di bagian dalam. Ia tidak sadarkan diri. Wajahnya dipenuhi luka dan pakaiannya juga dipenuhi darah.
“Tolong selamatkan dia,dokter!”ucap seseorang. Aku menoleh pada namja yang sedang ditangani oleh dokter lain di sebelahku. Sepertinya mereka korban kecelakaan.
“Dokter Kim! Bantu aku memasang selangnya! Ia harus segera dioperasi hari ini!”ucap dokter Choi
“Oh,”ucapku terkesiap lalu ikut menangani namja ini.

“Pneumothoraxnya sangat parah. Benturan yang ia terima pasti sangat keras,”ujar dokter Lee
“Yaah, untung masih bisa diselamatkan,”imbuhku
“Dia artis yang sedang melejit saat ini. Pengobatannya paling cepat tiga bulan. Pasti butuh pengorbanan,”
“Aku tidak kenal dia ataupun temannya yang lain,”ucapku
Dokter Lee terkekeh,”Yaa, aku tahu kau baru tiba di Korea,”

“Siap untuk operasi?”tanya dokter Choi
“Siapa?”tanya dokter Lee
“Dokter Kim,”jawabnya
Aku mengangguk,”Kapanpun aku siap,”

Setelah operasi selesai, aku dan dokter Choi pergi ke café rumah sakit ini. Hari pertama yang melelahkan bagiku. Mengesankan karena aku sudah ditugaskan untuk mengoperasi pasien di hari pertama tugasku.
“O,ya apa kau fansnya Kyuhyun?”
“Kyuhyun? Siapa dia?”tanyaku
“Pasien yang kita operasi tadi,”
“Oh,”ucapku,”Aku baru mengenalnya tadi. Apa temannya yang juga dirawat itu artis?”
“Ya. Mereka Super Junior. Pasti para fans mereka sangat terpukul dengan kejadian ini,”
Aku tersenyum kecil,”O,ya apa aku boleh bertanya padamu?”
Dokter Choi menatapku sambil tersenyum,”Apa? Tanyakan saja. Aku tidak akan marah kok,”
“Mmm… apa kau tahu restaurant yang bernama Kim Restaurant? Aku tidak tahu pasti daerahnya di mana. Pemilik restorannya juga memiliki perusahaan makanan, Kim Foods Corporation,”jelasku
“Kim Restaurant?”tanya dokter Choi lagi
Aku mengangguk
“Entahlah. Banyak restoran yang bernama sama di Seoul ini. Nanti akan kutanyakan pada kakakku kalau ia tahu. Memangnya ada perlu apa?”
“Mm…”gumamku,”Hanya… sedikit urusan,”
Dokter Choi mengangguk pelan,”Kalau aku sudah dapat informasinya, akan kuberitahu kau,”

Keesokan harinya, aku ditugaskan untuk memeriksa pasien bernama Cho Kyuhyun itu oleh Dokter Choi sedangkan ia sedang di ruang operasi. Okay Hye Seok. Dia pasien pertamamu! Fighting!
Aku memasuki ruang perawatan VVIP itu bersama suster Oh Ji Young dan Ahn Gun Wook,dokter magang di sini.
“Selamat pagi,”sapaku sambil tersenyum pada dua orang namja yang menunggui Kyuhyun-ssi
“Apa ia sudah sadar?”tanyaku pada mereka
Namja pertama dengan wajah yang cukup cantik itu menggeleng
Aku memeriksa mesin kardiometer dan beberapa alat-alat lainnya. Sepertinya masih tidak sadarkan diri.
“Apa ia baik-baik saja,dok?”tanya namja lainnya. Mataku beradu pandang dengan namja itu.

Sepertinya aku pernah lihat namja ini sebelumnya. Kapan? Kenapa aku tidak bisa ingat? Sepertinya ia pernah kulihat sebelumnya.

“Yaah. Kita lihat perkembangannya. Saya rasa ia akan kembali sembuh,”jelasku
“Apa keluarganya masih di sini?”tanya Gun Wook
“Tadi sudah pulang,”jawab namja yang berwajah cantik itu. Hahahah… dia itu namja atau yeoja sih?
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, kami keluar dari ruang perawatan itu.
“Oh,ya, hmm…” Aku tidak tahu harus memanggilnya siapa.
“Heechul imnida,”ucap namja yang cantik itu,”Dan ini teman saya, Yesung,”
“Heechul-ssi, panggil dokter jika Kyuhyun-ssi sudah sadar,”
“Baik,dokter,”

Seminggu kemudian, dokter Choi menemuiku dengan wajah yang berseri-seri.
“Ada apa?”
“Tunggu sebentar, aku mau bertanya dulu,”ucapnya
“Apa?”
“Apa kau kenal dengan anak pemilik restoran yang kau cari itu?”
Aku terdiam, lalu memutuskan menggeleng,”Kau sudah menemukannya?”
Dokter Choi mengangguk,”Ini alamatnya,”
“Oh, terimakasih! Jeongmal kamsahabnida!”ucapku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan senangku,”Kamsahabnida, dokter Choi!”
“Ada urusan apa sebenarnya kau dengan ahjussi dan ahjumma pemilik restoran itu?”
Aku kembali terdiam. Tidak. Aku tidak akan menceritakannya pada dokter Choi.

“Sedikit urusan dari Mom-ku,”
“Oh,”ucapnya,”Mungkin kau bisa bertemu dengan anak pertamanya,”
“Siapa?”
“Kim Jong Woon atau Yesung,”
“Nde?! Yesung?!”
Dokter Choi menatapku heran,”Kenapa kau kaget sekali?”
“Yesung… Yesung yang temannya Kyuhyun-ssi itu?”
Dokter Choi mengangguk

“Omona-!”pekikku tertahan
Yaah, pantas saja aku merasa pernah mengenalnya! Kim Jong Woon! Dia kakakku! Tapi, apa ia masih mengenaliku? Apa yang bisa kulakukan sekarang?

“Oh gosh!”ucap dokter Choi setelah menerima telepon,”Kyuhyun sudah sadar. Ayo kita ke sana! Panggil Oh Ji Young, suster yang bersamamu kemarin,”
“Baik,”

Apa oppa masih di ruangan itu? Atau sudah pulang? Apa ia tahu aku adalah Hye Seok adiknya? Apa ia masih ingat?

“Dokter Kim?”
Oppa!!!! Apa kau benar-benar lupa?? Kenapa tidak ingat??

“Kim Hye Seok!”ucap Dokter Choi
“Ah, jaesonghabnida!”ucapku sambil membungkuk lalu memeriksa keadaan selang yang sengaja dipasang untuk penanganan pneumothorax dan mencatat perkembangannya. Berkali-kali aku menggeleng pelan untuk mengenyahkan pikiran-pikiran tentang Jong Woon oppa agar kerjaku konsentrasi. Tetap tidak berhasil.
Aku melirik Jong Woon oppa yang berdiri di dekat jendela bersama seorang yeoja yang sepertinya adalah kakak Kyuhyun-ssi. Ia sedang bercerita sesuatu pada yeoja itu.
“Sepertinya besok bisa dipindah ke ruangan perawatan biasa,”ucapku
Dokter Choi mengangguk,”Bagaimana perasaanmu,Kyuhyun-ssi?”
“Baik….baik…saja. Sedikit sakit…”ucap Kyuhyun-ssi terbata lalu memegangi selang yang tetap menempel di bagian samping rusuknya
Dokter Choi tersenyum,”Sebentar lagi selangnya akan dilepas,”ucapnya,”Ji Young-ssi, panggil Gun Wook untuk melepas beberapa peralatan,”
“Biar aku saja,”ucapku lalu meletakkan papan yang berisi data-data itu ke tangan Ji Young

Aish-! Hye Seok! Kau sedang dalam tugas! Jangan terlalu dipikirkan! Keselamatan pasien lebih penting daripada kegiatan yang lain. Ayolah!

“Gun Wook, kau dipanggil dokter Choi ke ruang perawatan Kyuhyun-ssi,”
“Baik. Apa kau tidak ikut lagi, dokter Kim?”
Aku menggeleng,”Aku kurang enak badan, aku akan istirahat saja,”
“Istirahatlah yang cukup!”

*Yesung POV*
“Dokter Choi!”seruku memanggil dokter yang menangani Kyuhyun. Aku penasaran dengan dokter Kim itu. Ia mirip sekali dengan Hye Seok.
“Ya?”
“Apa aku bisa bertemu dengan dokter Kim?”
“Oh,”ucapnya seperti tahu sesuatu,”Ia mungkin di ruangannya. Kemarin ia sempat memintaku untuk mencari alamat restoran milik orangtua anda. Dan sepertinya ia punya urusan dengan anda, Yesung-ssi,”
“Bisa kau panggilkan?”
Dokter Choi berhenti di depan sebuah ruangan, lalu ia mengintip di jendelanya.
“Masuk saja. Ia ada di dalam,”perintahnya
“Apa…”
“Tidak apa-apa,”potongnya

Baiklah. Kalau kau memang Kim Hye Seok adikku yang ke Amerika enam belas tahun yang lalu, maka aku akan sangat bersyukur sebagai kakak yang beruntung!

Saat aku masuk, kulihat dokter Kim sedang menelungkupkan wajahnya diatas kedua tangannya yang terlipat. Apa ia tidur?
Lalu, pandanganku beralih pada kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya.

Name : KIM Hye Seok
Birth : 19 October 1988
Nationality : South Korea
Age : 5 y.o
Dan bla-bla-bla

“Kim Hye Seok?”
Ia masih tidak mengangkat wajahnya.
“Hye Seok-a? Apa itu kau?”
Ia mengakat wajhanya dan menatapku terkejut. Lalu dengan gerakan cepat ia langsung berdiri.
“Oh, Ye… Yesung-ssi,”
Aku mengambil kertas yang berisi data-datanya itu.
“Apa data ini milikmu? Apa kau yang ada di foto ini?”
Ia tampak terkesiap. Lalu memejamkan matanya dan mengangguk.
“Ya. That’s me,”
“Hye seok-a!”ucapku lalu memeluknya
Hye Seok terlihat kaget melihatku memeluknya.
“Oppa,”desisnya,”Bogoshippo,”
“Na do bogoshippo, Hye Seok-a,”ucapku sambil mengusap kepalanya
Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya. Ia masih sama. Setidaknya mirip. Matanya masih seperti terakhir kali aku melihatnya.
Ia menangis.
“Uljima,”ucapku lalu menghapus airmatanya

Yaa. Ia adalah Hye Seok adikku. Hye Seok yang selama 16 tahun ini kurindukan. Selama itu aku terus mencarinya. Tapi sekarang, ia ada di hadapanku. Yaa. Ia tidak akan kubiarkan pergi lagi.
“Sarangaheyo, Hye Seok-a!”
“Na do,oppa,”
“Jangan pergi lagi,”ucapku lalu memeluknya sekali lagi
Ia menggeleng,”Tidak. Aku tidak akan pergi,oppa,”
“Tetaplah di sini. Eomma dan appa pasti merindukanmu,”
Ia mengangguk dalam pelukanku.

