Fanfiction Online

Minggu, 15 Mei 2011

You're The Owner of My Heart -3b-

Title : You’re The Owner of My Heart -3b-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Friends, Chapters, Fanfiction, SHINee, Lee Yong Dae
Genre : Love / Romance, Dreams
Cast :
-Min Ha Na -Choi Min Ho -Lee Yong Dae -Lee Hyo Jung
-Wang Shixian -Sung Ji Hyun -Moon Geun Young a.k.a Min Geun Young
NB : Ini chapters terakhir yg saiiya buat apa adanya *plakk.TRus kalo dijadiin satu chapters aja rasanya kepanjangan jadi author bikin 3a n 3b aja. Mohon maaf jika ada kekurangan! Hehehe… cekidot readers!


*Ha Na POV*
Saina melayangkan bola ke arah kanan lapanganku dan memaksaku untuk melakukan backhand.
Aku berhasil!
Bola jatuh tipis di belakang jaring. Saina tampak mengerang. Begitu juga aku.

Aku merasa keadaan stadion ini sangat gelap. Hanya teriakan-teriakan histeris yang menyebut namaku juga rasa sakit yang tak tertahan dari pergelangan kaki kiriku.
Jangan sekarang! Kumohon! Jangan sekarang! Aku ingin jadi juara! Jebal!

“Ha Na, apa kau baik-baik saja?”tanya Hyo Jung onni khawatir sambil memegangi lenganku
Lalu, kurasakan sepatu kiriku dilepaskan. Begitu juga kaus kakiku.
Cairan dingin dan tangan hangat menyentuh kakiku. Lalu tangan itu mengurut pelan kakiku. Nyaris sempurna dengan apa yang kuharapkan!

Aku kembali bisa melihat cahaya lampu yang sangat terang. Juga official tim yang mengelilingku.
Aku tersenyum memamerkan gigiku. Lucu saja melihat wajah mereka semua khawatir.
“Weo?!”tanya pelatihku sambil mendorong pelan bahuku,”kau nyaris membuatku mati dengan aktingmu barusan!
“Apa kau sudah merasa baikan?”tanya Jung ahjussi, kepala tim fisioterapi
Aku mengangguk,”tadi hanya sakit sedikit kok,”
“Jangan bohong!”tukas pelatihku,”Kalau kau tidak bisa melanjutkan pertandingan, bisa mengundurkan diri sebelum kau harus vakum selama berbulan-bulan untuk pemulihan,”
Aku menggeleng cepat,”Gwenchana,”jawabku lalu kembali mengambil raketku

“Berhati-hatilah!”perintah Jung ahjussi sebelum meninggalkan lapangan
Aku mengangguk,”Arachi!”

“Now or never!”teriakku dalam hati sembari melayangkan dropshot silang ke lapangan kiri Saina
Ia tampak kaget saat tahu arah bola tidak ke kanan, melainkan ke kiri lapangannya. Ia sontak berlagi mengejar bola sambil melakukan backhand.
Bola berhasil kembali, namun kurang sempurna saat menyentuh jaring.
Aku berlari satu langkah dan memukul bola keras.

Saina mengerang dan menjatuhkan diri untuk mengembalikan bola.

“23-21,”ucap chair umpire

Aku langsung berbalik dan melihat pelatih dan asisten pelatihku belari menghampiriku.

“Min Ha Na! Min Ha Na! Min Ha Na!”teriak koor seluruh penonton di stadion ini

“Chukkae,dongsaeng-a! Chukkaheyo! Saranghabnida!”teriakk Hyo Jung onni sambil memelukku
Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa saat ini. Apa yang kuinginkan saat ini, sudah menjadi kenyataan. Aku berhasil menang melawan Saina yang merupakan seniorku itu. Ia tampak sangat kecewa saat ini. Aku sempat meliriknya yang meneteskan air mata.
Mungkin rasa sakit yang kembali menghampiriku ini tidak sebanding dengan kemenangan yang barusaja kuraih. Perasaanku yang bercampur aduk takkan mungkin bisa mengalahkan rasa sakit ini (?).
Aku berjalan menuju net tempat Saina sudah menunggu. Ia mengulurkan tangannya sebelum aku benar-benar sampai di dekat jaring.

Sebelum aku sempat menyambut uluran tangan Saina, tubuhku tiba-tiba saja goyah dan aku jatuh dengan posisi menghimpit kaki kiriku.
“Andwae!!”teriakku sambil memegangi kakiku

“Ha Na! Ha Na! Kau bisa dengar aku?”teriak pelatihku panik
“Pasti kakimu bermasalah lagi!”ucap asisten pelatih
“Jangan menggerakkan kakimu terlaluu banyak!”instruksi Jung ahjussi

Lalu, beberapa orang membopongku dan membawaku dengan tandu ke luar lapangan.
Aku sempat tersenyum pada Saina sebelum benar-benar meninggalkan lapangan.

“Yaak-! Apa yang kau lakukan,pabo?!”teriak Yongdae oppa
“Mwoya?!”balasku sambil terus berjalan menuju jendela kamar rumah sakit
Kau tahu? Aku sukses mendapatkan operasi pada kaki kiriku kemarin sore setelah pertandingan yang sangat bersejarah bagiku. Saat ini, aku juga sudah merasa agak baikan daripada kemarin. Jadi, daripada bossan tidur terus, lebih baik jalan-jalan sedikit mengitari ruangan kamar inapku.
“Heh, kau baru selesai operasi tetapi sudah mau jalan! Bisa-bisa kakimu itu diamputasi!”
“Kau pikir aku anak kecil?”tanyaku makin ketus pada oppa yang mulai menganggapku seperti anak kecil,”Kakiku tidak akan diamputasi karena aku mencoba berjalan,”
Aku membuka jendela dan merasakan angin musim panas menyesap masuk ke ruangan. Kamar rawatku terletak di lantai tujuh rumah sakit ini. Dari sini, aku bisa melihat Big Ben (?) yang menjulang tinggi ke langit. Juga beberapa tepat yang sebenarnya sangat ingin kukunjungi setelah olimpiade ini.

“O,ya kenapa kau tidak ke stadion,oppa?”
“Pertandinganku kan baru besok,”
“Oh,”
Aku mengangguk pelan

“Ha Na-ya!”sapa Ji Hyun yang baru masuk ke kamar ‘baru’ku ini. Ia membawa sekantong plastic putih penuh. Apa isinya,ya???
“Lho, kenapa kau sudah jalan? Bukankah baru kemarin operasinya? Ini baru… dua puluh jam setelah operasi tetapi kau sudah berjalan. Kau ingin mati,ya?”tanya Ji Hyun ‘langsung’
“Sepertinya ia memang sudah bosan hidup,”imbuh Yongdae oppa
“Yaa, terserah kalian deh!”balasku, lalu kembali berjalan menuju ranjang rumah sakit yang terasa keras. Sebenarnya sih, ranjangnya biasa-biasa saja. Bahkan malah lebih baik dari ranjang di kelas-kelas karena aku berada di ruangan VIP rumah sakit ini. Namun, yang namanya rumah sakit, bagaimana mau seenak kamar hotel tempatku menginap kemarin?

“Oppa, kau disuruh ke stadion oleh Jae Sung appa,”ucap Ji Hyun
“Appa? Tidak salah tuh?”tanyaku sambil tersenyum kecil
“Aku lebih senang memangilnya appa daripada oppa,”jawab Ji Hyun enteng
“Baiklah. Hana, dul, set, net…”
“Jangan meremehkan namaku!”perintahku
Yongdae oppa tersenyum kecil,”Aku pergi dulu,ya! Jangan beranjak dari tempat tidur itu! Bye!”

Aku mencibir setelah pintu ditutup.
“Heh, kau tahu tidak?”tanya Ji Hyun
Nah, sepertinya ini berita hangat! Kalau Ji Hyun sudah bertanya seperti ini, berarti ini adalah berita terbaru dari Korea! Hehehehe… siapa bilang atlit tidak butuh informasi entertainment? Semoga saja bukan berita ‘murahan’ itu!
“Apa?”
“Kemarin aku melihat Jonghyun di stadion,”
“Jonghyun? Jonghyun siapa? Saudaramu? Pacarmu?”
Ji Hyun menepuk keningnya,”Ya, ampun! Kim Jong Hyun! Kau kenal dia kan? Kim Jong Hyun! Bling-bling jjong! Biasku di SHINee!”

“Fighting,jjagiya!”

“Maksudmu…. SHINee… di…”
“Ya! Binggo! Itu benar!”potong Ji Hyun,”Jonghyun SHINee. Tidak menutup kemungkinan member-member lainnya di sini juga. Kau ingin bertemu dengan Min Ho kan? Ya,kan?”
Aku mendorong pelan telunjuk Ji hyun yang mengarah ke hidungku
“Tidak. Siapa bilang?”elakku
Ji Hyun tersenyum menyelidik padaku,”Ayolah, Ha Na! Jangan berbohong lagi padaku! Kau bisa bohong pada Hyo Jung onni kalau kau tidak punya pacar, tetapi padaku, jangan harap!”
“Swear!”ucapku sambil mengangkat dua jari tangan kananku
“Kenapa kau waktu itu marah besar saat melihat majalah yang kuberikan? Minimal kalau kau memang bukan pacarnya Min Ho, kau adalah fans terbesarnya. Tetapi, melihat kontak nomor di ponselmu juga pesan-pesannya, siapa lagi Min Ho yang setiap hari mengirimu pesan singkat dengan ucapan maaf itu?”
Aku langsung menatap Ji Hyun,”Kau…Kau… Kau membaca pesanku?!”
Ji Hyun mengangguk tanpa rasa bersalah,”Salah siapa ponselmu kau titip padaku!”
Ia kemudian mengeluarkan ponselku dari saku bajunya.
“Hyaaaa…. Siapa yang mengizinkanmu melakukannya?! Kau ingin kucincang,hah?!”
Ji Hyun mencibir ke arahku,”Kau tidak bole bergerak terlalu banyak karena kakimu belum pulih. Jadi, ceritakan saja yang sebenarnya padaku, Min Ha Na-ssi! Aku bukan wartawan kok! Minimal besok pagi berita kau berpacaran dengan Min Ho akan tersebar ke seluruh tim olimpiade Korea,”
Sebenarnya, aku ingin sekali meninju wajah anak ini! Tidak peduli kedua orangtuanya ikut saat ini karena menjadi manager tim bulutangkis. Kalau saja kakiku tidak dioperasi kemarin.

Seorang petugas dari rumah sakit ini masuk dengan seikat bunga di tangannya.
“Excuse me, miss. This is a gift from your friend,”ucapnya sambil menyerahkan bunga itu padaku
“Nde? Nugu?”tanyaku, lalu cepat-cepat menyadari orang itu tidak mengerti bahasa Korea,”Who is him or her? Can I see him?”
Ji Hyun tampak terkikik mendengar bahasa Inggrisku yang kacau balau
“Hmm…I don’t know. After he gave it to me and asked for help, he went away,”
“Ah, ne,”ucapku sembari mengangguk pelan. Apa maksudnya,ya?