*Author POV*
Sooyoung yang masih tetap memperhatikan Hye Seok dan Yesung dari luar ruangan terlihat terkejut.
“Mwo?!”pekiknya

“Sooyoung-a, Hye Seok mana? Sajangnim memanggilnya,”ucap Lee Jin Ki yang menghampiri Sooyoung
“Heh, kau lihat apa?”tanyanya lalu mengikuti arah pandang Sooyoung,”Omo-! Apa yang mereka lakukan!”
“Yak-! Mau apa kau?! Biarkan mereka seperti itu!”perintah Sooyoung lalu menarik paksa tubuh Jinki menjauh dari ruang kerja mereka
“ish-! Siapa yang sedang berpelukan dengan Hye Seok itu?! Kenapa kau biarkan?!”protes Jinki
“Yaak-! Biarkan kataku! Itu Yesung. Kenapa kau jadi seperti ini sih?! Sok perhatian kau!”
“Sajangnim menyuruhku memanggil Hye Seok untuk tugas mengoperasi pasien kebocoran aorta,”
“Iish! Kenapa kau tidak bilang dari tadi,paboya!”omel Sooyoung
“Kau mau ke mana?”
“Menemui sajangnim,”

“Aish! Dasar wanita! Kenapa keras kepala sekali?!”omel Jinki pada dirinya sendiri lalu mengikuti Sooyoung

Readers, author mau minta map kalo feelnya ga dapet di FF ini.. hehehehe… tapi tetep komen yaaa??? Tunggu lanjutannya! Penasaran nggak????

Minggu, 15 Mei 2011

You're The Owner of My Heart -3b-

Title : You’re The Owner of My Heart -3b-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Friends, Chapters, Fanfiction, SHINee, Lee Yong Dae
Genre : Love / Romance, Dreams
Cast :
-Min Ha Na -Choi Min Ho -Lee Yong Dae -Lee Hyo Jung
-Wang Shixian -Sung Ji Hyun -Moon Geun Young a.k.a Min Geun Young
NB : Ini chapters terakhir yg saiiya buat apa adanya *plakk.TRus kalo dijadiin satu chapters aja rasanya kepanjangan jadi author bikin 3a n 3b aja. Mohon maaf jika ada kekurangan! Hehehe… cekidot readers!


*Ha Na POV*
Saina melayangkan bola ke arah kanan lapanganku dan memaksaku untuk melakukan backhand.
Aku berhasil!
Bola jatuh tipis di belakang jaring. Saina tampak mengerang. Begitu juga aku.

Aku merasa keadaan stadion ini sangat gelap. Hanya teriakan-teriakan histeris yang menyebut namaku juga rasa sakit yang tak tertahan dari pergelangan kaki kiriku.
Jangan sekarang! Kumohon! Jangan sekarang! Aku ingin jadi juara! Jebal!

“Ha Na, apa kau baik-baik saja?”tanya Hyo Jung onni khawatir sambil memegangi lenganku
Lalu, kurasakan sepatu kiriku dilepaskan. Begitu juga kaus kakiku.
Cairan dingin dan tangan hangat menyentuh kakiku. Lalu tangan itu mengurut pelan kakiku. Nyaris sempurna dengan apa yang kuharapkan!

Aku kembali bisa melihat cahaya lampu yang sangat terang. Juga official tim yang mengelilingku.
Aku tersenyum memamerkan gigiku. Lucu saja melihat wajah mereka semua khawatir.
“Weo?!”tanya pelatihku sambil mendorong pelan bahuku,”kau nyaris membuatku mati dengan aktingmu barusan!
“Apa kau sudah merasa baikan?”tanya Jung ahjussi, kepala tim fisioterapi
Aku mengangguk,”tadi hanya sakit sedikit kok,”
“Jangan bohong!”tukas pelatihku,”Kalau kau tidak bisa melanjutkan pertandingan, bisa mengundurkan diri sebelum kau harus vakum selama berbulan-bulan untuk pemulihan,”
Aku menggeleng cepat,”Gwenchana,”jawabku lalu kembali mengambil raketku

“Berhati-hatilah!”perintah Jung ahjussi sebelum meninggalkan lapangan
Aku mengangguk,”Arachi!”

“Now or never!”teriakku dalam hati sembari melayangkan dropshot silang ke lapangan kiri Saina
Ia tampak kaget saat tahu arah bola tidak ke kanan, melainkan ke kiri lapangannya. Ia sontak berlagi mengejar bola sambil melakukan backhand.
Bola berhasil kembali, namun kurang sempurna saat menyentuh jaring.
Aku berlari satu langkah dan memukul bola keras.

Saina mengerang dan menjatuhkan diri untuk mengembalikan bola.

“23-21,”ucap chair umpire

Aku langsung berbalik dan melihat pelatih dan asisten pelatihku belari menghampiriku.

“Min Ha Na! Min Ha Na! Min Ha Na!”teriak koor seluruh penonton di stadion ini

“Chukkae,dongsaeng-a! Chukkaheyo! Saranghabnida!”teriakk Hyo Jung onni sambil memelukku
Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa saat ini. Apa yang kuinginkan saat ini, sudah menjadi kenyataan. Aku berhasil menang melawan Saina yang merupakan seniorku itu. Ia tampak sangat kecewa saat ini. Aku sempat meliriknya yang meneteskan air mata.
Mungkin rasa sakit yang kembali menghampiriku ini tidak sebanding dengan kemenangan yang barusaja kuraih. Perasaanku yang bercampur aduk takkan mungkin bisa mengalahkan rasa sakit ini (?).
Aku berjalan menuju net tempat Saina sudah menunggu. Ia mengulurkan tangannya sebelum aku benar-benar sampai di dekat jaring.

Sebelum aku sempat menyambut uluran tangan Saina, tubuhku tiba-tiba saja goyah dan aku jatuh dengan posisi menghimpit kaki kiriku.
“Andwae!!”teriakku sambil memegangi kakiku

“Ha Na! Ha Na! Kau bisa dengar aku?”teriak pelatihku panik
“Pasti kakimu bermasalah lagi!”ucap asisten pelatih
“Jangan menggerakkan kakimu terlaluu banyak!”instruksi Jung ahjussi

Lalu, beberapa orang membopongku dan membawaku dengan tandu ke luar lapangan.
Aku sempat tersenyum pada Saina sebelum benar-benar meninggalkan lapangan.

“Yaak-! Apa yang kau lakukan,pabo?!”teriak Yongdae oppa
“Mwoya?!”balasku sambil terus berjalan menuju jendela kamar rumah sakit
Kau tahu? Aku sukses mendapatkan operasi pada kaki kiriku kemarin sore setelah pertandingan yang sangat bersejarah bagiku. Saat ini, aku juga sudah merasa agak baikan daripada kemarin. Jadi, daripada bossan tidur terus, lebih baik jalan-jalan sedikit mengitari ruangan kamar inapku.
“Heh, kau baru selesai operasi tetapi sudah mau jalan! Bisa-bisa kakimu itu diamputasi!”
“Kau pikir aku anak kecil?”tanyaku makin ketus pada oppa yang mulai menganggapku seperti anak kecil,”Kakiku tidak akan diamputasi karena aku mencoba berjalan,”
Aku membuka jendela dan merasakan angin musim panas menyesap masuk ke ruangan. Kamar rawatku terletak di lantai tujuh rumah sakit ini. Dari sini, aku bisa melihat Big Ben (?) yang menjulang tinggi ke langit. Juga beberapa tepat yang sebenarnya sangat ingin kukunjungi setelah olimpiade ini.

“O,ya kenapa kau tidak ke stadion,oppa?”
“Pertandinganku kan baru besok,”
“Oh,”
Aku mengangguk pelan

“Ha Na-ya!”sapa Ji Hyun yang baru masuk ke kamar ‘baru’ku ini. Ia membawa sekantong plastic putih penuh. Apa isinya,ya???
“Lho, kenapa kau sudah jalan? Bukankah baru kemarin operasinya? Ini baru… dua puluh jam setelah operasi tetapi kau sudah berjalan. Kau ingin mati,ya?”tanya Ji Hyun ‘langsung’
“Sepertinya ia memang sudah bosan hidup,”imbuh Yongdae oppa
“Yaa, terserah kalian deh!”balasku, lalu kembali berjalan menuju ranjang rumah sakit yang terasa keras. Sebenarnya sih, ranjangnya biasa-biasa saja. Bahkan malah lebih baik dari ranjang di kelas-kelas karena aku berada di ruangan VIP rumah sakit ini. Namun, yang namanya rumah sakit, bagaimana mau seenak kamar hotel tempatku menginap kemarin?

“Oppa, kau disuruh ke stadion oleh Jae Sung appa,”ucap Ji Hyun
“Appa? Tidak salah tuh?”tanyaku sambil tersenyum kecil
“Aku lebih senang memangilnya appa daripada oppa,”jawab Ji Hyun enteng
“Baiklah. Hana, dul, set, net…”
“Jangan meremehkan namaku!”perintahku
Yongdae oppa tersenyum kecil,”Aku pergi dulu,ya! Jangan beranjak dari tempat tidur itu! Bye!”

Aku mencibir setelah pintu ditutup.
“Heh, kau tahu tidak?”tanya Ji Hyun
Nah, sepertinya ini berita hangat! Kalau Ji Hyun sudah bertanya seperti ini, berarti ini adalah berita terbaru dari Korea! Hehehehe… siapa bilang atlit tidak butuh informasi entertainment? Semoga saja bukan berita ‘murahan’ itu!
“Apa?”
“Kemarin aku melihat Jonghyun di stadion,”
“Jonghyun? Jonghyun siapa? Saudaramu? Pacarmu?”
Ji Hyun menepuk keningnya,”Ya, ampun! Kim Jong Hyun! Kau kenal dia kan? Kim Jong Hyun! Bling-bling jjong! Biasku di SHINee!”

“Fighting,jjagiya!”

“Maksudmu…. SHINee… di…”
“Ya! Binggo! Itu benar!”potong Ji Hyun,”Jonghyun SHINee. Tidak menutup kemungkinan member-member lainnya di sini juga. Kau ingin bertemu dengan Min Ho kan? Ya,kan?”
Aku mendorong pelan telunjuk Ji hyun yang mengarah ke hidungku
“Tidak. Siapa bilang?”elakku
Ji Hyun tersenyum menyelidik padaku,”Ayolah, Ha Na! Jangan berbohong lagi padaku! Kau bisa bohong pada Hyo Jung onni kalau kau tidak punya pacar, tetapi padaku, jangan harap!”
“Swear!”ucapku sambil mengangkat dua jari tangan kananku
“Kenapa kau waktu itu marah besar saat melihat majalah yang kuberikan? Minimal kalau kau memang bukan pacarnya Min Ho, kau adalah fans terbesarnya. Tetapi, melihat kontak nomor di ponselmu juga pesan-pesannya, siapa lagi Min Ho yang setiap hari mengirimu pesan singkat dengan ucapan maaf itu?”
Aku langsung menatap Ji Hyun,”Kau…Kau… Kau membaca pesanku?!”
Ji Hyun mengangguk tanpa rasa bersalah,”Salah siapa ponselmu kau titip padaku!”
Ia kemudian mengeluarkan ponselku dari saku bajunya.
“Hyaaaa…. Siapa yang mengizinkanmu melakukannya?! Kau ingin kucincang,hah?!”
Ji Hyun mencibir ke arahku,”Kau tidak bole bergerak terlalu banyak karena kakimu belum pulih. Jadi, ceritakan saja yang sebenarnya padaku, Min Ha Na-ssi! Aku bukan wartawan kok! Minimal besok pagi berita kau berpacaran dengan Min Ho akan tersebar ke seluruh tim olimpiade Korea,”
Sebenarnya, aku ingin sekali meninju wajah anak ini! Tidak peduli kedua orangtuanya ikut saat ini karena menjadi manager tim bulutangkis. Kalau saja kakiku tidak dioperasi kemarin.

Seorang petugas dari rumah sakit ini masuk dengan seikat bunga di tangannya.
“Excuse me, miss. This is a gift from your friend,”ucapnya sambil menyerahkan bunga itu padaku
“Nde? Nugu?”tanyaku, lalu cepat-cepat menyadari orang itu tidak mengerti bahasa Korea,”Who is him or her? Can I see him?”
Ji Hyun tampak terkikik mendengar bahasa Inggrisku yang kacau balau
“Hmm…I don’t know. After he gave it to me and asked for help, he went away,”
“Ah, ne,”ucapku sembari mengangguk pelan. Apa maksudnya,ya?