Petugas itu keluar dari kamar rawatku dan setelahnya, Ji Hyun langsung tertawa keras.
“Ternyata bahasa Inggrismu tak terlalu bagus! Hahahaha….”
“terserah padamu Sung Ji Hyun!”balasku berteriak lalu mencari-cari alamat si pengirim
“사랑해요”
“Sarangheyo?”ulang Ji Hyun sambil mengambil buklet bunga itu dariku
“Siapa yang mengirim? Fansku?”
“Fans? Kau punya fans,ya?”cemooh Ji Hyun
Aku tersenyum kecil,”Kau kan tidak punya fans! Jadi, wajar saja kau terperangah melihat pesannya,”balasku
“Pabo!”ucap Ji Hyun,”Kau sama sekali tidak tahu siapa pengirimnya?”
Aku menggeleng. Sepertinya ia sudah mulai serius lagi.
“Choi Min Ho! Tidak diragukan lagi!”
“heh, dari mana kau yakin?”
“Aku kan punya insting yang lebih baik darimu,”
“Oh,ya? Lalu, kenapa kau kalah dari Saina kemarin?”
Ji Hyun tersenyum kecut,”Aku tahu. Aku tahu. Kau adalah juaranya! Min Ha Na, super model korea yang mendulang medali di Olimpiade!”
“Dari mana kau yakin pengirim bunga ini adalah Min Ho? Jelaskan dengan jelas tanpa memakai instingmu itu!”

*Min Ho POV*
“Kau yakin Ha Na sudah di hotelnya? Ia kan baru dioperasi dua hari yang lalu,”ucap Jonghyun hyung
Aku mengangguk pasti,”Yakin. Kemarin kulihat ia sudah masuk ke dalam hotel ini,”
“jadi, kau memata-matainya,ya?”
Aku mengangguk dan tersenyum

“Sepertinya ada di restorannya,”ucap Onew hyung
“Ayo! Kajja!”
Aku atau kami memasuki restoran yang terletak di lantai dasar hotel ini. Tidak terlalu ramai memang. Kurasa restoran ini akan penuh pada pukul 7 nanti. Skerang masih pukul 6.
“Mereka di sana!”ucap Jonghyun hyung sambil menunjuk ke satu arah
“Itu Ha Na!”
Aku mengikuti arah telunjuk Onew hyung. Ha Na sedang berbincang-bincang dengan teman? Mungkin pelatihnya. Ia kemudian menyuap makanannya.

“Annyeonghaseyo!”sapa Jonghyun hyung
Beberapa wajah yang tidak kuketahui namanya ini menatap kami bertiga kaget. Apalagi yeoja yang disamping Ha Na.
“Oh, kalian jadi datang,”ucap ahjussi yang kemarin kutemui
Kami tersenyum
Kulirik Ha Na yang masih cuek. Apa ia tidak mengenaliku? Kalau begitu, akan buka saja kacamata ini!

“Jangan dibuka!”desis Onew hyung saat tanganku sampai di gagang kacamata hitam ini
“Jonghyun-ssi, boleh aku minta tanda tanganmu?”tanya seorang yeoja
Jonghyun tersenyum lalu mencoret selembar kertas dengan tanda tangannya. Lalu, yeoja itu menyodorkan kertas itu pada Onew hyung. Dan terakhir aku.
“Woaa, Min Ho! Aku senang kau juga iktu datang”ucapnya lalu kembali duduk

Kulirik Ha Na yang terlihat makin cuek saja. Ia sudah menyelesaikan makan malamnya.
“Onni, aku kembali ke kamar dulu,ya? Aku mau tidur,”ucapnya sambil berdiri
“eh, kau tidak mau berbincang dengan mereka dulu?”tanya pelatih Ha Na itu
Ha Na menoleh pada kami, lalu menggeleng
“Aku sudah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,”desis Ha Na

“habislah kau,Min Ho!”desis Onew hyung

*Ha Na POV*
Huaaa… apa-apaan ini?! Kenapa Jonghyun oppa, Jinki oppa, dan ‘anak itu’ datang sih? Merusak makan malamku saja! Huaaahhh… mau apa lagi sih dia?!
“Onni, aku kembali ke kamar dulu,ya? Aku mau tidur,”kataku sambil berdiri
“eh, kau tidak mau berbincang dengan mereka dulu?”tanya Hyo Jung onni sambil menunjuk ke arah tiga orang tamu yang tampak sedang berbincang dengan manager tim
“Aku sudah pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,”ucapku dan langsung membuat Min Ho –yang memakai kaca mata itu- menoleh padaku. Uugh! Sok misterius! Buka saja kacamatamu itu! Atau jangan-jangan…

“Ha Na! Jeongmal mianhae! Jeongmal saranghabnida!”teriaknya saat aku baru berjalan dua langkah
Hyaaaa!!! Berani-beraninya kau membuatku malu di depan pelatihku, Choi Min Ho!!
AKu mengepalkan tanganku dan berbalik perlahan. Min Ho sudah berdiri di depan meja makan
“Maaf, anda bicara dengan saya?”tanyaku. Kalau bukan di hadapan Hyo Jung onni dan kepala tim, sudah kucincang kau!
Min Ho tampak kaget mendengar responku,”Ya,”jawabnya agak gelagapan sambil mengangguk
Aku tersenyum,”Sepertinya anda salah orang. Luna will angry to me if she know that you have been said it to me,”
Aku kembali berbalik dan meremas jari-jariku sendiri.

“Jangan pura-pura kau tidka mengenalku, Min Ha Na!”ucapnya
Aku kembali berbalik,”Well, ya! Aku mengenalmu, Choi Min Ho-ssi! Tapi, kau bukan kekasihku. So, aku bikan siapa-siapamu lagi,”
Seluruh teman satu timku terperangah mendengar jawabanku. Kecuali Ji Hyun yang sudah berdiri.
“Ha Na hanya marah padamu. Ia sebenarnya mencintaimu,Min Ho! Kau tahu lah, sifat Ha Na itu bagaimana. Kemarin saja ia bilang kalau pukulan terakhirnya saat melawan Wang Xin itu untukmu,”
Min Ho tersenyum penuh kemenangan padaku
Lalu, ia berlutut di hadapanku.
Hyaaa!!! Kau ingin menjatuhkan imejku sebagai atlit terbaik?!

“Please! Maafkan aku!”ucapnya
Kulihat beberapa, eh semua orang yang melewatiku menatapku bergantian dengan Min Ho. Ada yang menggeleng saja, kemudian tersenyum.
“Kau ingin membuatku mati malu? Hah?!”desisku
“Aku akan berdiri lagi kalau kau menerima permintaan maafku,”balasnya. Kali ini ia meraih tanganku

Oh my god! Bagaimana ini?! Habislah aku!

*Author POV*
Lima hari kemudian….
“Min Ho, apa benar berita-berita itu?”
“Apa benar kau berpacaran dengan Min Ha Na?”
“Kenapa selama ini kau menyembunyikan hal itu?”

Min Ho hanya tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu. Ia terus berjalan sampai di depan pintu gedung MBC. Lalu ia berbalik dan masih mengumbar senyuman.
“Berita-berita itu sepenuhnya benar. Saya sudah berpacaran dengan Min Ha Na sejak enam bulan yang lalu…”

Sementara itu, di rumahnya, Ha Na yang sedang menonton TV bersama kakaknya langsung menekan tombol power di remote control TV yang dipegangnya.
“Huh, weo?!”tanya Geun Young tidak terima siaran TV favoritnya dimatikan oleh Ha Na
“Huuaaaa!!!!!”teriak Ha Na,”Kenapa beritanya jadi serumit ini?!”
Geun Young hanya terkikik,”Makanya, kalau berpacaran itu dengan orang biasa saja! Tidak rumit jadinya!”
Ha Na mencibir pada onninya dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

Perlahan, sebuah senyuman terlukis di wajahnya.
“Min Ho-a! Saranghae!”pekik Ha Na dalam hati


END

Komen,yaahh? Komen, komen,komen!^^ jangan komplen karena Yongdae oppa ga ada di akhir ceritanya, soalnya oppa lagi di rumahku jadi ga bisa ikutan dalam FF ini (?) *saraph!* Okeee… sampai ketemu lagi readers?!! #plakk

You're The Owner of My Heart -3a-

Title : You’re The Owner of My Heart -3a-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Friends, Chapters, Fanfiction, SHINee, Lee Yong Dae
Genre : Love / Romance, Dreams
Cast :
-Min Ha Na -Choi Min Ho -Lee Yong Dae -Lee Hyo Jung
-Wang Shixian -Sung Ji Hyun -another cast.
NB : Ini chapters terakhir yg saiiya buat apa adanya *plakk.TRus kalo dijadiin satu chapters aja rasanya kepanjangan jadi author bikin 3a n 3b aja. Mohon maaf jika ada kekurangan! Hehehe… cekidot readers!

“Kau cemburu pada Luna?”tuding Yong Dae oppa setelah kujelaskan semuanya. Sedetail-detailnya mengenai berita ‘murahan’ yang mengobrak abrik konsentrasiku untuk bertanding hari ini.
Aku menatap jalanan yang mulai ramai melalui jendela bus. Tidak terpikirkan jawaban apa yang akan kuberi pada Yong Dae oppa.
“Setidaknya pasti kau juga akan ‘terpancing’ kalau Yoona, pacarmu –jika itu terjadi-, terlibat gossip dengan Nickhun temanmu, seperti yang kualami,”jawabku apa adanya (?)

“Oke, Ha Na!”ucap Hyo Jung onni, pelatihku, “Figthing! Tampil all out saja! Kau masih muda dan bisa mengikuti olimpiade empat tahun lagi!”
Aku menatap pelatihku itu terbelalak. Bukankah kemarin ia mengatakan dengan semangat berapi-api kalau aku pasi bisa mengalahkan lawanku kali ini? Kenapa sekarang beribah menjadi kata-kata tanpa semangat? Putus asakah dia setelah melihat kemampuan Wang Xin itu? Aish-!
“Aku akan melawan salah satu dari kwartet Wang itu habis-habisan kali ini. Kemarin saja Wang Yihan sudah kuhabisi, kenapa Wang Xin tidak?”balasku sambil turun dari bus meninggalkan Hyo Jung onni dan Yong Dae oppa yang –mungkin saja- menatapku heran melihat sikapku yang mendadak cuek seperti ini.

Hhuuaaa! Kalau aku menang, kemenangan ini kupersembahkan untuk pelampiasan perasaanku pada Choi Min Ho-ssi dan untuk ‘kekasih’nya itu, Luna-ssi! Wang Xin onni, bersiaplah mendapat ‘hadiah’ beruntun dari hatiku yang terdalam!