Petugas itu keluar dari kamar rawatku dan setelahnya, Ji Hyun langsung tertawa keras.
“Ternyata bahasa Inggrismu tak terlalu bagus! Hahahaha….”
“terserah padamu Sung Ji Hyun!”balasku berteriak lalu mencari-cari alamat si pengirim
“사랑해요”
“Sarangheyo?”ulang Ji Hyun sambil mengambil buklet bunga itu dariku
“Siapa yang mengirim? Fansku?”
“Fans? Kau punya fans,ya?”cemooh Ji Hyun
Aku tersenyum kecil,”Kau kan tidak punya fans! Jadi, wajar saja kau terperangah melihat pesannya,”balasku
“Pabo!”ucap Ji Hyun,”Kau sama sekali tidak tahu siapa pengirimnya?”
Aku menggeleng. Sepertinya ia sudah mulai serius lagi.
“Choi Min Ho! Tidak diragukan lagi!”
“heh, dari mana kau yakin?”
“Aku kan punya insting yang lebih baik darimu,”
“Oh,ya? Lalu, kenapa kau kalah dari Saina kemarin?”
Ji Hyun tersenyum kecut,”Aku tahu. Aku tahu. Kau adalah juaranya! Min Ha Na, super model korea yang mendulang medali di Olimpiade!”
“Dari mana kau yakin pengirim bunga ini adalah Min Ho? Jelaskan dengan jelas tanpa memakai instingmu itu!”

*Min Ho POV*
“Kau yakin Ha Na sudah di hotelnya? Ia kan baru dioperasi dua hari yang lalu,”ucap Jonghyun hyung
Aku mengangguk pasti,”Yakin. Kemarin kulihat ia sudah masuk ke dalam hotel ini,”
“jadi, kau memata-matainya,ya?”
Aku mengangguk dan tersenyum

“Sepertinya ada di restorannya,”ucap Onew hyung
“Ayo! Kajja!”
Aku atau kami memasuki restoran yang terletak di lantai dasar hotel ini. Tidak terlalu ramai memang. Kurasa restoran ini akan penuh pada pukul 7 nanti. Skerang masih pukul 6.
“Mereka di sana!”ucap Jonghyun hyung sambil menunjuk ke satu arah
“Itu Ha Na!”
Aku mengikuti arah telunjuk Onew hyung. Ha Na sedang berbincang-bincang dengan teman? Mungkin pelatihnya. Ia kemudian menyuap makanannya.

“Annyeonghaseyo!”sapa Jonghyun hyung
Beberapa wajah yang tidak kuketahui namanya ini menatap kami bertiga kaget. Apalagi yeoja yang disamping Ha Na.
“Oh, kalian jadi datang,”ucap ahjussi yang kemarin kutemui
Kami tersenyum
Kulirik Ha Na yang masih cuek. Apa ia tidak mengenaliku? Kalau begitu, akan buka saja kacamata ini!

“Jangan dibuka!”desis Onew hyung saat tanganku sampai di gagang kacamata hitam ini
“Jonghyun-ssi, boleh aku minta tanda tanganmu?”tanya seorang yeoja
Jonghyun tersenyum lalu mencoret selembar kertas dengan tanda tangannya. Lalu, yeoja itu menyodorkan kertas itu pada Onew hyung. Dan terakhir aku.
“Woaa, Min Ho! Aku senang kau juga iktu datang”ucapnya lalu kembali duduk

Kulirik Ha Na yang terlihat makin cuek saja. Ia sudah menyelesaikan makan malamnya.
“Onni, aku kembali ke kamar dulu,ya? Aku mau tidur,”ucapnya sambil berdiri
“eh, kau tidak mau berbincang dengan mereka dulu?”tanya pelatih Ha Na itu
Ha Na menoleh pada kami, lalu menggeleng
“Aku sudah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,”desis Ha Na

“habislah kau,Min Ho!”desis Onew hyung

*Ha Na POV*
Huaaa… apa-apaan ini?! Kenapa Jonghyun oppa, Jinki oppa, dan ‘anak itu’ datang sih? Merusak makan malamku saja! Huaaahhh… mau apa lagi sih dia?!
“Onni, aku kembali ke kamar dulu,ya? Aku mau tidur,”kataku sambil berdiri
“eh, kau tidak mau berbincang dengan mereka dulu?”tanya Hyo Jung onni sambil menunjuk ke arah tiga orang tamu yang tampak sedang berbincang dengan manager tim
“Aku sudah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,”ucapku dan langsung membuat Min Ho –yang memakai kaca mata itu- menoleh padaku. Uugh! Sok misterius! Buka saja kacamatamu itu! Atau jangan-jangan…

“Ha Na! Jeongmal mianhae! Jeongmal saranghabnida!”teriaknya saat aku baru berjalan dua langkah
Hyaaaa!!! Berani-beraninya kau membuatku malu di depan pelatihku, Choi Min Ho!!
AKu mengepalkan tanganku dan berbalik perlahan. Min Ho sudah berdiri di depan meja makan
“Maaf, anda bicara dengan saya?”tanyaku. Kalau bukan di hadapan Hyo Jung onni dan kepala tim, sudah kucincang kau!
Min Ho tampak kaget mendengar responku,”Ya,”jawabnya agak gelagapan sambil mengangguk
Aku tersenyum,”Sepertinya anda salah orang. Luna will angry to me if she know that you have been said it to me,”
Aku kembali berbalik dan meremas jari-jariku sendiri.

“Jangan pura-pura kau tidka mengenalku, Min Ha Na!”ucapnya
Aku kembali berbalik,”Well, ya! Aku mengenalmu, Choi Min Ho-ssi! Tapi, kau bukan kekasihku. So, aku bikan siapa-siapamu lagi,”
Seluruh teman satu timku terperangah mendengar jawabanku. Kecuali Ji Hyun yang sudah berdiri.
“Ha Na hanya marah padamu. Ia sebenarnya mencintaimu,Min Ho! Kau tahu lah, sifat Ha Na itu bagaimana. Kemarin saja ia bilang kalau pukulan terakhirnya saat melawan Wang Xin itu untukmu,”
Min Ho tersenyum penuh kemenangan padaku
Lalu, ia berlutut di hadapanku.
Hyaaa!!! Kau ingin menjatuhkan imejku sebagai atlit terbaik?!

“Please! Maafkan aku!”ucapnya
Kulihat beberapa, eh semua orang yang melewatiku menatapku bergantian dengan Min Ho. Ada yang menggeleng saja, kemudian tersenyum.
“Kau ingin membuatku mati malu? Hah?!”desisku
“Aku akan berdiri lagi kalau kau menerima permintaan maafku,”balasnya. Kali ini ia meraih tanganku

Oh my god! Bagaimana ini?! Habislah aku!

*Author POV*
Lima hari kemudian….
“Min Ho, apa benar berita-berita itu?”
“Apa benar kau berpacaran dengan Min Ha Na?”
“Kenapa selama ini kau menyembunyikan hal itu?”

Min Ho hanya tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu. Ia terus berjalan sampai di depan pintu gedung MBC. Lalu ia berbalik dan masih mengumbar senyuman.
“Berita-berita itu sepenuhnya benar. Saya sudah berpacaran dengan Min Ha Na sejak enam bulan yang lalu…”

Sementara itu, di rumahnya, Ha Na yang sedang menonton TV bersama kakaknya langsung menekan tombol power di remote control TV yang dipegangnya.
“Huh, weo?!”tanya Geun Young tidak terima siaran TV favoritnya dimatikan oleh Ha Na
“Huuaaaa!!!!!”teriak Ha Na,”Kenapa beritanya jadi serumit ini?!”
Geun Young hanya terkikik,”Makanya, kalau berpacaran itu dengan orang biasa saja! Tidak rumit jadinya!”
Ha Na mencibir pada onninya dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

Perlahan, sebuah senyuman terlukis di wajahnya.
“Min Ho-a! Saranghae!”pekik Ha Na dalam hati


END

Komen,yaahh? Komen, komen,komen!^^ jangan komplen karena Yongdae oppa ga ada di akhir ceritanya, soalnya oppa lagi di rumahku jadi ga bisa ikutan dalam FF ini (?) *saraph!* Okeee… sampai ketemu lagi readers?!! #plakk

You're The Owner of My Heart -3a-

Title : You’re The Owner of My Heart -3a-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Friends, Chapters, Fanfiction, SHINee, Lee Yong Dae
Genre : Love / Romance, Dreams
Cast :
-Min Ha Na -Choi Min Ho -Lee Yong Dae -Lee Hyo Jung
-Wang Shixian -Sung Ji Hyun -another cast.
NB : Ini chapters terakhir yg saiiya buat apa adanya *plakk.TRus kalo dijadiin satu chapters aja rasanya kepanjangan jadi author bikin 3a n 3b aja. Mohon maaf jika ada kekurangan! Hehehe… cekidot readers!

“Kau cemburu pada Luna?”tuding Yong Dae oppa setelah kujelaskan semuanya. Sedetail-detailnya mengenai berita ‘murahan’ yang mengobrak abrik konsentrasiku untuk bertanding hari ini.
Aku menatap jalanan yang mulai ramai melalui jendela bus. Tidak terpikirkan jawaban apa yang akan kuberi pada Yong Dae oppa.
“Setidaknya pasti kau juga akan ‘terpancing’ kalau Yoona, pacarmu –jika itu terjadi-, terlibat gossip dengan Nickhun temanmu, seperti yang kualami,”jawabku apa adanya (?)

“Oke, Ha Na!”ucap Hyo Jung onni, pelatihku, “Figthing! Tampil all out saja! Kau masih muda dan bisa mengikuti olimpiade empat tahun lagi!”
Aku menatap pelatihku itu terbelalak. Bukankah kemarin ia mengatakan dengan semangat berapi-api kalau aku pasi bisa mengalahkan lawanku kali ini? Kenapa sekarang beribah menjadi kata-kata tanpa semangat? Putus asakah dia setelah melihat kemampuan Wang Xin itu? Aish-!
“Aku akan melawan salah satu dari kwartet Wang itu habis-habisan kali ini. Kemarin saja Wang Yihan sudah kuhabisi, kenapa Wang Xin tidak?”balasku sambil turun dari bus meninggalkan Hyo Jung onni dan Yong Dae oppa yang –mungkin saja- menatapku heran melihat sikapku yang mendadak cuek seperti ini.

Hhuuaaa! Kalau aku menang, kemenangan ini kupersembahkan untuk pelampiasan perasaanku pada Choi Min Ho-ssi dan untuk ‘kekasih’nya itu, Luna-ssi! Wang Xin onni, bersiaplah mendapat ‘hadiah’ beruntun dari hatiku yang terdalam!

*Onew POV*
“Hyung, aku izin tidak latihan hari ini,ya? Lelah sekali! Aku mau tidur dulu. Bye!”

Heh? Tidak salah? Lelah ia bilang? Semalaman kemarin dia tidur dari jam 7, sekarang baru 2 jam setelah ‘siuman’ ia bilang lelah?!
“Min Ho-a!”teriakku sebelum pintu kamarnya tertutup
Namun terlambat. Min Ho langsung menutup pintu kamarnya dengan sekali hentakan setelah mendengar teriakanku.

Kenapa anak itu? Tiba-tiba malas saja. Huh, susahnya terlibat gossip dengan wartawan! (?)

“Min Ho-ya!!”teriak Key sambil menggedor-gedor pintu kamarnya *anggap aja Min Ho sekamar ama Key*
Tidak ada jawaban dari kamar.
“Choi Min Ho! Buka pintunya! Aku mau masuk!”teriak Key sekali lagi

“Kenapa lagi dia?”tanya Jonghyun sambil mengambil posisi duduk di sebelahku.
Aku mengangkat bahu,”Naneun molla,”

“Choi Min Ho! Aku tahu kau di dalam! Cepat bukakan pintu atau kau…!”teriakan Key atau lebih tepatnya ancaman itu berhenti ketika pintu kamar dibuka. Min Ho tampak menatap Key dingin dan membiarkan teman sekamarnya masuk
“Tidak usah pakai dikunci! Kita latihan satu jam lagi!”ucap Key
“Ne,”jawab Min Ho ogah-ogahan

Key duduk di sebelah Jong Hyun sambil memasang earphonenya dan mulai mendengarkan music dari iPodnya.
“Kau tahu Min Ho kenapa?”tanya Jonghyun
Key menggeleng,”Sepertinya tidak berhasil menghubungi Ha Na,”

Oke. Kalau masalahnya sekarang karena Min Ho tidak berhasil menghubungi Ha Na, kenapa ia bisa jadi sekalut itu? Speerti kehilangan semangat hidupnya. Apa Ha Na sempat mengancam membunuhnya saat ia menelepon tadi pagi? Entahlah. Lihat saja nanti! Ya. Lihat saja setelah Ha Na pulang!

*Ha Na POV*
Kubiarkan keringat menetes melalui pelipisku. Panas yang kurasakan belum sebanding dengan keinginanku untuk melakukan jumpsmash ‘pelampiasan’ sekaligus penghabisan, dan keinginanku untuk mengalahkan Saina Nehwal yang sudah pasti menjadi lawan diantara aku atau Wang Xin di babak final. Dan keinginanku untuk meraih medali emas di tahun-tahun pertamaku di dunia bulutangkis.

“Fighting,Ha Na!”teriak Hyo Jung onni dari belakangku. Semangatnya tampak kembali muncul saat aku memenangkan set kedua dari Wang Xin tadi dengan skor 21-10. Ia bahkan terlihat lebih bersemangat dariku.

Oke. Min Ha Na! Desisku

Kulayangkan pukulan serve jauh ke arah baseline Wang Xin. Ia reflex mundur dan memukul bola yang membentuk pukulan lob panjang ke arah kanan lapanganku.

Jangan sekarang!
Aku berdebat sendiri dengan diriku untuk melakukan pukulan eksekusiku. Tidak sekarang! Ya.

Aku berlari ke dekat jaring untuk menangkap bola.
Terselamatkan!

*Min Ho POV*
“Yaak-!”teriakku dalam hati dengan perasaan gugup yang tak karuan saat menyaksikan Ha Na mengejar bola menuju net
Terlihat senyuman tipis menghiasi wajahnya saat kembali mundur ke tengah lapangan.

Apa tidak lelah?
Ya.
Apa tidak gugup?
Pasti.
Apa kau tidak merindukanku,Ha Na?

I miss you Ha Na! My first lady! Apa kau mempercayai berita itu sepenuhnya? Kuhgarap jangan! Jangan atau tidak!

*Ha Na POV*
Ya. Inilah saatnya! Kesalahan ini!

Kulihat Wang Xin yang tampak sangat kalut setelah melihatt pukulan netnya melambung tinggi ke belakang lapanganku.
AKu berlari mundur, lalu dengan sigap melompat setinggi-tingginya.

“Untuk Luna, dan Min Ho! Saranghabnida!”desisku lalu memukul bola putih itu

“Bu!!!”teriak lawanku dari seberang sana

Aku mendarat kembali ke bumi dengan tatapan kosong.

“Ha Na!!!!”teriak Hyo Jung onni melengking memenuhi telingaku. Ia memelukku sambil melompat-lompat kegirangan.
Aku tetap diam sementara ia menggucang tubuhku.

“Apa…yang…terjadi?”

Hyo Jung onni menatapku heran
“Kau…? Kau..?”

“And the winner is Min Ha Na from South Korea…”

“Aaaaaa!!!!”
Aku berteriak lantang dan kali ini memeluk pelatihku dan asisten pelatihku sambil melonjak kegirangan.
Mungkin sebagian atau bahkan seluruh penonton di sini heran kenapa aku terlambat merespon semuanya, tapi aku benar-benar sangat menikmati pukulan eksekusi terakhir tadi. Sangat amat melampiaskan!

Aku menghampiri Wang Xin yang sudah menanti di seberang jaring. Saat aku sampai di sana, ia tersenyum padaku. Lalu mengulurkan tangannya dari atas jaring.
“Selamat,ya! Semoga kau bisa menang di final!”ucapnya
Ha? Dia mengatakn itu padaku? Dengan raut wajah senang seperti itu? Apa ia serius?
Aku balas tersenyum. Agak kaget memang. Sikapnya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Awalnya, aku membayangkan ia akan menatapku tajam dan hanya bersalaman saja di jaring, lalu kami sama-sama meninggalkan lapangan tanpa suara.
“Xie xie,”ucapku

*Min Ho POV*
Wooowww!!!
Ha Na melompat!! Wooaaa!! Kerennya!

Chakkaman! Apa yang ia ucapkan barusan?!

Aku merebut remote TV yang sudah dipegang Taemin dan menekan tombol kembali untuk melihat rekaman kata-katanya.
“Luna, Min Ho… Saranghabnida…”
Taemin langsung menoleh padaku dan menatapku tidak percaya setelah mengucapkan apa yang diucapkan atau lebih tepatnya dibisikkan oleh Ha Na itu.
“Hyung,”ucap Taemin tertahan

“Oh,”ucapku tak mampu lagi menyembunyikan kekagetanku.
Ia mengatakan itu? Sebelum mengakhiri perjuangannya hari ini? Berarti…

berarti ia tidak percaya akan berita itu! Ya. That’s true!


*Onew POV*
“KAu mau ke mana?”tanyaku saat melihat Min Ho yang tau-tau sudah membawa sebuah koper keluar dari kamarnya. Padahal siang tadi ia tampak bermalas-malasan.
Apa… apa dia akan pergi…

“Min Ho-ya! Jangan pergi! Kau bisa ceritakan masalahmu padaku dan aku akan membantumu! Tolonglah! Jangan kembali ke rumahmu! Masih banyak yang bisa kita lakukan bersama! Jangan putus asa! Tolonglah! Jangan pergi!”kataku mencoba menghentikannya

Min Ho memperhatikan mimic wajahku.
Ada yang salah?

Bibir Min Ho tampak berkedut-kedut menahan tawa. Lalu saat aku terdiam memikirkan penyebabnya tertawa, Min Ho melepaskan tanganku yang mencengkeram lengannya. Ia menarik kopernya menuju pintu.
“Hah, kau mau ke mana?!”tanya Jonghyun tak lebih kaget dariku

“Eh, kau mau ke mana?”tanya Key khawatir

Kami bertiga –aku,Key, dan Jonghyun- menghampiri Min Ho yang tengah memasang sepatu ketsnya.
“Kau kenapa pergi? Apa kau membuatmu marah? Apa kau tersinggung dengan perkataanku siang tadi? Aku minta maaf. Benar-benar minta maaf,Min Ho! Jangan pergi! Jeball, kembalikan kopermu dan kita bisa berbicara baik-baik! Aku janji, aku tidak…”jelas Key terpotong
“Aku tidak bisa. Aku harus pergi,”
“Mwo?!”pekikku tertahan,”Jangan pergi! Kau tidak bisa keluar begitu saja dari SHINee! Kita ini keluarga!”
Min Ho kembali menatapku,”Ya. Aku tahu,”
“Katakan apa saja maumu! Aku akan melakukannya untukmu!”ucap Jonghyun
Min Ho menoleh pada Jonghyun,”Jincha?”
Jonghyun mengangguk. Juga aku dan Key. Berharap Min Ho akan berhenti melakukan aksi kaburnya ini.

“Telepon hyung manager dan bilang sediakan hotel, tiket pesawat, dan tiket final olimpiade pertandingan bulutangkis di London,”ucapnya,”Sekarang!”
“Kau tidak…”ucap Jonghyun tertahan,”Oke. Baiklah!”

“Hyung, Min Ho dan aku akan ke Inggris hari ini. Tolong sediakan tiket pesawatnya dan tiket final bulutangkis tunggal putri di olimpiade London,”
“Oh,”ucapku bersamaan dengan key
“Kau tidak bisa pergi!”ucapku
“Kau harus tetap tinggal di sini!”ucap Key
Jonghyun menggeleng, lalu tersenyum
“Aku tidak bisa membiarkan dongsaeng tersayangku pergi jauh tanpa pengawasan,”ucapnya lalu menghilang

Nah, sekarang, siapa yang menjadi leader sebenarnya? Aku atau Jonghyun? Kenapa ia bertindak seperti seorang leader?

“Andwe!!!”teriakku lalu menyusul Jonghyun

*Ha Na POV*
“Kau sudah siap untuk hari ini?”tanya Yongdae oppa aku memasuki lapangan
Aku mengangguk
“Kau pasti menang!”ucapnya
Aku mengangguk lagi
“Aku yakin kau pasti menang! Kau pasti mendapatkan semnagat full hari ini!”
Aku menoleh pada oppa yang terlihat celingak-celinguk menghindari tatapan penasaranku.

“Ha Na, kajja!”ucap Hyo Jung onni
“Ne,”ucapku lalu berdiri. Aku melirik Yongdae oppa sekilas,”Kau harus mentraktirku makan hari ini kalau aku menang,oppa!”
Yongdae oppa terkikik,”Harusnya kau yang mentraktirku! Fighting,dongsaeng!”
Aku tersenyum, lalu mengikuti Hyo Jung onni yang berjalan mendahuluiku.

Hyo Jung onni menyuruhku berdiri di depannya setelah kami sampai di ambang pintu. Saina Nehwal, lawanku kali ini. Ia dari india *emang!*. Ia sempat tersenyum padaku. Aku balas tersenyum padanya sambil terus merilekskan diriku dengan mendengarkan music.
“Please welcome, Miss Saina Nehwan from India, and Miss Min Ha Na from South Korea!”
Aku mengikuti Saina yang sudah mendahuluiku.

Perlahan, aku melepaskan earphone yang melekat di telingaku. Dan melambai kepada penonton. Wuuaaa! Ramai sekali! Kupikir pertandingan ini akan menyisakan kursi kosong di tribun. Tetapi ternyata? Penuh semua!

Aku tersenyum pada sekelompok orang Korea –seperti yang kuyakini- yang mengibarkan spanduk bertuliskan hangul dengan bacaan “saranghae, Ha Na-ssi”. Aku melambai pada mereka.
“Fighting, Ha Na!”teriak mereka bersamaan dengan beberapa suara lainnya. Sesungguhnya bukan itu yang menarik perhatianku
“Fighting,jjagiya!”teriak orang itu sekali lagi
Aku mengedarkan padanganku. Tidak menemukan orang itu.

Min Ho ada di sini? Tetapi mana? Kenapa aku tidak bisa melihatnya? Apa ia benar-benar di sini?
Kurasakan secercah harapan untuk menang yang semakin menggunung di hatiku saat ini. Semangat yang tidak kurasakan selama beberapa kali pertandinganku. Tapi kini, aku kembali merasakan harapan itu kembali ada. Ada karena Min Ho! Ya. Aku yakin itu! Walaupun aku berusaha menyangkalnya, tetapi hatiku tidak akan pernah berbohong bahwa aku mencintainya. Aku mencintai Choi Min Ho!
Karena terus memikirkan suara yang menyemangatiku tadi, aku jadi melupakan di mana dan untuk apa aku di sini saat ini!
“Heh, kau dengar tidak?”tanya Hyo Jung onni menyikut lenganku
“Ha? Ne,”jawabku agak tergagap gagap
“Kau harus bisa menjatuhkan mentalnya di tahap-tahap awal! Baru kau bisa menyerang dengan kekuatan penuh! Arachi?”
Aku mengangguk dan mengambil raketku.