*Onew POV*
“Hyung, aku izin tidak latihan hari ini,ya? Lelah sekali! Aku mau tidur dulu. Bye!”

Heh? Tidak salah? Lelah ia bilang? Semalaman kemarin dia tidur dari jam 7, sekarang baru 2 jam setelah ‘siuman’ ia bilang lelah?!
“Min Ho-a!”teriakku sebelum pintu kamarnya tertutup
Namun terlambat. Min Ho langsung menutup pintu kamarnya dengan sekali hentakan setelah mendengar teriakanku.

Kenapa anak itu? Tiba-tiba malas saja. Huh, susahnya terlibat gossip dengan wartawan! (?)

“Min Ho-ya!!”teriak Key sambil menggedor-gedor pintu kamarnya *anggap aja Min Ho sekamar ama Key*
Tidak ada jawaban dari kamar.
“Choi Min Ho! Buka pintunya! Aku mau masuk!”teriak Key sekali lagi

“Kenapa lagi dia?”tanya Jonghyun sambil mengambil posisi duduk di sebelahku.
Aku mengangkat bahu,”Naneun molla,”

“Choi Min Ho! Aku tahu kau di dalam! Cepat bukakan pintu atau kau…!”teriakan Key atau lebih tepatnya ancaman itu berhenti ketika pintu kamar dibuka. Min Ho tampak menatap Key dingin dan membiarkan teman sekamarnya masuk
“Tidak usah pakai dikunci! Kita latihan satu jam lagi!”ucap Key
“Ne,”jawab Min Ho ogah-ogahan

Key duduk di sebelah Jong Hyun sambil memasang earphonenya dan mulai mendengarkan music dari iPodnya.
“Kau tahu Min Ho kenapa?”tanya Jonghyun
Key menggeleng,”Sepertinya tidak berhasil menghubungi Ha Na,”

Oke. Kalau masalahnya sekarang karena Min Ho tidak berhasil menghubungi Ha Na, kenapa ia bisa jadi sekalut itu? Speerti kehilangan semangat hidupnya. Apa Ha Na sempat mengancam membunuhnya saat ia menelepon tadi pagi? Entahlah. Lihat saja nanti! Ya. Lihat saja setelah Ha Na pulang!

*Ha Na POV*
Kubiarkan keringat menetes melalui pelipisku. Panas yang kurasakan belum sebanding dengan keinginanku untuk melakukan jumpsmash ‘pelampiasan’ sekaligus penghabisan, dan keinginanku untuk mengalahkan Saina Nehwal yang sudah pasti menjadi lawan diantara aku atau Wang Xin di babak final. Dan keinginanku untuk meraih medali emas di tahun-tahun pertamaku di dunia bulutangkis.

“Fighting,Ha Na!”teriak Hyo Jung onni dari belakangku. Semangatnya tampak kembali muncul saat aku memenangkan set kedua dari Wang Xin tadi dengan skor 21-10. Ia bahkan terlihat lebih bersemangat dariku.

Oke. Min Ha Na! Desisku

Kulayangkan pukulan serve jauh ke arah baseline Wang Xin. Ia reflex mundur dan memukul bola yang membentuk pukulan lob panjang ke arah kanan lapanganku.

Jangan sekarang!
Aku berdebat sendiri dengan diriku untuk melakukan pukulan eksekusiku. Tidak sekarang! Ya.

Aku berlari ke dekat jaring untuk menangkap bola.
Terselamatkan!

*Min Ho POV*
“Yaak-!”teriakku dalam hati dengan perasaan gugup yang tak karuan saat menyaksikan Ha Na mengejar bola menuju net
Terlihat senyuman tipis menghiasi wajahnya saat kembali mundur ke tengah lapangan.

Apa tidak lelah?
Ya.
Apa tidak gugup?
Pasti.
Apa kau tidak merindukanku,Ha Na?

I miss you Ha Na! My first lady! Apa kau mempercayai berita itu sepenuhnya? Kuhgarap jangan! Jangan atau tidak!

*Ha Na POV*
Ya. Inilah saatnya! Kesalahan ini!

Kulihat Wang Xin yang tampak sangat kalut setelah melihatt pukulan netnya melambung tinggi ke belakang lapanganku.
AKu berlari mundur, lalu dengan sigap melompat setinggi-tingginya.

“Untuk Luna, dan Min Ho! Saranghabnida!”desisku lalu memukul bola putih itu

“Bu!!!”teriak lawanku dari seberang sana

Aku mendarat kembali ke bumi dengan tatapan kosong.

“Ha Na!!!!”teriak Hyo Jung onni melengking memenuhi telingaku. Ia memelukku sambil melompat-lompat kegirangan.
Aku tetap diam sementara ia menggucang tubuhku.

“Apa…yang…terjadi?”

Hyo Jung onni menatapku heran
“Kau…? Kau..?”

“And the winner is Min Ha Na from South Korea…”

“Aaaaaa!!!!”
Aku berteriak lantang dan kali ini memeluk pelatihku dan asisten pelatihku sambil melonjak kegirangan.
Mungkin sebagian atau bahkan seluruh penonton di sini heran kenapa aku terlambat merespon semuanya, tapi aku benar-benar sangat menikmati pukulan eksekusi terakhir tadi. Sangat amat melampiaskan!

Aku menghampiri Wang Xin yang sudah menanti di seberang jaring. Saat aku sampai di sana, ia tersenyum padaku. Lalu mengulurkan tangannya dari atas jaring.
“Selamat,ya! Semoga kau bisa menang di final!”ucapnya
Ha? Dia mengatakn itu padaku? Dengan raut wajah senang seperti itu? Apa ia serius?
Aku balas tersenyum. Agak kaget memang. Sikapnya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Awalnya, aku membayangkan ia akan menatapku tajam dan hanya bersalaman saja di jaring, lalu kami sama-sama meninggalkan lapangan tanpa suara.
“Xie xie,”ucapku

*Min Ho POV*
Wooowww!!!
Ha Na melompat!! Wooaaa!! Kerennya!

Chakkaman! Apa yang ia ucapkan barusan?!

Aku merebut remote TV yang sudah dipegang Taemin dan menekan tombol kembali untuk melihat rekaman kata-katanya.
“Luna, Min Ho… Saranghabnida…”
Taemin langsung menoleh padaku dan menatapku tidak percaya setelah mengucapkan apa yang diucapkan atau lebih tepatnya dibisikkan oleh Ha Na itu.
“Hyung,”ucap Taemin tertahan

“Oh,”ucapku tak mampu lagi menyembunyikan kekagetanku.
Ia mengatakan itu? Sebelum mengakhiri perjuangannya hari ini? Berarti…

berarti ia tidak percaya akan berita itu! Ya. That’s true!


*Onew POV*
“KAu mau ke mana?”tanyaku saat melihat Min Ho yang tau-tau sudah membawa sebuah koper keluar dari kamarnya. Padahal siang tadi ia tampak bermalas-malasan.
Apa… apa dia akan pergi…

“Min Ho-ya! Jangan pergi! Kau bisa ceritakan masalahmu padaku dan aku akan membantumu! Tolonglah! Jangan kembali ke rumahmu! Masih banyak yang bisa kita lakukan bersama! Jangan putus asa! Tolonglah! Jangan pergi!”kataku mencoba menghentikannya

Min Ho memperhatikan mimic wajahku.
Ada yang salah?

Bibir Min Ho tampak berkedut-kedut menahan tawa. Lalu saat aku terdiam memikirkan penyebabnya tertawa, Min Ho melepaskan tanganku yang mencengkeram lengannya. Ia menarik kopernya menuju pintu.
“Hah, kau mau ke mana?!”tanya Jonghyun tak lebih kaget dariku

“Eh, kau mau ke mana?”tanya Key khawatir

Kami bertiga –aku,Key, dan Jonghyun- menghampiri Min Ho yang tengah memasang sepatu ketsnya.
“Kau kenapa pergi? Apa kau membuatmu marah? Apa kau tersinggung dengan perkataanku siang tadi? Aku minta maaf. Benar-benar minta maaf,Min Ho! Jangan pergi! Jeball, kembalikan kopermu dan kita bisa berbicara baik-baik! Aku janji, aku tidak…”jelas Key terpotong
“Aku tidak bisa. Aku harus pergi,”
“Mwo?!”pekikku tertahan,”Jangan pergi! Kau tidak bisa keluar begitu saja dari SHINee! Kita ini keluarga!”
Min Ho kembali menatapku,”Ya. Aku tahu,”
“Katakan apa saja maumu! Aku akan melakukannya untukmu!”ucap Jonghyun
Min Ho menoleh pada Jonghyun,”Jincha?”
Jonghyun mengangguk. Juga aku dan Key. Berharap Min Ho akan berhenti melakukan aksi kaburnya ini.

“Telepon hyung manager dan bilang sediakan hotel, tiket pesawat, dan tiket final olimpiade pertandingan bulutangkis di London,”ucapnya,”Sekarang!”
“Kau tidak…”ucap Jonghyun tertahan,”Oke. Baiklah!”

“Hyung, Min Ho dan aku akan ke Inggris hari ini. Tolong sediakan tiket pesawatnya dan tiket final bulutangkis tunggal putri di olimpiade London,”
“Oh,”ucapku bersamaan dengan key
“Kau tidak bisa pergi!”ucapku
“Kau harus tetap tinggal di sini!”ucap Key
Jonghyun menggeleng, lalu tersenyum
“Aku tidak bisa membiarkan dongsaeng tersayangku pergi jauh tanpa pengawasan,”ucapnya lalu menghilang

Nah, sekarang, siapa yang menjadi leader sebenarnya? Aku atau Jonghyun? Kenapa ia bertindak seperti seorang leader?

“Andwe!!!”teriakku lalu menyusul Jonghyun

*Ha Na POV*
“Kau sudah siap untuk hari ini?”tanya Yongdae oppa aku memasuki lapangan
Aku mengangguk
“Kau pasti menang!”ucapnya
Aku mengangguk lagi
“Aku yakin kau pasti menang! Kau pasti mendapatkan semnagat full hari ini!”
Aku menoleh pada oppa yang terlihat celingak-celinguk menghindari tatapan penasaranku.

“Ha Na, kajja!”ucap Hyo Jung onni
“Ne,”ucapku lalu berdiri. Aku melirik Yongdae oppa sekilas,”Kau harus mentraktirku makan hari ini kalau aku menang,oppa!”
Yongdae oppa terkikik,”Harusnya kau yang mentraktirku! Fighting,dongsaeng!”
Aku tersenyum, lalu mengikuti Hyo Jung onni yang berjalan mendahuluiku.

Hyo Jung onni menyuruhku berdiri di depannya setelah kami sampai di ambang pintu. Saina Nehwal, lawanku kali ini. Ia dari india *emang!*. Ia sempat tersenyum padaku. Aku balas tersenyum padanya sambil terus merilekskan diriku dengan mendengarkan music.
“Please welcome, Miss Saina Nehwan from India, and Miss Min Ha Na from South Korea!”
Aku mengikuti Saina yang sudah mendahuluiku.