Jika ia ada di sini, berarti secara tidak langsung ia sudah membuktikan padaku bahwa berita itu salah,kan? Secara tidak langsung juga, ia juag menunjukkan kalau ia mencintaiku. Benar bukan?
Bagaimana kalau ia tidak di sini?
Aku menggeleng cepat.
Tidak. Optimis ia ada di sini, Ha Na! aku dengar suaranya tadi! Tidak mungkin itu suara lain! Tidak ada suara seorang pun di dunia ini yang mirip suaranya. Kau pasti benar! Ia ada di sini! Diantara ribuan penonton!

“Ha Na, fighting!!”teriak Hyo Jung onni sebelum Saina memukul bola serve

*Min Ho POV*
Sampai satu setengah jam setelah memulai pertandingan, Ha Na belum juga menyelesaikan pertandingan ini. Ia masih saja berjuang keras untuk meraih kemenangan.
Aku jelas-jelas tahu apa yang ia inginkan! Medali emas. Bukan perak apalagi perunggu. Tetapi, sebegitu besarkah pengorbanannya? Mengabaikan rasa sakit pada kakinya yang sepertinya mulai ‘bangkit’ lagi itu. Jelas ia kesakitan akibat jatuh di set pertama tadi. Motivasi apa yang membuatnya sebegitu rela mengorbankan kaki kirinya yang dulu sempat hampir membuatnya gagal menjadi model?

__Flashback 3 years ago__
“Ha Na-ssi, sepertinya kau tidak boleh terlaluj memaksakan kehendakmu,”ucap dokter Lee
Ha Na terperangah,”Kenapa, dok?”
“Lihat ini,”dokter Lee memperlihatkan hasil rontgen pada Ha Na
Dokter Lee kemudian menunjuk salah satu bagian dari pergelangan kaki Ha Na dalam hasil rontgen itu.
“Di bagian ini,”ucapnya,”Bisa-bisa saja suatu saat akan kembali meradang. Kau mengalami masalah yang sangat rumit sebenarnya,”
“Rumit?”tanyaku. Ha Na hanya terpeleset di halaman rumahnya yang berumput. Dan kakinya terkilir. Itu saja. Rumit dari mana?!
“Kaki kirimu tidak bisa dipaksakan untuk berlari. Apalagi jika setelah ini kakimu terkilir lagi atau kau merasa sakit ngilu lagi. Bisa-bisa kau harus vakum dari dunia entertaimen selama beberapa bulan untuk operasi kakimu ini,”
“Lalu, apa aku harus mengoperasi kakiku sekarang?”tanya Ha Na tanpa rasa takut. Apa anak ini tidak memiliki rasa takut? Kenapa begitu tenangnya sih menghadapi vonis dokter Lee?

Dokter Lee menggeleng,”untuk saat ini kurasa kau hanya harus berhati-hati untuk melangkah ataupun berlari. Jangan sampai kakimu goyah saat berlari dan membuatmu jatuh. Itu saja,”
Ha Na mengangguk,”Apa kau perlu mengurangi pemakaian higheells?”
Dokter Lee tampak berpikir sejenak,lalu mengangguk,”Ada baiknya mengantisipasi. Aku tahu aku pasti dituntut untuk memakai higheels, tapi tidak ada salahnya sesekali absen memakai higheells,”
__Flashback END__

Ha Na sudah menghindari higheells sejak ia masuk pelatihan nasional. Dan ia jarang sekali tampil di TV saat ini. Tetapi saat ini ia jatuh gara-gara lapangan licin dan membuat kakinya kembali bereaksi.
Apa ia akan bertahan? Atau mengundurkan diri?
Kurasa ia tidak mungkin mengundurkan diri. Karena pertandingan ini adalah pertandingan yang selama ini ia inginkan. Tidak peduli apakah kakinya akan diamputasi sekalipun, pasti ia akan berusaha tampil untuk mengalahkan lawannya yang jelas-jelas dalam keadaan sempurna saat ini.
Tidak seimbang!

“Yaak-! Andwae!!”pekik Onew hyung sambil menunjuk ke arah lapangan
“Ha Na!”teriak Jonghyun hyung
Aku memperhatikan lapangan tempat Ha Na berada saat ini.
Ha Na tidak lagi berdiri. Ia terbaring di tengah lapangan dengan raket yang terlepas dari tangannya dan tangan yang memegangi pergelangan kaki kirinya.
“Ha Na-ya!”pekikku lalu berlari turun


Music

There is sweet music here. That softer than petals from blown roses on the grass, or night dews on still waters between walls of shadowy granite, in a gleaming pass (cr.Breaking Dawn by Stephenie Meyer)

Untitled-2-

aku tidak terlahir untuk mengikutimu, melainkan aku terlahir untuk mengikuti kata hatiku.
Hati nuraniku tidak akan penrh berbohong pada diriku. Bahwa aku, tiak akan pernah bisa bersama lagi denganmu.... :p

Untitled-1-

Jika saat itu aku tidak bisa menjadi diriku sendiri, maka saat ini aku akan mencoba untuk menjadi diriku sendiri.
Orang lain tidak bisa seenaknya masuk ke duniaku dan mengatur segalanya. KAU tidak akan pernah bisa mengaturku seperti dulu.

Selasa, 10 Mei 2011

New Rookie -5.Relationship-

Title : New Rookie -5. Relationship-
Author : Amy Lee
Categories : Comedy, Romance, Friendship, Chapters
Genre : Love, Comedy, Friendship
Cast :
-Alodia/Kang Yoo In -Lee Chae Ri/CR -Joo Na -Vanessa -SHINee
-Donghae -Eunhyuk -Choi Siwon -Lee Taemin -Super Junior
•••
*Author POV*
Pagi sekali Taemin sudah terjaga dari tidurnya yang sangat kurang itu. Setelah mencuci muka, ia masuk ke kamarnya yang diisi oleh Yoo In dan Dong Yi.
Ia melihat Yoo In yang masih tertidur. Kemudian, tangannya menyentuh pipi Yoo In.
“Sudah tidak panas,”desisnya
Ia kemudian menatap Yoo In penuh arti. Dan tangan kanannya menggenggam tangan Yoo In.
“Kupikir kau tidak akan datang. Jadi, aku tidak menunggumu sampai kau datang,”desisnya sambil memainkan rabut Yoo In yang dicat kecoklatan dengan tangan kirinya
“Apa kau menerimakku? Atau sebaliknya?”

Sementara itu, Onew yang baru bangun langsung melihat kamar Min Ho. Hanya ada Min Ho dan Jong Hyun.
“Bukankah malam tadi Taemin tidur di sini?”tanya Onew dalam hati
Lalu, ia menengok ke kamar Taemin. Ia menemukan Taemin di sana. Maknaenya itu sedang duduk di samping tempat tidur sambil menggenggam tangan Yoo In dan tangan yang lainnya memainkan rambut Yoo In.
Untuk beberapa saat, Onew terpaku di ambang pintu menatap kejadian itu.
Lalu, ia mendesah dan menjauh dari ruangan itu.
•••
*Chae Ri POV*
“Onni!”rengek Joo Na
“Onni-a!”rengeknya lagi, kali ini ia mengguncang bahuku
“Chae Ri onni!!!”teriaknya akhirnya

“Ada apa?!”tanyaku kesal
“Buatkan aku sandwich,”pintanya
Aku tidak mengacuhkan anak itu dan menarik selimutku kembali. Bagaimanapun kemarin malam aku tidur lewat tengah malam gara-gara mencari Yoo In! Dan pagi ini, aku kembali ditugaskan memasak? Apa mereka tidak bisa masak sendiri?
“Lee Chae Ri! Buatkan aku sandwich!”teriaknya tepat di telingaku

“Apa yang kau lakukan?! Hah?! Minta saja pada Sae Im! Aku masih mengantuk!”teriakku. Joo Na tampak terdiam dan menatapku ketakutan.
“Vane onni sudah pergi ke sekolah dari tadi,”

“Sekolah?!”ucapku sambil duduk
Joo Na mengangguk. Lagi-lagi ekspesi itu! Hhuuaaa! Kenapa aku selalu berhadapan dengan tampang innocent setiap pagi?!
“Baiklah, aku akan memasak pagi ini,”ucapnya kemudian,”Kau tidur saja lagi,”

Oke. Lee Chae Ri. Tenangkan dirimu!
Vanessa sudah berangkat ke sekolah. Joo Na akan memasak untukmu pagi ini. Tidak! Tidak untukku!
“Zhou Na!!! Berhenti memasak! Aku tidak mau kau membakar gedung ini!”teriakku lalu berlari menuju dapur
Kulihat Joo Na sedang mengoleskan selai stoberi ke atas roti yang sedang dipegangnya. Ia menatapku heran.
“Kupikir kau membuat sandwich atau sejenisnya yang memakai kompor,”ucapku dengan perasaan syukur. Sangat bersyukur Joo Na tidak memasak! Ia pernah hampir membuat rumah manager Kim terbakar hanya karena hendak menggoreng telur.

Kami terdiam beberapa saat. Joo Na tetap melanjutkan sarapannya.
“O,ya Yoo In onni ke mana?”tanya Joo Na
Ah,iya! Yoo In di dorm SHINee.
Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja.
“Itu ponselku!”ujar Joo Na dengan nada tak rela
Aku menekan beberapa kombinasi angka dan telepon pun tersambung.

“Yobosseyo? Haa, yeobo!”ucapku,”Apa Yoo In masih di sana?”
“Dia masih di sini. Baru sarapan. Kenapa?”tanya Jong Hyun diseberang
“Ani… apa perlu kujemput?”
“Terserah kau saja,”jawabnya tenang,”apa kau tidak mau bertemu dengan pangeranmu ini?”
“Yaak-! Berhentilah bercanda Lee Jong Hyun-ssi! Aku serius!”omelku
“Kau sudah memiliki pacar baru,ya?”tebaknya
“’Enak saja kau! Oke. Baiklah! Satu jam lagi aku akan sampai di sana. So,wait me,ya!”
“Percuma saja,”ucapnya kemudian
“Mwo?Percuma?”
“Ya. Yoo In baru saja pergi bersama Taemin menuju rumahmu,”
“Ya, sudahlah. Awas kalau kau berbohong! Bye,Bling-bling!”ucapku lalu memutus sambungan telepon

“Apa?”tanyaku pada Joo Na yang menatapku dari tadi
Ia menggeleng,”Kalian seperti tidak pacaran. Kau dan Jong Hyun oppa pacaran kan?”
Aku menatapnya heran, lalu mengangguk,”Kenapa kau berpikiran seperti itu?”
•••
*Yoo In POV*
Pagi ini, ketika aku terbangun, aku menemukan Taemin sedang menatapku. Kurasakan pula sebuah tangan menggenggam tanganku. Tangan kiri Taemin menyentuh pipiku sambil memainkan beberapa helai rambutku. Kupikir awalanya hanyalah ilusiku saja karena terlalu memikirkannya.
Tetapi, saat aku semakin membuka mataku, aku mulai melihat di mana aku berada. Di dalam sebuah kamar yang hangat. Selimut yang menyelimuti diriku. Pakaian yang baru. Tidak di taman.