Perlahan, aku melepaskan earphone yang melekat di telingaku. Dan melambai kepada penonton. Wuuaaa! Ramai sekali! Kupikir pertandingan ini akan menyisakan kursi kosong di tribun. Tetapi ternyata? Penuh semua!

Aku tersenyum pada sekelompok orang Korea –seperti yang kuyakini- yang mengibarkan spanduk bertuliskan hangul dengan bacaan “saranghae, Ha Na-ssi”. Aku melambai pada mereka.
“Fighting, Ha Na!”teriak mereka bersamaan dengan beberapa suara lainnya. Sesungguhnya bukan itu yang menarik perhatianku
“Fighting,jjagiya!”teriak orang itu sekali lagi
Aku mengedarkan padanganku. Tidak menemukan orang itu.

Min Ho ada di sini? Tetapi mana? Kenapa aku tidak bisa melihatnya? Apa ia benar-benar di sini?
Kurasakan secercah harapan untuk menang yang semakin menggunung di hatiku saat ini. Semangat yang tidak kurasakan selama beberapa kali pertandinganku. Tapi kini, aku kembali merasakan harapan itu kembali ada. Ada karena Min Ho! Ya. Aku yakin itu! Walaupun aku berusaha menyangkalnya, tetapi hatiku tidak akan pernah berbohong bahwa aku mencintainya. Aku mencintai Choi Min Ho!
Karena terus memikirkan suara yang menyemangatiku tadi, aku jadi melupakan di mana dan untuk apa aku di sini saat ini!
“Heh, kau dengar tidak?”tanya Hyo Jung onni menyikut lenganku
“Ha? Ne,”jawabku agak tergagap gagap
“Kau harus bisa menjatuhkan mentalnya di tahap-tahap awal! Baru kau bisa menyerang dengan kekuatan penuh! Arachi?”
Aku mengangguk dan mengambil raketku.

Jika ia ada di sini, berarti secara tidak langsung ia sudah membuktikan padaku bahwa berita itu salah,kan? Secara tidak langsung juga, ia juag menunjukkan kalau ia mencintaiku. Benar bukan?
Bagaimana kalau ia tidak di sini?
Aku menggeleng cepat.
Tidak. Optimis ia ada di sini, Ha Na! aku dengar suaranya tadi! Tidak mungkin itu suara lain! Tidak ada suara seorang pun di dunia ini yang mirip suaranya. Kau pasti benar! Ia ada di sini! Diantara ribuan penonton!

“Ha Na, fighting!!”teriak Hyo Jung onni sebelum Saina memukul bola serve

*Min Ho POV*
Sampai satu setengah jam setelah memulai pertandingan, Ha Na belum juga menyelesaikan pertandingan ini. Ia masih saja berjuang keras untuk meraih kemenangan.
Aku jelas-jelas tahu apa yang ia inginkan! Medali emas. Bukan perak apalagi perunggu. Tetapi, sebegitu besarkah pengorbanannya? Mengabaikan rasa sakit pada kakinya yang sepertinya mulai ‘bangkit’ lagi itu. Jelas ia kesakitan akibat jatuh di set pertama tadi. Motivasi apa yang membuatnya sebegitu rela mengorbankan kaki kirinya yang dulu sempat hampir membuatnya gagal menjadi model?

__Flashback 3 years ago__
“Ha Na-ssi, sepertinya kau tidak boleh terlaluj memaksakan kehendakmu,”ucap dokter Lee
Ha Na terperangah,”Kenapa, dok?”
“Lihat ini,”dokter Lee memperlihatkan hasil rontgen pada Ha Na
Dokter Lee kemudian menunjuk salah satu bagian dari pergelangan kaki Ha Na dalam hasil rontgen itu.
“Di bagian ini,”ucapnya,”Bisa-bisa saja suatu saat akan kembali meradang. Kau mengalami masalah yang sangat rumit sebenarnya,”
“Rumit?”tanyaku. Ha Na hanya terpeleset di halaman rumahnya yang berumput. Dan kakinya terkilir. Itu saja. Rumit dari mana?!
“Kaki kirimu tidak bisa dipaksakan untuk berlari. Apalagi jika setelah ini kakimu terkilir lagi atau kau merasa sakit ngilu lagi. Bisa-bisa kau harus vakum dari dunia entertaimen selama beberapa bulan untuk operasi kakimu ini,”
“Lalu, apa aku harus mengoperasi kakiku sekarang?”tanya Ha Na tanpa rasa takut. Apa anak ini tidak memiliki rasa takut? Kenapa begitu tenangnya sih menghadapi vonis dokter Lee?

Dokter Lee menggeleng,”untuk saat ini kurasa kau hanya harus berhati-hati untuk melangkah ataupun berlari. Jangan sampai kakimu goyah saat berlari dan membuatmu jatuh. Itu saja,”
Ha Na mengangguk,”Apa kau perlu mengurangi pemakaian higheells?”
Dokter Lee tampak berpikir sejenak,lalu mengangguk,”Ada baiknya mengantisipasi. Aku tahu aku pasti dituntut untuk memakai higheels, tapi tidak ada salahnya sesekali absen memakai higheells,”
__Flashback END__

Ha Na sudah menghindari higheells sejak ia masuk pelatihan nasional. Dan ia jarang sekali tampil di TV saat ini. Tetapi saat ini ia jatuh gara-gara lapangan licin dan membuat kakinya kembali bereaksi.
Apa ia akan bertahan? Atau mengundurkan diri?
Kurasa ia tidak mungkin mengundurkan diri. Karena pertandingan ini adalah pertandingan yang selama ini ia inginkan. Tidak peduli apakah kakinya akan diamputasi sekalipun, pasti ia akan berusaha tampil untuk mengalahkan lawannya yang jelas-jelas dalam keadaan sempurna saat ini.
Tidak seimbang!

“Yaak-! Andwae!!”pekik Onew hyung sambil menunjuk ke arah lapangan
“Ha Na!”teriak Jonghyun hyung
Aku memperhatikan lapangan tempat Ha Na berada saat ini.
Ha Na tidak lagi berdiri. Ia terbaring di tengah lapangan dengan raket yang terlepas dari tangannya dan tangan yang memegangi pergelangan kaki kirinya.
“Ha Na-ya!”pekikku lalu berlari turun


Music

There is sweet music here. That softer than petals from blown roses on the grass, or night dews on still waters between walls of shadowy granite, in a gleaming pass (cr.Breaking Dawn by Stephenie Meyer)

Untitled-2-

aku tidak terlahir untuk mengikutimu, melainkan aku terlahir untuk mengikuti kata hatiku.
Hati nuraniku tidak akan penrh berbohong pada diriku. Bahwa aku, tiak akan pernah bisa bersama lagi denganmu.... :p

Untitled-1-

Jika saat itu aku tidak bisa menjadi diriku sendiri, maka saat ini aku akan mencoba untuk menjadi diriku sendiri.
Orang lain tidak bisa seenaknya masuk ke duniaku dan mengatur segalanya. KAU tidak akan pernah bisa mengaturku seperti dulu.

Selasa, 10 Mei 2011

New Rookie -5.Relationship-

Title : New Rookie -5. Relationship-
Author : Amy Lee
Categories : Comedy, Romance, Friendship, Chapters
Genre : Love, Comedy, Friendship
Cast :
-Alodia/Kang Yoo In -Lee Chae Ri/CR -Joo Na -Vanessa -SHINee
-Donghae -Eunhyuk -Choi Siwon -Lee Taemin -Super Junior
•••
*Author POV*
Pagi sekali Taemin sudah terjaga dari tidurnya yang sangat kurang itu. Setelah mencuci muka, ia masuk ke kamarnya yang diisi oleh Yoo In dan Dong Yi.
Ia melihat Yoo In yang masih tertidur. Kemudian, tangannya menyentuh pipi Yoo In.
“Sudah tidak panas,”desisnya
Ia kemudian menatap Yoo In penuh arti. Dan tangan kanannya menggenggam tangan Yoo In.
“Kupikir kau tidak akan datang. Jadi, aku tidak menunggumu sampai kau datang,”desisnya sambil memainkan rabut Yoo In yang dicat kecoklatan dengan tangan kirinya
“Apa kau menerimakku? Atau sebaliknya?”

Sementara itu, Onew yang baru bangun langsung melihat kamar Min Ho. Hanya ada Min Ho dan Jong Hyun.
“Bukankah malam tadi Taemin tidur di sini?”tanya Onew dalam hati
Lalu, ia menengok ke kamar Taemin. Ia menemukan Taemin di sana. Maknaenya itu sedang duduk di samping tempat tidur sambil menggenggam tangan Yoo In dan tangan yang lainnya memainkan rambut Yoo In.
Untuk beberapa saat, Onew terpaku di ambang pintu menatap kejadian itu.
Lalu, ia mendesah dan menjauh dari ruangan itu.
•••
*Chae Ri POV*
“Onni!”rengek Joo Na
“Onni-a!”rengeknya lagi, kali ini ia mengguncang bahuku
“Chae Ri onni!!!”teriaknya akhirnya

“Ada apa?!”tanyaku kesal
“Buatkan aku sandwich,”pintanya
Aku tidak mengacuhkan anak itu dan menarik selimutku kembali. Bagaimanapun kemarin malam aku tidur lewat tengah malam gara-gara mencari Yoo In! Dan pagi ini, aku kembali ditugaskan memasak? Apa mereka tidak bisa masak sendiri?
“Lee Chae Ri! Buatkan aku sandwich!”teriaknya tepat di telingaku

“Apa yang kau lakukan?! Hah?! Minta saja pada Sae Im! Aku masih mengantuk!”teriakku. Joo Na tampak terdiam dan menatapku ketakutan.
“Vane onni sudah pergi ke sekolah dari tadi,”

“Sekolah?!”ucapku sambil duduk
Joo Na mengangguk. Lagi-lagi ekspesi itu! Hhuuaaa! Kenapa aku selalu berhadapan dengan tampang innocent setiap pagi?!
“Baiklah, aku akan memasak pagi ini,”ucapnya kemudian,”Kau tidur saja lagi,”

Oke. Lee Chae Ri. Tenangkan dirimu!
Vanessa sudah berangkat ke sekolah. Joo Na akan memasak untukmu pagi ini. Tidak! Tidak untukku!
“Zhou Na!!! Berhenti memasak! Aku tidak mau kau membakar gedung ini!”teriakku lalu berlari menuju dapur
Kulihat Joo Na sedang mengoleskan selai stoberi ke atas roti yang sedang dipegangnya. Ia menatapku heran.
“Kupikir kau membuat sandwich atau sejenisnya yang memakai kompor,”ucapku dengan perasaan syukur. Sangat bersyukur Joo Na tidak memasak! Ia pernah hampir membuat rumah manager Kim terbakar hanya karena hendak menggoreng telur.

Kami terdiam beberapa saat. Joo Na tetap melanjutkan sarapannya.
“O,ya Yoo In onni ke mana?”tanya Joo Na
Ah,iya! Yoo In di dorm SHINee.
Aku mengambil ponsel yang ada di atas meja.
“Itu ponselku!”ujar Joo Na dengan nada tak rela
Aku menekan beberapa kombinasi angka dan telepon pun tersambung.

“Yobosseyo? Haa, yeobo!”ucapku,”Apa Yoo In masih di sana?”
“Dia masih di sini. Baru sarapan. Kenapa?”tanya Jong Hyun diseberang
“Ani… apa perlu kujemput?”
“Terserah kau saja,”jawabnya tenang,”apa kau tidak mau bertemu dengan pangeranmu ini?”
“Yaak-! Berhentilah bercanda Lee Jong Hyun-ssi! Aku serius!”omelku
“Kau sudah memiliki pacar baru,ya?”tebaknya
“’Enak saja kau! Oke. Baiklah! Satu jam lagi aku akan sampai di sana. So,wait me,ya!”
“Percuma saja,”ucapnya kemudian
“Mwo?Percuma?”
“Ya. Yoo In baru saja pergi bersama Taemin menuju rumahmu,”
“Ya, sudahlah. Awas kalau kau berbohong! Bye,Bling-bling!”ucapku lalu memutus sambungan telepon

“Apa?”tanyaku pada Joo Na yang menatapku dari tadi
Ia menggeleng,”Kalian seperti tidak pacaran. Kau dan Jong Hyun oppa pacaran kan?”
Aku menatapnya heran, lalu mengangguk,”Kenapa kau berpikiran seperti itu?”
•••
*Yoo In POV*
Pagi ini, ketika aku terbangun, aku menemukan Taemin sedang menatapku. Kurasakan pula sebuah tangan menggenggam tanganku. Tangan kiri Taemin menyentuh pipiku sambil memainkan beberapa helai rambutku. Kupikir awalanya hanyalah ilusiku saja karena terlalu memikirkannya.
Tetapi, saat aku semakin membuka mataku, aku mulai melihat di mana aku berada. Di dalam sebuah kamar yang hangat. Selimut yang menyelimuti diriku. Pakaian yang baru. Tidak di taman.

“Kau sudah bangun?”tanya Taemin
Aku menoleh padanya dan menatapnya beberapa saat. Di sekitar matanya tampak bengkak, seperti kurang tidur. Ia menatapku dengan sorot kasihan, eh khawatir, eh atau apapun lah!
Aku mengangguk pelan,”Di…di mana aku?”
“Kau di dorm,”
Yaa, sepertinya aku memang di dalam rumah. Tetapi bukan di kamarku.
“Dorm siapa?”tanyaku kemudian
“SHINee,”jawabnya pendek,”Jangan khawatir!”lanjutnya setelah melihat mataku membelalak
“Aku sudah menelepon Chae Ri. Ia sudah tahu kau di sini,”jelasnya
“Bagaimana aku bisa sampai di sini?”
Yaa itulah pertanyaan yang kupendam dari tadi –dari saat bangun tidur-. Taemin tampak berpikir sejenak, lalu menatapku dalam.
“Apa?”tanyaku tidak mengerti ekspresinya
“Tadi malam aku menemukanmu di taman. Kau menggigil. Ternyata kau panas tinggi. Jadi, kubawa kau ke sini,”jelasnya,”Apa…kau…”
Aku menatapnya. Gugup. Aku lupa. Aku lupa kalau malam tadi aku mencarinya ke taman, tetapi tidak menemukannya. Lalu, aku merasa ada orang yang membawaku malam tadi. Apakah itu dia? Kupikir ya.
Aku menatapnya lagi. Kali ini, Taemin tidak lagi menatapku. Ia masih menggenggam tanganku.
“Kupikir kau tidak akan datang. Jadi, aku pulang saja. Tapi ponselku ketinggalan di taman,”
“Apa kau… sudah…”
Aku menerimamu, Lee Tae Min-ssi!

“Oh, kau sudah sadar?”tanya Jong Hyun oppa,”Tadi CR menelepon. Sepertinya ia mengkhawatirkanmu. Kalau keadaanmu belum baikan, kau bisa tinggal di sini dulu. Nanti siang atau sore biar Taemin yang mengantar,”
Aku mengangguk. Walaupun aku yakin ia tidak bisa melihat aku mengangguk.
“Aku sudahh baikan. Aku pulang pagi ini saja,”
Aku mencoba duduk, namun Taemin menahanku.
“Kau tiduran saja dulu. Biar aku ambilkan sarapanmu,”ucap Taemin lalu keluar kamar

Jong Hyun oppa memasuki kamar. Dan duduk di samping tempat tidurku.
“Apa kau….menolaknya?”
“Mwo?Siapa bilang?!”ucapku nyaris berteriak kalau saja tenggorokanku tidak terasa sakit. Siapa bilang aku menolak Lee Taemin?! Hhuuaah! Ada-ada saja!
“Oh,”ucap Jong Hyun oppa,”Tadi malam ia sangat panic saat menemukanmu setengah sadar di taman dalam keadaan nyaris membeku. Berteriak tidak sabaran pada kami semua,”
Oh,ya? Aku merasa senang! Ternyata ada juga orang yang peduli padaku.

Taemin kembali masuk ke kamar. Di tangannya berisi nampan yang penuh dengan sebuah mangkuk, segelas susu, dan sebuah apel. Ia sempat menatap Jong Hyun oppa dengan tatapan menyuruh pergi.
“Jika kau ingin pulang, katakana padaku. Biar aku yang mengantarmu,”
Aku terkikik,”Bilang saja kau ingin bertemu dengan CR!”
Jong Hyun oppa tertawa kecil lalu meninggalkan kamar

Taemin membantuku duduk dan bersandar ke dinding. Kemudian ia mulai menyuapiku makan. Kau tidak menolak. Kau tahu? Kalau yang menyuapiku bukan Taemin, aku tidak akan pernah memakan bubur hanya terasa asin ini!
“Apa kau suduah membaca e-mailku?”tanyanya setelah aku menghabiskan bubur yang sepertinya adalah bubur instan itu
Aku mengangguk,”Hmm… Vane membacanya lebih dahulu. Tapi,…”
“Bagaimana?”
Aku menatapnya,”Bagaimana apanya?”
“Jangan melakukan ‘aksi’mu di sini. Aku sudah tahu siapa kau,”ancamnya
“Apa itu benar-benar yang kau katakan?”
Taemin mengangguk
“Aku tidak percaya,”ucapku sambil tersenyum evil padanya
“Oke. Baiklah,”ucapnya,”Akan aku panggilkan orang-orang di rumah ini sekarang,”
Ia keluar kamar dan beberapa saat kemudian, Onew oppa, Key oppa, Jong Hyun oppa, Min Ho oppa, dan seorang wanita masuk ke kamar. Aku menatap Taemin tidak percaya. Apa yang akan dilakukannya?
“Berhubung ia masih tidak percaya,”ucapnya,”Aku akan mengatakannya sekali lagi dengan kalian sebagai saksinya,”
“Mwo?”desisku
Sejurus kemudian, Taemin berlutut di samping tempat tidur ini. Ia mengulurkan tangan kanannya padaku.
“Maukah kau menjadi yeojachinguku, Kang Yoo In-ssi?”
Aku mengerjap beberapa kali
•••
Malam ini, Nixie akan tampil di KBS Music Bank. Aku hanya bisa menonton acara itu melalui TV yang ada di ruang tamu. CR onni memaksaku untuk tetap tinggal di dorm sementara mereka bertiga plus manager Kim datang ke studio KBS.
Sejam sebelum acara itu dimulai, manager Kim sempat meneleponku dan menanyakan keadaan terakhirku.
“Yobosseyo?”sapa manager Kim
“Ne. Mworago?”tanyaku sedikit bermalas malasan karena saat ini aku sedang menikmati makan malamku ‘yang sangat indah’
“Bagaimana keadaanmu?”
“Baik,”
“Hmm… maksudku bukan itu,”
“Lalu?”tanyaku sambil menghentikan acara makanku
“Nanti sehabis acara, Nixie akan diwawancari tanpamu,”
“Ya, aku tahu. Lalu?”
“Kurasa mereka akan bertanya mengenai your relationship. Jadi, aku hanya ingin tahu pendapatmu,”
Aku mulai berpikir memutar otak mencari jawaban apa yang harus kuberikan.
Chakkaman! Darimana wartawan tahu? Padahal kan aku baru ‘resmi’ tadi pagi? Dan saat aku keluar dari dorm SHINee, aku tidak melihat satupun wartawan. Dan manager mereka pun bilang suasana diluar clear.
“Terserah kalian saja. Cepat atau lambat wartawan pasti akan tahu. SHINee tidak akan tampil kan?”
“Nah, itu dia!”ucap manager Kim,”SHINee juga akan tampil di Music Bank,”
“Yaa…”ucapku sambil memainkan rambutku sendiri,”Tanyakan saja kepada yang bersangkutan. Gak ngaruh buat gue,”
“Apa?”tanya manager Kim setelah mendengarku berbicara dalam bahasa Indonesia,”Sepertinya aku harus belajar bahasa Indonesia,”
“Hehehe… Menurutku Taemin oppa lebih tahu dariku,”
•••
Hhuaaa!! Joo Na tampil dengan baik! Dance-nya makin ‘tambah baik’ saja!
Vane tampil dengan gaya fashion mirip orang-orang di Harajuku. Deep pink!
Dan CR onni… aku makin iri saja melihatnya dengan gaya rambut terbarunya!! Ia memotong pendek rambutnya mirip dengan potongan rambut Sooyoung SNSD! Plus warna kecoklatan! Bisa turun pamorku sebagai The Most Fashionable Girl!