“Kau sudah bangun?”tanya Taemin
Aku menoleh padanya dan menatapnya beberapa saat. Di sekitar matanya tampak bengkak, seperti kurang tidur. Ia menatapku dengan sorot kasihan, eh khawatir, eh atau apapun lah!
Aku mengangguk pelan,”Di…di mana aku?”
“Kau di dorm,”
Yaa, sepertinya aku memang di dalam rumah. Tetapi bukan di kamarku.
“Dorm siapa?”tanyaku kemudian
“SHINee,”jawabnya pendek,”Jangan khawatir!”lanjutnya setelah melihat mataku membelalak
“Aku sudah menelepon Chae Ri. Ia sudah tahu kau di sini,”jelasnya
“Bagaimana aku bisa sampai di sini?”
Yaa itulah pertanyaan yang kupendam dari tadi –dari saat bangun tidur-. Taemin tampak berpikir sejenak, lalu menatapku dalam.
“Apa?”tanyaku tidak mengerti ekspresinya
“Tadi malam aku menemukanmu di taman. Kau menggigil. Ternyata kau panas tinggi. Jadi, kubawa kau ke sini,”jelasnya,”Apa…kau…”
Aku menatapnya. Gugup. Aku lupa. Aku lupa kalau malam tadi aku mencarinya ke taman, tetapi tidak menemukannya. Lalu, aku merasa ada orang yang membawaku malam tadi. Apakah itu dia? Kupikir ya.
Aku menatapnya lagi. Kali ini, Taemin tidak lagi menatapku. Ia masih menggenggam tanganku.
“Kupikir kau tidak akan datang. Jadi, aku pulang saja. Tapi ponselku ketinggalan di taman,”
“Apa kau… sudah…”
Aku menerimamu, Lee Tae Min-ssi!

“Oh, kau sudah sadar?”tanya Jong Hyun oppa,”Tadi CR menelepon. Sepertinya ia mengkhawatirkanmu. Kalau keadaanmu belum baikan, kau bisa tinggal di sini dulu. Nanti siang atau sore biar Taemin yang mengantar,”
Aku mengangguk. Walaupun aku yakin ia tidak bisa melihat aku mengangguk.
“Aku sudahh baikan. Aku pulang pagi ini saja,”
Aku mencoba duduk, namun Taemin menahanku.
“Kau tiduran saja dulu. Biar aku ambilkan sarapanmu,”ucap Taemin lalu keluar kamar

Jong Hyun oppa memasuki kamar. Dan duduk di samping tempat tidurku.
“Apa kau….menolaknya?”
“Mwo?Siapa bilang?!”ucapku nyaris berteriak kalau saja tenggorokanku tidak terasa sakit. Siapa bilang aku menolak Lee Taemin?! Hhuuaah! Ada-ada saja!
“Oh,”ucap Jong Hyun oppa,”Tadi malam ia sangat panic saat menemukanmu setengah sadar di taman dalam keadaan nyaris membeku. Berteriak tidak sabaran pada kami semua,”
Oh,ya? Aku merasa senang! Ternyata ada juga orang yang peduli padaku.

Taemin kembali masuk ke kamar. Di tangannya berisi nampan yang penuh dengan sebuah mangkuk, segelas susu, dan sebuah apel. Ia sempat menatap Jong Hyun oppa dengan tatapan menyuruh pergi.
“Jika kau ingin pulang, katakana padaku. Biar aku yang mengantarmu,”
Aku terkikik,”Bilang saja kau ingin bertemu dengan CR!”
Jong Hyun oppa tertawa kecil lalu meninggalkan kamar

Taemin membantuku duduk dan bersandar ke dinding. Kemudian ia mulai menyuapiku makan. Kau tidak menolak. Kau tahu? Kalau yang menyuapiku bukan Taemin, aku tidak akan pernah memakan bubur hanya terasa asin ini!
“Apa kau suduah membaca e-mailku?”tanyanya setelah aku menghabiskan bubur yang sepertinya adalah bubur instan itu
Aku mengangguk,”Hmm… Vane membacanya lebih dahulu. Tapi,…”
“Bagaimana?”
Aku menatapnya,”Bagaimana apanya?”
“Jangan melakukan ‘aksi’mu di sini. Aku sudah tahu siapa kau,”ancamnya
“Apa itu benar-benar yang kau katakan?”
Taemin mengangguk
“Aku tidak percaya,”ucapku sambil tersenyum evil padanya
“Oke. Baiklah,”ucapnya,”Akan aku panggilkan orang-orang di rumah ini sekarang,”
Ia keluar kamar dan beberapa saat kemudian, Onew oppa, Key oppa, Jong Hyun oppa, Min Ho oppa, dan seorang wanita masuk ke kamar. Aku menatap Taemin tidak percaya. Apa yang akan dilakukannya?
“Berhubung ia masih tidak percaya,”ucapnya,”Aku akan mengatakannya sekali lagi dengan kalian sebagai saksinya,”
“Mwo?”desisku
Sejurus kemudian, Taemin berlutut di samping tempat tidur ini. Ia mengulurkan tangan kanannya padaku.
“Maukah kau menjadi yeojachinguku, Kang Yoo In-ssi?”
Aku mengerjap beberapa kali
•••
Malam ini, Nixie akan tampil di KBS Music Bank. Aku hanya bisa menonton acara itu melalui TV yang ada di ruang tamu. CR onni memaksaku untuk tetap tinggal di dorm sementara mereka bertiga plus manager Kim datang ke studio KBS.
Sejam sebelum acara itu dimulai, manager Kim sempat meneleponku dan menanyakan keadaan terakhirku.
“Yobosseyo?”sapa manager Kim
“Ne. Mworago?”tanyaku sedikit bermalas malasan karena saat ini aku sedang menikmati makan malamku ‘yang sangat indah’
“Bagaimana keadaanmu?”
“Baik,”
“Hmm… maksudku bukan itu,”
“Lalu?”tanyaku sambil menghentikan acara makanku
“Nanti sehabis acara, Nixie akan diwawancari tanpamu,”
“Ya, aku tahu. Lalu?”
“Kurasa mereka akan bertanya mengenai your relationship. Jadi, aku hanya ingin tahu pendapatmu,”
Aku mulai berpikir memutar otak mencari jawaban apa yang harus kuberikan.
Chakkaman! Darimana wartawan tahu? Padahal kan aku baru ‘resmi’ tadi pagi? Dan saat aku keluar dari dorm SHINee, aku tidak melihat satupun wartawan. Dan manager mereka pun bilang suasana diluar clear.
“Terserah kalian saja. Cepat atau lambat wartawan pasti akan tahu. SHINee tidak akan tampil kan?”
“Nah, itu dia!”ucap manager Kim,”SHINee juga akan tampil di Music Bank,”
“Yaa…”ucapku sambil memainkan rambutku sendiri,”Tanyakan saja kepada yang bersangkutan. Gak ngaruh buat gue,”
“Apa?”tanya manager Kim setelah mendengarku berbicara dalam bahasa Indonesia,”Sepertinya aku harus belajar bahasa Indonesia,”
“Hehehe… Menurutku Taemin oppa lebih tahu dariku,”
•••
Hhuaaa!! Joo Na tampil dengan baik! Dance-nya makin ‘tambah baik’ saja!
Vane tampil dengan gaya fashion mirip orang-orang di Harajuku. Deep pink!
Dan CR onni… aku makin iri saja melihatnya dengan gaya rambut terbarunya!! Ia memotong pendek rambutnya mirip dengan potongan rambut Sooyoung SNSD! Plus warna kecoklatan! Bisa turun pamorku sebagai The Most Fashionable Girl!

Masuk ke sesi wawancara…
“Kenapa kalian hanya tampil bertiga hari ini? Ke mana Yoo In?”
Vane tersenyum,”Dia sedang sakit. Kemarin malam badannya panas dan kata dokter harus istirahat. Tapi, kami harap ia segera bisa bergabung dengan kami lagi!”
“Ini adalah penampilan kalian yang pertama di Music Bank. Bagaimana pendapat kalian mengenai respon masyarakat yang menyaksikan acara ini malam ini?”
“Well, kami harap masyarakat dapat menerima kami dan genre music kami. Juga dapat mendukung kami untuk lebih maju di dunia entertain Korea,”jawab CR onni
“O,ya kalian tahu? Koreo kalian dipuji oleh banyak artis senior kalian. Bagaimana menurut kalian? Apa ada orang lain yang mengajari kalian untuk menari seperti itu? Atau kalian yang menciptakan gerakannya sendiri?”
Joo Na mengambil mikrofonnya,”Yaa, kami sangat berterima kasih atas pujiannya. Terutama Eunhyuk oppa yang sudah membantu kami dalam pembuatan klip video untuk single Chick juga mengajari Yoo In. Seluruh gerakannya kami yang menciptakannya sendiri,”
“CR, menurutmu apa pendapat kekasihmu Jong Hyun saat ia melihat penampilanmu tadi?”
CR onni tertawa kecil. Hhuaah! Jangan sampai Taemin oppa disebut-sebut!
“Menurutku ia akan memujiku. Karena kemampuanku jauh lebih baik darinya. Hahahah… Aku tidak tahu juga. Tapi kurasa, aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk tampil sempurna malam ini,”
Aku ikut tertawa mendengar ucapan CR onni. Kemampuan dance-nya lebih baik dari Jong Hyun oppa? Hhuaah! Impossible!
“Apa benar Taemin SHINee berpacaran dengan Yoo In?”
Nah, ini dia!! Apa yang akan dijawab oleh mereka??? Awas kalo macam-macam!
Vanessa tampak menampilkan senyum evilnya,”Kuharap mereka memang ‘benar-benar’ pacaran. Karena Taemin adalah pacar pertama Yoo In,”
Yaak-! Vanessa!!
“Yaa, mereka memang berpacaran. Dan kuharap itu akan berlangsung selamanya sampai mereka menikah nanti dan terpisahkan oleh maut. Hahahah…”
Aku tertawa kecut sendiri.
•••
“Kang Yoo In!”teriak Vanessa minggu pagi ini. Hhuaa, anak ini tidak mengerti aku sedang capek saja!
“Mwo?!”tanyaku ketus
“Kau tidak mau keluar?”
“Apa maksudmu?! Jangan berbelit-belit!”teriakku
“Ya,sudah, kalau kau tidak mau,”ucapnya lalu menjauh dari pintu,”Taemin, dia tidak mau. Katanya masih mau tidur,”

Tunggu! Taemin?!
Huuaa oppa!!

Terlambat! Taemin oppa sudah masuk ke kamarku. Tidak ada yang bisa kulakukan lagi saat ini!

“Hei, bangunlah!”ucap Taemin oppa lembut sambil menarik selimut tebalku
Aku mengerang pelan. Bukan aku tidak mau! Tapi aku tidak mau ia melihat wajahku saat bangun tidur seperti ini!
“Ayolah, sudah pagi!”perintahnya
“Hhuuaaa, aku masih ngantuk!”
“Apa kau akan melewatkan minggu pagi ini begitu saja dengan tidur? Padahal aku sudah susah-susah datang ke sini untuk mengajakmu jalan-jalan,”

Hhuaa! Mama, papa!! Please, help me! Masih ngantuk!!

“Ya,”ucapku pendek, lalu bangkit dan menuju kamar mandi
“Kutunggu kau di luar,ya!”
•••
“Keren!!!”pekikku ketika turun dari salah satu wahana di Lotte World
“Kau mau naik roller coaster?” Taemin menunjuk ke satu arah
Aku menggeleng. Terakhir kali aku naik roller coaster adalah saat aku ke Dufan dua tahun yang lalu. Akhirnya seluruh nasi goreng bikinan mama yang pagi harinya kumakan keluar lagi.
“Kau takut?”
Aku terdiam,”Ani…”
“Lalu?”
Kali ini Taemin menatapku dengan pandangan yang sangat ‘menjijikkan’ menurutku.
Aku mendorong pelan wajahnya,”Aku tidak mau!”