Masuk ke sesi wawancara…
“Kenapa kalian hanya tampil bertiga hari ini? Ke mana Yoo In?”
Vane tersenyum,”Dia sedang sakit. Kemarin malam badannya panas dan kata dokter harus istirahat. Tapi, kami harap ia segera bisa bergabung dengan kami lagi!”
“Ini adalah penampilan kalian yang pertama di Music Bank. Bagaimana pendapat kalian mengenai respon masyarakat yang menyaksikan acara ini malam ini?”
“Well, kami harap masyarakat dapat menerima kami dan genre music kami. Juga dapat mendukung kami untuk lebih maju di dunia entertain Korea,”jawab CR onni
“O,ya kalian tahu? Koreo kalian dipuji oleh banyak artis senior kalian. Bagaimana menurut kalian? Apa ada orang lain yang mengajari kalian untuk menari seperti itu? Atau kalian yang menciptakan gerakannya sendiri?”
Joo Na mengambil mikrofonnya,”Yaa, kami sangat berterima kasih atas pujiannya. Terutama Eunhyuk oppa yang sudah membantu kami dalam pembuatan klip video untuk single Chick juga mengajari Yoo In. Seluruh gerakannya kami yang menciptakannya sendiri,”
“CR, menurutmu apa pendapat kekasihmu Jong Hyun saat ia melihat penampilanmu tadi?”
CR onni tertawa kecil. Hhuaah! Jangan sampai Taemin oppa disebut-sebut!
“Menurutku ia akan memujiku. Karena kemampuanku jauh lebih baik darinya. Hahahah… Aku tidak tahu juga. Tapi kurasa, aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk tampil sempurna malam ini,”
Aku ikut tertawa mendengar ucapan CR onni. Kemampuan dance-nya lebih baik dari Jong Hyun oppa? Hhuaah! Impossible!
“Apa benar Taemin SHINee berpacaran dengan Yoo In?”
Nah, ini dia!! Apa yang akan dijawab oleh mereka??? Awas kalo macam-macam!
Vanessa tampak menampilkan senyum evilnya,”Kuharap mereka memang ‘benar-benar’ pacaran. Karena Taemin adalah pacar pertama Yoo In,”
Yaak-! Vanessa!!
“Yaa, mereka memang berpacaran. Dan kuharap itu akan berlangsung selamanya sampai mereka menikah nanti dan terpisahkan oleh maut. Hahahah…”
Aku tertawa kecut sendiri.
•••
“Kang Yoo In!”teriak Vanessa minggu pagi ini. Hhuaa, anak ini tidak mengerti aku sedang capek saja!
“Mwo?!”tanyaku ketus
“Kau tidak mau keluar?”
“Apa maksudmu?! Jangan berbelit-belit!”teriakku
“Ya,sudah, kalau kau tidak mau,”ucapnya lalu menjauh dari pintu,”Taemin, dia tidak mau. Katanya masih mau tidur,”

Tunggu! Taemin?!
Huuaa oppa!!

Terlambat! Taemin oppa sudah masuk ke kamarku. Tidak ada yang bisa kulakukan lagi saat ini!

“Hei, bangunlah!”ucap Taemin oppa lembut sambil menarik selimut tebalku
Aku mengerang pelan. Bukan aku tidak mau! Tapi aku tidak mau ia melihat wajahku saat bangun tidur seperti ini!
“Ayolah, sudah pagi!”perintahnya
“Hhuuaaa, aku masih ngantuk!”
“Apa kau akan melewatkan minggu pagi ini begitu saja dengan tidur? Padahal aku sudah susah-susah datang ke sini untuk mengajakmu jalan-jalan,”

Hhuaa! Mama, papa!! Please, help me! Masih ngantuk!!

“Ya,”ucapku pendek, lalu bangkit dan menuju kamar mandi
“Kutunggu kau di luar,ya!”
•••
“Keren!!!”pekikku ketika turun dari salah satu wahana di Lotte World
“Kau mau naik roller coaster?” Taemin menunjuk ke satu arah
Aku menggeleng. Terakhir kali aku naik roller coaster adalah saat aku ke Dufan dua tahun yang lalu. Akhirnya seluruh nasi goreng bikinan mama yang pagi harinya kumakan keluar lagi.
“Kau takut?”
Aku terdiam,”Ani…”
“Lalu?”
Kali ini Taemin menatapku dengan pandangan yang sangat ‘menjijikkan’ menurutku.
Aku mendorong pelan wajahnya,”Aku tidak mau!”

“Ini kan masih jam sebelas siang!”
“Aku tidak mau naik roller coaster!”
“Aish-! Kau itu!”
“Apa?”tantangku

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar tempatku kini.
“Es krim?”
“Yaak-! Kau baru saja demam! Malah mau makan es krim! Kalau kau sakit lagi bagaimana?”
“Siapa peduli?! Siapa suruh kau pulang duluan waktu itu! :p”
Aku berjalan meninggalkan Taemin menuju stand es krim yang ada di Lotte World. Lalu memesan satu es krim vanilla favoritku.
“Untukmu saja?”tanya Taemin
Aku mengangguk dan menjilati es krim coneku
“Dasar orang jenius memang biasanya egois!”
Aku memeletkan lidah pada Taemin yang baru saja hendak memesan es krim.

Hhuaa.. aku harap tadi ia mengajakku ke mall atau Apgeujong street! Ternyata ke Lotte World dan mengajakku naik roller coaster! Untung saja tidak jadi. Kalau jadi bisa turun pamorku!
•••



Yeyeyeyey.... komen yaa???

Senin, 09 Mei 2011

Refrain -2 + After Story-

Title : Refrain -2 END + Afterstory-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Oneshoot, Fanfiction, Friends, Super Junior
Cast :
-Lee Ji Eun -Super Junior
-Lee Dong Hae -Kim Ga Eul
-Choi Siwon

*Donghae POV*
“Oppa,Siwon mana?”
Aku menatap Ji Eun yang tampak memasang ekspresi childistnya. Aku yang selalu merasa gemas melihat wajahnya yang seperti itu langsung mencubit pipinya yang chubby itu.
“Aw, sakit tau!”
“Oh,ya?”tanyaku lagi, lalu mencubit pipinya sekali lagi
“Oppa!”
Aku tertawa melihat ekspresinya ini
“Entahlah. Aku tidak tahu. Katanya tadi ia pulang ke rumahnya,”jawabku akhirnya

“Oh, itu dia!”ucapku sambil menunjuk ke sebuah arah
“Siwon? Itu siapa?”tanya Ji Eun
Aku mengangkat bahu
Siwon tersenyum pada kami saat sudah berdiri di dekat kami. Kulirik tangannya yang menggenggam tangan yeoja di sampingnya.
“Nugu?”tanyaku
“Sunny imnida,”ucap gadis itu sambil tersenyum dan menatap Siwon mesra
“Dia yeojachinguku,”ucap Siwon sambil tersenyum
“Wooaaa!! Chukkae!”pekikku sambil menjabat tangan Siwon

Kau tahu? Aku senang bukan karena Siwon sudah memiliki yeojachingu, tetapi karena aku tahu, aku bisa mendapatkan Ji Eun dengan mudah setelah ini. Aku tahu, Ji Eun menicntai Siwon. Tidak ada salahnya mencoba kan?
Kulirik Ji Eun yang tampak diam terpaku. Matanya menatap kosong lantai yang kami pijaki saat ini.
Lalu, tanpa dikomandoi, Ji Eun menghempaskan kamus-kamus bahasa asing yang daritadi dipegangnya, lalu keluar dari ruangan ini.
Siwon menatap Ji Eun heran. Begitu juga Sunny.
“Dia kenapa?”tanya Siwon
Aku mengangkat bahu.

Hari ini, mereka sudah saling menyadarinya. Aku tidak bisa lagi menyusup masuk ke kehidupan mereka. Aku bukan siapa-siapa saat ini baginya. Walaupun ia tahu –barangkali- aku menicntainya.
Ingatanku kembali pada saat hari di mana Ji Eun memutuskan untuk menerima beasiswa sekolah di Paris.

“Oppa, kurasa aku akan mengambil beasiswa itu,”
“Kenapa?”tanyaku kaget. Jelas sekali aku kaget. Kenapa ia memutuskannya tiba-tiba? Padahal kemarin lusa ia masih teguh pada pendiriannya yang pertama, yaitu tetap melanjutkan kuliahnya di Seoul.
Ji Eun terdiam,”Aku ingin… lebih mendalami ilmuku di Paris. Paris kan kota mode, jadi mana tahu nanti setelah aku kembali, aku berhasil menjadi designer ternama!”jelasnya yang diakhiri dengan tawa palsunya
Aku menatap matanya dalam. Kuharap ia tahu apa yang kurasakan saat ini.
“Ji Eun-ah,”ucapku
“Ne?”
“Bisakah kau tinggal untukku?”
Ia menatapku tidak percaya
“Aku tahu, kau memutuskan ke Paris karena Siwon. Ya,kan? Dialah alasan utamamu. Kau ingin melupakannya,”
Ji Eun menggeleng,”Oppa, aku tidak bisa,”
“Ji Eun-a, tinggallah bersamaku di Seoul. Jangan pergi! Aku akan membantumu melupakan Siwon,”
“Aku tidak berniat melupakannya,oppa,”desis Ji Eun sambil tertunduk
Aku merengku wajahnya dengan kedua tanganku. Memaksanya untuk menatap mataku
“Biarkan aku masuk ke kehidupanmu. Biarkan aku membantumu melupakannya,”

Lalu, keesokan harinya, Ji Eun menyuruhku datang ke bandara tepat sebelum keberangkatannya.

“Oppa,maaf aku harus pergi! Kumohon sampaikan maafku pada Siwon karena tidak memberitahunya aku berangkat hari ini. Aku harap ia tidak sedih,”

Kenapa ia selalu mengingat Siwon? Kenapa ia tidak berusaha untuk melupakan nama itu? Sekali saja. Kenapa ia selalu peduli pada Siwon walaupun jelas-jelas Siwon telah melukainya?


*Ji Eun POV*
Siwon terus menggendongku sampai di mobilnya. Setelah ia mendudukkanku di kursi samping kemudi, ia pun masuk dan mengemudikan mobil perlahan meninggalkan gedung butik milik Mister Thomas. Ia sama sekali tidak berbicara sepatah katapun selama mengemudi. Aku juga tidak tahu apa yang akan kukatakan.

Siwon menghentikan mobil yang dikemudikannya di depan sebuah klinik. Aku memperhatikan klinik itu. Untuk apa dia membawaku ke sini?
Sebelum aku sempat melontarkan pertanyaan, Siwon sudah terlebih dahulu mengangkatku kembali. Ia membawaku masuk dengan tatapan penasaran dari beberapa pengunjung.

“UGD,”desisku,”Kau pikir aku sakit parah!”protesku dengan suara yang kecil
Kulihat bibirnya tertekuk membentuk sebuah senyuman kecil

“Ada apa,Siwon-ssi?”tanya seorang ahjussi yang mengenakan pakaian dokter setelah Siwon membaringkanku di atas tempat tidur di ruangan UGD ini
“Tadi ia terjatuh. Kupikir kakinya terkilir atau mungkin patah,”jelas Siwon pada dokter itu
“Mari kita lihat,”ucap dokter itu

Dokter Jang –seperti yang kulihat pada name tagnya- memeriksa pergelangan kaki kiriku dengan meraba bagian mata kakiku yang mulai terlihat bengkak itu.
“Apa kau merasa sakit?”
Aku menggeleng
Lalu, dokter Jang mengurut pelan bagian yang terlihat bengkak di kakiku itu dan aku mulai merasakan rasa ngilu yang sangat sakit itu.
“Sepertinya kakimu hanya terkilir,”ucap dokter Jang,”Apa kau terjatuh tadi?”
Aku mengangguk

Jangan sampai kakiku di gips (lagi)! Aku sedang membutuhkan kaki yang sempurna saat inI!