“Ini kan masih jam sebelas siang!”
“Aku tidak mau naik roller coaster!”
“Aish-! Kau itu!”
“Apa?”tantangku

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar tempatku kini.
“Es krim?”
“Yaak-! Kau baru saja demam! Malah mau makan es krim! Kalau kau sakit lagi bagaimana?”
“Siapa peduli?! Siapa suruh kau pulang duluan waktu itu! :p”
Aku berjalan meninggalkan Taemin menuju stand es krim yang ada di Lotte World. Lalu memesan satu es krim vanilla favoritku.
“Untukmu saja?”tanya Taemin
Aku mengangguk dan menjilati es krim coneku
“Dasar orang jenius memang biasanya egois!”
Aku memeletkan lidah pada Taemin yang baru saja hendak memesan es krim.

Hhuaa.. aku harap tadi ia mengajakku ke mall atau Apgeujong street! Ternyata ke Lotte World dan mengajakku naik roller coaster! Untung saja tidak jadi. Kalau jadi bisa turun pamorku!
•••



Yeyeyeyey.... komen yaa???

Senin, 09 Mei 2011

Refrain -2 + After Story-

Title : Refrain -2 END + Afterstory-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Oneshoot, Fanfiction, Friends, Super Junior
Cast :
-Lee Ji Eun -Super Junior
-Lee Dong Hae -Kim Ga Eul
-Choi Siwon

*Donghae POV*
“Oppa,Siwon mana?”
Aku menatap Ji Eun yang tampak memasang ekspresi childistnya. Aku yang selalu merasa gemas melihat wajahnya yang seperti itu langsung mencubit pipinya yang chubby itu.
“Aw, sakit tau!”
“Oh,ya?”tanyaku lagi, lalu mencubit pipinya sekali lagi
“Oppa!”
Aku tertawa melihat ekspresinya ini
“Entahlah. Aku tidak tahu. Katanya tadi ia pulang ke rumahnya,”jawabku akhirnya

“Oh, itu dia!”ucapku sambil menunjuk ke sebuah arah
“Siwon? Itu siapa?”tanya Ji Eun
Aku mengangkat bahu
Siwon tersenyum pada kami saat sudah berdiri di dekat kami. Kulirik tangannya yang menggenggam tangan yeoja di sampingnya.
“Nugu?”tanyaku
“Sunny imnida,”ucap gadis itu sambil tersenyum dan menatap Siwon mesra
“Dia yeojachinguku,”ucap Siwon sambil tersenyum
“Wooaaa!! Chukkae!”pekikku sambil menjabat tangan Siwon

Kau tahu? Aku senang bukan karena Siwon sudah memiliki yeojachingu, tetapi karena aku tahu, aku bisa mendapatkan Ji Eun dengan mudah setelah ini. Aku tahu, Ji Eun menicntai Siwon. Tidak ada salahnya mencoba kan?
Kulirik Ji Eun yang tampak diam terpaku. Matanya menatap kosong lantai yang kami pijaki saat ini.
Lalu, tanpa dikomandoi, Ji Eun menghempaskan kamus-kamus bahasa asing yang daritadi dipegangnya, lalu keluar dari ruangan ini.
Siwon menatap Ji Eun heran. Begitu juga Sunny.
“Dia kenapa?”tanya Siwon
Aku mengangkat bahu.

Hari ini, mereka sudah saling menyadarinya. Aku tidak bisa lagi menyusup masuk ke kehidupan mereka. Aku bukan siapa-siapa saat ini baginya. Walaupun ia tahu –barangkali- aku menicntainya.
Ingatanku kembali pada saat hari di mana Ji Eun memutuskan untuk menerima beasiswa sekolah di Paris.

“Oppa, kurasa aku akan mengambil beasiswa itu,”
“Kenapa?”tanyaku kaget. Jelas sekali aku kaget. Kenapa ia memutuskannya tiba-tiba? Padahal kemarin lusa ia masih teguh pada pendiriannya yang pertama, yaitu tetap melanjutkan kuliahnya di Seoul.
Ji Eun terdiam,”Aku ingin… lebih mendalami ilmuku di Paris. Paris kan kota mode, jadi mana tahu nanti setelah aku kembali, aku berhasil menjadi designer ternama!”jelasnya yang diakhiri dengan tawa palsunya
Aku menatap matanya dalam. Kuharap ia tahu apa yang kurasakan saat ini.
“Ji Eun-ah,”ucapku
“Ne?”
“Bisakah kau tinggal untukku?”
Ia menatapku tidak percaya
“Aku tahu, kau memutuskan ke Paris karena Siwon. Ya,kan? Dialah alasan utamamu. Kau ingin melupakannya,”
Ji Eun menggeleng,”Oppa, aku tidak bisa,”
“Ji Eun-a, tinggallah bersamaku di Seoul. Jangan pergi! Aku akan membantumu melupakan Siwon,”
“Aku tidak berniat melupakannya,oppa,”desis Ji Eun sambil tertunduk
Aku merengku wajahnya dengan kedua tanganku. Memaksanya untuk menatap mataku
“Biarkan aku masuk ke kehidupanmu. Biarkan aku membantumu melupakannya,”

Lalu, keesokan harinya, Ji Eun menyuruhku datang ke bandara tepat sebelum keberangkatannya.

“Oppa,maaf aku harus pergi! Kumohon sampaikan maafku pada Siwon karena tidak memberitahunya aku berangkat hari ini. Aku harap ia tidak sedih,”

Kenapa ia selalu mengingat Siwon? Kenapa ia tidak berusaha untuk melupakan nama itu? Sekali saja. Kenapa ia selalu peduli pada Siwon walaupun jelas-jelas Siwon telah melukainya?


*Ji Eun POV*
Siwon terus menggendongku sampai di mobilnya. Setelah ia mendudukkanku di kursi samping kemudi, ia pun masuk dan mengemudikan mobil perlahan meninggalkan gedung butik milik Mister Thomas. Ia sama sekali tidak berbicara sepatah katapun selama mengemudi. Aku juga tidak tahu apa yang akan kukatakan.

Siwon menghentikan mobil yang dikemudikannya di depan sebuah klinik. Aku memperhatikan klinik itu. Untuk apa dia membawaku ke sini?
Sebelum aku sempat melontarkan pertanyaan, Siwon sudah terlebih dahulu mengangkatku kembali. Ia membawaku masuk dengan tatapan penasaran dari beberapa pengunjung.

“UGD,”desisku,”Kau pikir aku sakit parah!”protesku dengan suara yang kecil
Kulihat bibirnya tertekuk membentuk sebuah senyuman kecil

“Ada apa,Siwon-ssi?”tanya seorang ahjussi yang mengenakan pakaian dokter setelah Siwon membaringkanku di atas tempat tidur di ruangan UGD ini
“Tadi ia terjatuh. Kupikir kakinya terkilir atau mungkin patah,”jelas Siwon pada dokter itu
“Mari kita lihat,”ucap dokter itu

Dokter Jang –seperti yang kulihat pada name tagnya- memeriksa pergelangan kaki kiriku dengan meraba bagian mata kakiku yang mulai terlihat bengkak itu.
“Apa kau merasa sakit?”
Aku menggeleng
Lalu, dokter Jang mengurut pelan bagian yang terlihat bengkak di kakiku itu dan aku mulai merasakan rasa ngilu yang sangat sakit itu.
“Sepertinya kakimu hanya terkilir,”ucap dokter Jang,”Apa kau terjatuh tadi?”
Aku mengangguk

Jangan sampai kakiku di gips (lagi)! Aku sedang membutuhkan kaki yang sempurna saat inI!

Siwon menyodorkan segelas kopi panas padaku. Aku menerima kopi itu dan menyesapnya perlahan.
Setelah dari klinik tadi, Siwon membawaku ke tepian sungai Han. Ia tidak bicara banyak. Aku tidak tahu kenapa. Padahal tadi dialah yang membawaku pergi dari Donghae oppa.

“Kakimu masih terasa sakit?”tanyanya
Aku menggeleng
“Apa…kuliahmu sudah selesai?”
Aku beralih menatap Siwon, kulihat ia sedang menatap lurus ke depan.
“Ya. Sejak tahun lalu,”

Kami terdiam untuk beberapa saat. Lalu, kurasakan Siwon menggenggam tanganku.
Aku mencoba menarik tanganku, namun ia malah menggenggam kedua tanganku dengan erat.
Aku menatapnya.
“Mianhae,Ji Eun-a,”ucapnya
Aku mengangkat alisku,”Wae? Kau tidak salah,”
Ia menggeleng,”Aku salah. Aku salah waktu itu tidak tahu keadaan yang sebenarnya,”
Aku memejamkan mataku sepersekian detik sambil menggeleng pelan
“Kau tidak pernah salah di mataku,”
Tatapan matanya yang sendu ini kembali meruntuhkan puing-puing pertahan diriku. Airmataku jatuh tak terbendung lagi.
“Uljima,”ucapnya sambil menghapus air mataku
Aku tersenyum, walaupun jelas-jelas perasaan itu kembali muncul dan tergambar jelas saat ini.
“Maukah kau memaafkanku?”
Aku mengangguk,”Aku tidak pernah menyalahkanmu karena memilih Sunny-ssi. Aku tidak bisa memaksakan perasaanmu padaku,”
“Hajiman, tanpa kau paksa pun sekarang, aku sudah mencintaimu. Saranghae,Ji Eun,”
Aku tersenyum lagi,”Saranghae,Siwon-a,”

*Donghae POV*
“Apa Siwon belum pulang juga?”tanya hyung manager. Itu adalah pertanyaan ke seribunya sejak Siwon dan Ji Eun pergi tadi siang
Aku menggeleng
“Memangnya Siwon dan Ji Eun-ssi itu sudah saling kenal,ya?”tanya Hyuk Jae
Aku tersenyum miris
“Kurasa mereka memang kenal,”jawab Leeteuk hyung

“O,ya bukankah kau juga ikut menyusul Ji Eun-ssi tadi siang?”tanya Heechul hyung
Aku mengangguk,”Kenapa?”
“Kau juga kenal Ji Eun-ssi,kan?”
“Menurutmu?”tanyaku balik

“Kurasa kau ‘terlibat’ diantara mereka bertiga,”kata Sungmin
Aku tersenyum kecil,”Tidak lagi saat ini,”

Aku melangkah keluar dari dorm. Meninggalkan mereka yang masih menatapku heran.

Ya. Aku tidak lagi terlibat dengan ‘urusan’ mereka berdua. Kecuali kalau Siwon kembali menyakiti Ji Eun.

2 weeks later…
*author POV*
“Mrs Choi, tolong kau antarkan pakaian ini ke dormnya Super Junior. Kau tau alamatnya kan? Semuanya untuk mereka bersepuluh. Mereka akan memakai pakaian ini besok. Jadi, tolong antarkan sekarang,”
Ji Eun melirik bosnya itu sekilas. Lalu kembali menatap layar laptopnya. Ia sedang berimajinasi dengan games dress-up yang khusus dibuat untuk mendesain pakaian-pakaian.
“Mrs Choi! Kau dengar aku tidak?!”teriak Mister Thomas. Kali ini matanya menatap Ji Eun yang masih sibuk dengan laptopnya itu
“Tidak ada yang bernama Mrs Choi di sini, Bos,”ucap Ji Eun enteng
Mister Thomas tampak mendengus kencang
“Yang kumaksud itu kau! Jadi, sekarang cepatlah pergi untuk mengantarkan pakaian-pakaian ini! Sekarang!”
“Nde?! Namaku Lee Ji Eun. Bukan Choi Ji Eun!”sergah Ji Eun
“Terserah apa katamu lah! Yang jelas,”Mister Tom menarik sebuah majalah yang baru saja tiba di mejanya pagi ini,”Berita ini aku yakin seratus persen benar!”
“Berita?”tanya Ji Eun
“Aish-!Kau bisa beli majalah ini nanti sepulang dari tempat Super Junior. Sekarang, pergilah! Go, go,go!”
Ji Eun bangkit dari kursinya dan berlarih ke meja tamu dan mengambil tiga buah tas besar yang terletak di sana.
“Atas nama siapa?”
“Super Junior dari Mister Tom. Bilang itu adalah pakaian yang akan mereka pakai dalam film terbaru mereka,”
Ji Eun melangkah tanpa suara menuju pintu keluar.

“Woooaaa, tinggi sekali!”ucap Ji Eun terpana melihat gedung apartemen yang ditempati oleh Super Junior
Walaupun ia sudah pernah beberapa kali datang ke tempat ini sebelumnya, tetapi tetap saja rasa kagumnya itu tidak beralih.
“Lantai dua belas? Hhmmmppfffhh…. Fighting!”

Ji Eun sampai di lantai dua belas dan setelah keluar dari lift, matanya ‘tepana’ melihat coretan-coretan di dinding, juga keadaan pintu apartemen yang ‘sangat mengenaskan’ itu. Bulu kuduknya bergidik ngeri.
Ji Eun lalu menekan tombol bel. Kemudian pintu terbuka sedikit.
“Nugu?”tanya namja di balik pintu
“Kiriman dari Mister Tom. Baju yang akan kalian pakai di film terbaru kalian,”jelas Ji Eun
Pintu terbuka semakin lebar. Ia dapat melihat keadaan seluruh apartemen dari pintu. Apartemennya sepi. Dan namja yang membukakan pintu itu sama sekali tidak beralih dari PSP yang dipegangnya.
“Kau tarus di atas meja sana saja,”perintahnya
Tanpa dikomandoi lagi, Ji Eun masuk dan menaruh tiga tas besar itu di atas meja. Lalu, ia berbalik dan memandang seluruh apartemen lagi.
“Mana Siwon?”tanyanya
“Dia pergi. Ada jadwal pemotretan,”jelas namja itu masih terpaku pada PSPnya

“Huuuaaaa!!! Aku kalah lagi!!!”teriaknya kemudian
Ji Eun menatap Kyuhyun heran.
“Dasar aneh,”desis Ji Eun
“Ji Eun-ssi?”ucap Kyuhyun
“Apa?”tanya Ji Eun
“Wooaa,aku tidak tahu kalau yang datang itu kau. Kupikir hanya kurir antar,”
“Yaa, aku memang kurir antar,”jawab Ji Eun sambil berjalan menuju pintu
“Kau mau ke mana?”tanya Kyuhyun
“Pulang,”jawab Ji Eun sambil menatap Kyuhyun
“Tidakkah kau mau tinggal di sini dulu? Siwon hyung sebentar lagi pulang,”
“Apa hubungannya denganku?”tanyanya balik
“Hyyaaa… anak aneh! Yeoja pabo!”ejek Kyuhyun,”Apa kau tidak mau bertemu dengan namjachingumu itu?!”
Ji Eun meringis, lalu dengan cekatan, tas tangan kecil yang dibawanya mendarat dengan sukses di kening Kyuhyun.
“Hyung…. Ada orang jahat yang memukul kepalaku!!!”teriak Kyuhyun
“Kau yang mulai duluan!”ucap Ji Eun membela diri

Lalu, dari arah kamar, keluar seorang namja lain yang telah rapi pakaiannya *maaf, bhsnya agak kacau!^^*.
“Kau mau ke mana,hyung?”tanya Kyuhyun pada Donghae
“Ada janji. Kau tunggu di dorm,ya! Aku pulang nanti malam. Oke?”
Pandangan Donghae beralih kepada Ji Eun.
Ji Eun berdiri termangu menatap Donghae. Donghae juga begitu.
“Ji Eun-ssi? Kau bisa temani Kyuhyun di sini,kan?”tanya Donghae mencoba tetap tenang

*Donghae POV*
“Kau mau ke mana,hyung?”tanya Kyuhyun
“Ada janji. Kau tunggu di dorm,ya! Aku pulang nanti malam. Oke?”jawabku sambil merapikan dasi hitam yang terpasang di kerah kemejaku
Aku melirik ke arah yeoja yang berdiri terpaku di sebelah Kyuhyun
Ji Eun. Ia di sini? Kenapa aku tidak tahu?
Aish-! Dia di sini itu kan wajar wajar saja!
“Ji Eun-ssi? Kau bisa temani Kyuhyun di sini,kan?”tanyaku dengan nada tenang yang dibuat-buat. Bagaimana aku bisa tenang sementara Ji Eun di sini?
“Heh? Aku… aku…”
“Ayolah,nuna! Aku bisa mengajakmu main game terbaru sampai Siwon hyung pulang,”rengek Kyu
Aku tersenyum pada Ji Eun. Dan ia tampak meringis.
“Anu… Mister Tom memintaku…”
“Aha! Jangan khawatir, aku akan menelepon Mister Tom! Oke? Arachi? Temani adikku itu,ya? Turuti saja apa yang ia inginkan selama itu tidak membahayakanmu,”
Kemudian, aku melesat keluar dari dorm dan menutup pintu.

Huuaa,nyaris saja aku tidak bisa mengendalikan diri!

*Author POV*
Setelah Donghae menutup pintu, Kyuhyun kembali menatap Ji Eun yang masih belum bisa menguasai dirinya itu.
“Duduklah!”perintah Kyuhyun,”Anggap rumahmu sendiri. Kalau kau mau makan, silahkan ambil di kulkas. Oh,ya, mungkin kau bisa memasak sendiri,”
Ji Eun duduk dan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.
“Kyu, Donghae… oppa pergi ke mana?”
Kyuhyun menggeleng, lalu membawa laptopnya ke meja tamu
“Mungkin sedikit kencan di akhir pekan,”jawabnya
“Oh,”

“O,ya kau memang mengenal Siwon hyung dari dulu?”
“Ha?”tanya Ji Eun lagi,”Hmm… memang. Sebelum aku kuliah di Prancis, aku sudah mengenal mereka,”
“Mereka?”
Ji Eun mengangguk.Lalu,”ah,maksudku Siwon,”
Kyuhyun mengangguk,”Kau tidak marah kan?”
“Marah? Kenapa?”
“Karena aku tidak mengambilkan minum untukmu?”
Ji Eun tertawa,”Bukankah tadi kau bilang aku bisa mengambil sendiri dan anggap dorm ini sebagai rumahku sendiri?”
“Oh,”ucap Kyuhyun sambil tertawa kecil
Kyuhyun kemudian memilih game favoritnya dan mulai tenggelam dalam kesibukan game itu. *authornya ga begitu tau ama nama2 game terbaru*

Ji Eun yang mulai bosan dicuekin oleh Kyuhyun, mulai mencari-cari kegiatan yang bisa ia lakukan hingga Siwon datang.
“Apa kau sudah makan?”tanyanya kemudian
Kyuhyun menggeleng
“Apa ada bahan mentah?”
Kyuhyun mengangguk,”Di kulkas,”
Ji Eun beranjak menuju dapur, kemudian mengacak-acak isi kulkas Super Junior. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat dua porsi ramen.

“Kyu! Apa kau mau makan?”
“AAAAA!!!”teriak Kyuhyun
“Kyu?! Apa kau baik-baik saja?!”tanya Ji Eun sambil berlari menuju tempat Kyuhyun yang sedang bermain game tadi.
“Ada apa?”tanya Ji Eun pada Kyuhyun yang terlihat baik-baik saja
“Aku kalah kali!!!”
“Ish! Kukira kau kenapa! Ramenya ada di meja makan!”
Kyuhyun tersenyum evil,”Kalau tidak enak, akan kuadukan pada Siwon hyung!”
Ji Eun terkikik,”Oh,ya? Legenda Sungai Han milikmu itu yang patut dipertanyakan keasliannya!”

Kyuhyun dan Ji Eun melahap makan siang mereka berdua saja. Tanpa ada suara lain selain ketukan sumpit dan sesekali tawa mereka.
“Aku pulang! Kyunie!”panggil seseorang
Ji Eun menghentikan makannya,”Siapa itu?”
Kyuhyun mengangkat bahu cuek,”Kami di dapur hyung!” Lalu, saat Ji Eun sedang memperhatikan siapa yang datang, Kyuhyun merebut mangkok ramen milik Ji Eun.
“Cho Kyu Hyun! Makan siangku!!!!”teriak Ji Eun sambil mencoba merebut kembali jatah makan siangnya

“Ji Eun?”
Ji Eun menghentikan kegiatannya dan menoleh pada Siwon yang tampak membawa sesuatu di tangannya.
“Hai,hyung! Nuna memasak ramen untuk makan siangku. Dan rasanya sama sekali tidak enak,”sapa Kyuhyun plus penjelasan tanpa rasa bersalah yang membuat Ji Eun merah padam
“Oh, kupikir kau belum makan,”komentar Siwon, lalu ia beralih kembali pada Ji Eun,”Kapan kau datang? EKnapa tidak bilang dulu padaku sebelumnya?”
“Hmm… tadi Mister Tom menyuruhku mengantar pakaian,”jelas Ji Eun,”Apa kau sudah makan?”

Siwon kemudian mengambil posisi duduk di samping Ji Eun dan mengeluarkan sebuah kotak makanan dari dalam kantong yang ia bawa. Sepertinya makan cepat saji.
“Berhubung kalian sudah makan, jadi jatah milikmu, jadii untukku,Kyunie!”
“Mwo?!”tanya Kyuhyun tidak terima,”Tidak bisa! Kalau jatahku ya tetap jatahku!”
Siwon menggeleng lalu melahap sebuah burger.

“Sepertinya isi kulkas kalian lengkap sekali. Ada banyak jenis buah di sini, sayuran, daging, dan bumbu-bumbu,”ucap Ji Eun saat ia kembali memeriksa kulkas

“KyuWonie!”teriak seseorang
Ji Eun langsung buru-buru menutup pintu kulkas dan berdiri terpaku di samping kulkas setelah melihat siapa yang datang.
Donghae datang bersama seorang yeoja. Ji Eun merasa ia pernah melihat yeoja yang bersama Donghae itu.
“Wooaaa!!! Hyung, siapa dia? Yeojachingumu?”tebak Kyuhyun langsung
Donghae tersenyum dan mengangguk,”Dia yeojachinguku. Shin Ga Eul!”

“Hyaaa!!! Ga Eul-a!!!!”teriak Ji Eun setelah benar-benar yakin siapa yeoja yang ada di samping Donghae
“Kapan kalian kenal?! Kenapa kau tidak bilang padaku?”tanya Ji Eun masih dengan nada kaget sambil mengguncang bahu Ga Eul
“Kalian saling kenal?”tanya Donghae dan Siwon bersamaan
Ji Eun dan Ga Eul mengangguk
“Dia sepupuku,”jawab Ji Eun
Lalu, dua pasang anak manusia itu sama-sama tertawa bahagia. Bagaimanakah dengan Kyuhyun????

“Hhuuuaaaa!!!!! Yeojachinguku sekaligus istriku selamanya!!! Saranghae!!!”teriak Kyuhyun sambil berlari mengambil PSPnya


Akhirnya selesai 1 story raders!! Komen,yaa?? O,ya endingnya maaf kalo jelek! Hahahah…. ^^