Siwon menyodorkan segelas kopi panas padaku. Aku menerima kopi itu dan menyesapnya perlahan.
Setelah dari klinik tadi, Siwon membawaku ke tepian sungai Han. Ia tidak bicara banyak. Aku tidak tahu kenapa. Padahal tadi dialah yang membawaku pergi dari Donghae oppa.

“Kakimu masih terasa sakit?”tanyanya
Aku menggeleng
“Apa…kuliahmu sudah selesai?”
Aku beralih menatap Siwon, kulihat ia sedang menatap lurus ke depan.
“Ya. Sejak tahun lalu,”

Kami terdiam untuk beberapa saat. Lalu, kurasakan Siwon menggenggam tanganku.
Aku mencoba menarik tanganku, namun ia malah menggenggam kedua tanganku dengan erat.
Aku menatapnya.
“Mianhae,Ji Eun-a,”ucapnya
Aku mengangkat alisku,”Wae? Kau tidak salah,”
Ia menggeleng,”Aku salah. Aku salah waktu itu tidak tahu keadaan yang sebenarnya,”
Aku memejamkan mataku sepersekian detik sambil menggeleng pelan
“Kau tidak pernah salah di mataku,”
Tatapan matanya yang sendu ini kembali meruntuhkan puing-puing pertahan diriku. Airmataku jatuh tak terbendung lagi.
“Uljima,”ucapnya sambil menghapus air mataku
Aku tersenyum, walaupun jelas-jelas perasaan itu kembali muncul dan tergambar jelas saat ini.
“Maukah kau memaafkanku?”
Aku mengangguk,”Aku tidak pernah menyalahkanmu karena memilih Sunny-ssi. Aku tidak bisa memaksakan perasaanmu padaku,”
“Hajiman, tanpa kau paksa pun sekarang, aku sudah mencintaimu. Saranghae,Ji Eun,”
Aku tersenyum lagi,”Saranghae,Siwon-a,”

*Donghae POV*
“Apa Siwon belum pulang juga?”tanya hyung manager. Itu adalah pertanyaan ke seribunya sejak Siwon dan Ji Eun pergi tadi siang
Aku menggeleng
“Memangnya Siwon dan Ji Eun-ssi itu sudah saling kenal,ya?”tanya Hyuk Jae
Aku tersenyum miris
“Kurasa mereka memang kenal,”jawab Leeteuk hyung

“O,ya bukankah kau juga ikut menyusul Ji Eun-ssi tadi siang?”tanya Heechul hyung
Aku mengangguk,”Kenapa?”
“Kau juga kenal Ji Eun-ssi,kan?”
“Menurutmu?”tanyaku balik

“Kurasa kau ‘terlibat’ diantara mereka bertiga,”kata Sungmin
Aku tersenyum kecil,”Tidak lagi saat ini,”

Aku melangkah keluar dari dorm. Meninggalkan mereka yang masih menatapku heran.

Ya. Aku tidak lagi terlibat dengan ‘urusan’ mereka berdua. Kecuali kalau Siwon kembali menyakiti Ji Eun.

2 weeks later…
*author POV*
“Mrs Choi, tolong kau antarkan pakaian ini ke dormnya Super Junior. Kau tau alamatnya kan? Semuanya untuk mereka bersepuluh. Mereka akan memakai pakaian ini besok. Jadi, tolong antarkan sekarang,”
Ji Eun melirik bosnya itu sekilas. Lalu kembali menatap layar laptopnya. Ia sedang berimajinasi dengan games dress-up yang khusus dibuat untuk mendesain pakaian-pakaian.
“Mrs Choi! Kau dengar aku tidak?!”teriak Mister Thomas. Kali ini matanya menatap Ji Eun yang masih sibuk dengan laptopnya itu
“Tidak ada yang bernama Mrs Choi di sini, Bos,”ucap Ji Eun enteng
Mister Thomas tampak mendengus kencang
“Yang kumaksud itu kau! Jadi, sekarang cepatlah pergi untuk mengantarkan pakaian-pakaian ini! Sekarang!”
“Nde?! Namaku Lee Ji Eun. Bukan Choi Ji Eun!”sergah Ji Eun
“Terserah apa katamu lah! Yang jelas,”Mister Tom menarik sebuah majalah yang baru saja tiba di mejanya pagi ini,”Berita ini aku yakin seratus persen benar!”
“Berita?”tanya Ji Eun
“Aish-!Kau bisa beli majalah ini nanti sepulang dari tempat Super Junior. Sekarang, pergilah! Go, go,go!”
Ji Eun bangkit dari kursinya dan berlarih ke meja tamu dan mengambil tiga buah tas besar yang terletak di sana.
“Atas nama siapa?”
“Super Junior dari Mister Tom. Bilang itu adalah pakaian yang akan mereka pakai dalam film terbaru mereka,”
Ji Eun melangkah tanpa suara menuju pintu keluar.

“Woooaaa, tinggi sekali!”ucap Ji Eun terpana melihat gedung apartemen yang ditempati oleh Super Junior
Walaupun ia sudah pernah beberapa kali datang ke tempat ini sebelumnya, tetapi tetap saja rasa kagumnya itu tidak beralih.
“Lantai dua belas? Hhmmmppfffhh…. Fighting!”

Ji Eun sampai di lantai dua belas dan setelah keluar dari lift, matanya ‘tepana’ melihat coretan-coretan di dinding, juga keadaan pintu apartemen yang ‘sangat mengenaskan’ itu. Bulu kuduknya bergidik ngeri.
Ji Eun lalu menekan tombol bel. Kemudian pintu terbuka sedikit.
“Nugu?”tanya namja di balik pintu
“Kiriman dari Mister Tom. Baju yang akan kalian pakai di film terbaru kalian,”jelas Ji Eun
Pintu terbuka semakin lebar. Ia dapat melihat keadaan seluruh apartemen dari pintu. Apartemennya sepi. Dan namja yang membukakan pintu itu sama sekali tidak beralih dari PSP yang dipegangnya.
“Kau tarus di atas meja sana saja,”perintahnya
Tanpa dikomandoi lagi, Ji Eun masuk dan menaruh tiga tas besar itu di atas meja. Lalu, ia berbalik dan memandang seluruh apartemen lagi.
“Mana Siwon?”tanyanya
“Dia pergi. Ada jadwal pemotretan,”jelas namja itu masih terpaku pada PSPnya

“Huuuaaaa!!! Aku kalah lagi!!!”teriaknya kemudian
Ji Eun menatap Kyuhyun heran.
“Dasar aneh,”desis Ji Eun
“Ji Eun-ssi?”ucap Kyuhyun
“Apa?”tanya Ji Eun
“Wooaa,aku tidak tahu kalau yang datang itu kau. Kupikir hanya kurir antar,”
“Yaa, aku memang kurir antar,”jawab Ji Eun sambil berjalan menuju pintu
“Kau mau ke mana?”tanya Kyuhyun
“Pulang,”jawab Ji Eun sambil menatap Kyuhyun
“Tidakkah kau mau tinggal di sini dulu? Siwon hyung sebentar lagi pulang,”
“Apa hubungannya denganku?”tanyanya balik
“Hyyaaa… anak aneh! Yeoja pabo!”ejek Kyuhyun,”Apa kau tidak mau bertemu dengan namjachingumu itu?!”
Ji Eun meringis, lalu dengan cekatan, tas tangan kecil yang dibawanya mendarat dengan sukses di kening Kyuhyun.
“Hyung…. Ada orang jahat yang memukul kepalaku!!!”teriak Kyuhyun
“Kau yang mulai duluan!”ucap Ji Eun membela diri

Lalu, dari arah kamar, keluar seorang namja lain yang telah rapi pakaiannya *maaf, bhsnya agak kacau!^^*.
“Kau mau ke mana,hyung?”tanya Kyuhyun pada Donghae
“Ada janji. Kau tunggu di dorm,ya! Aku pulang nanti malam. Oke?”
Pandangan Donghae beralih kepada Ji Eun.
Ji Eun berdiri termangu menatap Donghae. Donghae juga begitu.
“Ji Eun-ssi? Kau bisa temani Kyuhyun di sini,kan?”tanya Donghae mencoba tetap tenang

*Donghae POV*
“Kau mau ke mana,hyung?”tanya Kyuhyun
“Ada janji. Kau tunggu di dorm,ya! Aku pulang nanti malam. Oke?”jawabku sambil merapikan dasi hitam yang terpasang di kerah kemejaku
Aku melirik ke arah yeoja yang berdiri terpaku di sebelah Kyuhyun
Ji Eun. Ia di sini? Kenapa aku tidak tahu?
Aish-! Dia di sini itu kan wajar wajar saja!
“Ji Eun-ssi? Kau bisa temani Kyuhyun di sini,kan?”tanyaku dengan nada tenang yang dibuat-buat. Bagaimana aku bisa tenang sementara Ji Eun di sini?
“Heh? Aku… aku…”
“Ayolah,nuna! Aku bisa mengajakmu main game terbaru sampai Siwon hyung pulang,”rengek Kyu
Aku tersenyum pada Ji Eun. Dan ia tampak meringis.
“Anu… Mister Tom memintaku…”
“Aha! Jangan khawatir, aku akan menelepon Mister Tom! Oke? Arachi? Temani adikku itu,ya? Turuti saja apa yang ia inginkan selama itu tidak membahayakanmu,”
Kemudian, aku melesat keluar dari dorm dan menutup pintu.

Huuaa,nyaris saja aku tidak bisa mengendalikan diri!

*Author POV*
Setelah Donghae menutup pintu, Kyuhyun kembali menatap Ji Eun yang masih belum bisa menguasai dirinya itu.
“Duduklah!”perintah Kyuhyun,”Anggap rumahmu sendiri. Kalau kau mau makan, silahkan ambil di kulkas. Oh,ya, mungkin kau bisa memasak sendiri,”
Ji Eun duduk dan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.
“Kyu, Donghae… oppa pergi ke mana?”
Kyuhyun menggeleng, lalu membawa laptopnya ke meja tamu
“Mungkin sedikit kencan di akhir pekan,”jawabnya
“Oh,”

“O,ya kau memang mengenal Siwon hyung dari dulu?”
“Ha?”tanya Ji Eun lagi,”Hmm… memang. Sebelum aku kuliah di Prancis, aku sudah mengenal mereka,”
“Mereka?”
Ji Eun mengangguk.Lalu,”ah,maksudku Siwon,”
Kyuhyun mengangguk,”Kau tidak marah kan?”
“Marah? Kenapa?”
“Karena aku tidak mengambilkan minum untukmu?”
Ji Eun tertawa,”Bukankah tadi kau bilang aku bisa mengambil sendiri dan anggap dorm ini sebagai rumahku sendiri?”
“Oh,”ucap Kyuhyun sambil tertawa kecil
Kyuhyun kemudian memilih game favoritnya dan mulai tenggelam dalam kesibukan game itu. *authornya ga begitu tau ama nama2 game terbaru*

Ji Eun yang mulai bosan dicuekin oleh Kyuhyun, mulai mencari-cari kegiatan yang bisa ia lakukan hingga Siwon datang.
“Apa kau sudah makan?”tanyanya kemudian
Kyuhyun menggeleng
“Apa ada bahan mentah?”
Kyuhyun mengangguk,”Di kulkas,”
Ji Eun beranjak menuju dapur, kemudian mengacak-acak isi kulkas Super Junior. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat dua porsi ramen.

“Kyu! Apa kau mau makan?”
“AAAAA!!!”teriak Kyuhyun
“Kyu?! Apa kau baik-baik saja?!”tanya Ji Eun sambil berlari menuju tempat Kyuhyun yang sedang bermain game tadi.
“Ada apa?”tanya Ji Eun pada Kyuhyun yang terlihat baik-baik saja
“Aku kalah kali!!!”
“Ish! Kukira kau kenapa! Ramenya ada di meja makan!”
Kyuhyun tersenyum evil,”Kalau tidak enak, akan kuadukan pada Siwon hyung!”
Ji Eun terkikik,”Oh,ya? Legenda Sungai Han milikmu itu yang patut dipertanyakan keasliannya!”

Kyuhyun dan Ji Eun melahap makan siang mereka berdua saja. Tanpa ada suara lain selain ketukan sumpit dan sesekali tawa mereka.
“Aku pulang! Kyunie!”panggil seseorang
Ji Eun menghentikan makannya,”Siapa itu?”
Kyuhyun mengangkat bahu cuek,”Kami di dapur hyung!” Lalu, saat Ji Eun sedang memperhatikan siapa yang datang, Kyuhyun merebut mangkok ramen milik Ji Eun.
“Cho Kyu Hyun! Makan siangku!!!!”teriak Ji Eun sambil mencoba merebut kembali jatah makan siangnya

“Ji Eun?”
Ji Eun menghentikan kegiatannya dan menoleh pada Siwon yang tampak membawa sesuatu di tangannya.
“Hai,hyung! Nuna memasak ramen untuk makan siangku. Dan rasanya sama sekali tidak enak,”sapa Kyuhyun plus penjelasan tanpa rasa bersalah yang membuat Ji Eun merah padam
“Oh, kupikir kau belum makan,”komentar Siwon, lalu ia beralih kembali pada Ji Eun,”Kapan kau datang? EKnapa tidak bilang dulu padaku sebelumnya?”
“Hmm… tadi Mister Tom menyuruhku mengantar pakaian,”jelas Ji Eun,”Apa kau sudah makan?”

Siwon kemudian mengambil posisi duduk di samping Ji Eun dan mengeluarkan sebuah kotak makanan dari dalam kantong yang ia bawa. Sepertinya makan cepat saji.
“Berhubung kalian sudah makan, jadi jatah milikmu, jadii untukku,Kyunie!”
“Mwo?!”tanya Kyuhyun tidak terima,”Tidak bisa! Kalau jatahku ya tetap jatahku!”
Siwon menggeleng lalu melahap sebuah burger.

“Sepertinya isi kulkas kalian lengkap sekali. Ada banyak jenis buah di sini, sayuran, daging, dan bumbu-bumbu,”ucap Ji Eun saat ia kembali memeriksa kulkas

“KyuWonie!”teriak seseorang
Ji Eun langsung buru-buru menutup pintu kulkas dan berdiri terpaku di samping kulkas setelah melihat siapa yang datang.
Donghae datang bersama seorang yeoja. Ji Eun merasa ia pernah melihat yeoja yang bersama Donghae itu.
“Wooaaa!!! Hyung, siapa dia? Yeojachingumu?”tebak Kyuhyun langsung
Donghae tersenyum dan mengangguk,”Dia yeojachinguku. Shin Ga Eul!”

“Hyaaa!!! Ga Eul-a!!!!”teriak Ji Eun setelah benar-benar yakin siapa yeoja yang ada di samping Donghae
“Kapan kalian kenal?! Kenapa kau tidak bilang padaku?”tanya Ji Eun masih dengan nada kaget sambil mengguncang bahu Ga Eul
“Kalian saling kenal?”tanya Donghae dan Siwon bersamaan
Ji Eun dan Ga Eul mengangguk
“Dia sepupuku,”jawab Ji Eun
Lalu, dua pasang anak manusia itu sama-sama tertawa bahagia. Bagaimanakah dengan Kyuhyun????

“Hhuuuaaaa!!!!! Yeojachinguku sekaligus istriku selamanya!!! Saranghae!!!”teriak Kyuhyun sambil berlari mengambil PSPnya


Akhirnya selesai 1 story raders!! Komen,yaa?? O,ya endingnya maaf kalo jelek! Hahahah…. ^^

Refrain

Title : Refrain -1-
Author : Amy Lee
Categories : Love, Chapters, Fanfiction, Friends, Super Junior
Cast :
-Lee Ji Eun -Super Junior
-Lee Dong Hae -Kim Ga Eul
-Choi Siwon
NB : Sebenernya author pengen bikin 1 part aja, tpi gara2 kepanjangan, jdi bikinnhya 2 part… ^^

*Ji Eun POV*
Hujan turun dengan derasnya malam ini. Menimbulkan udara dingin menusuk tulang. Hal yang lumrah saat musim gugur seperti saat ini.
Bagiku, hujan kali ini adalah hal yang selalu terjadi ketika aku baru saja kembali dari taman kota. Setiap kali aku mengunjungi taman kota di musim gugur, hujan selalu turun deras malamnya. Tidak pernah tidak.
Paris, Ville de l’amour.
Bagiku sama saja. Tidak ada Ville de l’amour lain di dunia ini selain Seoul, kota asalku.
Seoul adalah kota pertama tempatku menghirup udara dunia. Seoul adalah kota pertama tempatku mengenal orang-orang yang ‘berarti’ di hidupku. Seoul adalah kota pertama tempatku mengenal pendidikan. Dan Seoul adalah kota pertama tempatku mengenal cinta.
Di Seoul, aku mengenal yang namanya cinta. Cinta yang selalu membuatku bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Aku seperti orang bodoh ketika dihampiri oleh cinta itu. Namun, membuatku lebih mengenal dirinya dan diriku sendiri.
Tidak ada pengaruh berarti bagiku walaupun hari ini, tepat 7 tahun aku berada di Paris, Prancis. Diriku tetap sama. Lee Ji Eun yang dikenal selalu bersikap dingin, cuek, pintar, dan ‘bodoh’. Aku tetap Lee Ji Eun. Lee Ji Eun yang selama 7 tahun ini menuntut ilmu di University of Paris. Lee Ji Eun yang lebih memilih pendidikan daripada ‘kebahagiaannya’.

Saat pertama kali aku sampai di kota ini, hal yang pertama sekali kusadari adalah aku sendirian. Tidak ada teman-teman yang kukenali dan sahabat yang selalu ada di sampingku. Aku sendiri.
Perlahan-lahan, aku mulai terbiasa dengan kesendirianku ini. Hampir setiap malam di tahun pertamaku, aku menangis. Merindukan sahabatku, orang tua, dan orang-orang terdekat lainnya. Aku merindukan dua sahabatku. Aku merindukan tawa mereka, tindakan konyol mereka saat aku bersedih, dan saran-saran ‘birilian’ dari mereka berdua yang selalu membuatku tampil konyol.
Aku yakin pada saat itu waktu akan mengubah segalanya. Waktu akan menghapus segalanya. Perasaan, kekecewaan, dan kerinduanku. Waktu akan membawaku ke masa depanku. Bukankah setiap keputusan yang kita ambil selalu menghasilkan akhir yang berbeda?

“Ji Eun, kau serius akan pulang ke Korea?”
Ya. Aku akan kembali. Kembali setelah segala usaha yang kulakukan itu berhasil. Walaupun nanti, pertahanan diriku akan hancur ketika aku sampai di Korea, aku akan tetap kembali. Toh bukan itu saja yang membuatku ingin kembali. Aku merindukan orang tua dan keluargaku.
“Hei, kau dengar tidak?”
Aku tersadar. Ini bukanlah halusinasiku saja.
Nancy, teman seapartemenku sedang bertanya padaku.
“Ya. Besok aku akan pulang,”
“Lalu, bagaimana dengan pekerjaanmu? Bukankah mister Thomas memintamu untuk bekerja dengannya sampai kuliahmu selesai?”
“Bukankah kuliahku sudah selesai sejak tahun lalu?”tanyaku balik
Nancy mengangguk pelan,”Maksudku, kau kan salah satu karyawan terbaik mister Thomas?”
“Aku akan bekerja di butiknya yang ada di Seoul,”

Yaa, aku bekerja sebagai seorang asisten designer tekenal di dunia. Mister Thomas, begitulah yang biasa kupanggil pada pria paruh baya yang bermurahh hati mempekerjakanku saat aku melamar kerja ke butiknya dengan ‘tangan hampa’. Awalnya aku memang tidak memiliki pengalaman apapun di bidang design pakaian, tetapi setelah aku kuliah selama setengah tahun di fakultas tersebut, aku sudah sedikit-banyak-tahu mengenai dunia fashion Prancis.

“Apa perlu kuantar besok ke bandara? Di sini tertulis kau berangkat pukul 6 pagi,”tanya Nancy lagi sambil menunjukkan tiket pesawatku
Aku mendesah dan berbalik menatapnya yang duduk di atas tempat tidur,”Terserah kau saja. Asalkan itu tidak mengganggu jadwal kerjamu,”
Nancy tersenyum,”Kau gila,ya? Aku kan baru masuk kerja jam 9 pagi? Tentunya aku masih punya waktu untuk mengantar sahabatku ini!”
Aku tertawa kecil mendengar ucapan Nancy.

Yaa, kuharap pertahanan diriku tidak runtuh saat aku sampai di Korea. Dan akan tetap berdiri tegak saat aku bertemu dengannya.

*Donghae POV*
“Donghae-ya, saengil chukkae!”

“Sebelum kau meniup lilinnya, ucapkan harapanmu untuk tahun ke-25 mu,”perintah Leeteuk hyung
Aku memejamkan mataku. Berpikir apa yang harusnya kuharapkan di tahun ini. Tahun ke-7 setelah ia pergi menuju Paris. Dan ditahun ke 25 umurku saat ini.

“Oppa,maaf aku harus pergi! Kumohon sampaikan maafku pada Siwon karena tidak memberitahunya aku berangkat hari ini. Aku harap ia tidak sedih,”
“Tentu. Berhati-hatilah di sana!,”
Ia berjalan memasuki ruang keberangkatan bandara.
Kenapa hanya Siwon yang kau ingat saat ini? Tidak perdulikah kau padaku? Tidak tahukah kau bahsa aku mencintaimu? Lebih dari kau mencintai Siwon. Ia tidak mencintaimu. Akulah yang harusnya kau cintai.

Aku kembali membuka mataku, lalu meniup lilin yang berbentuk angka 25 di atas cake ulang tahunku.
“Kuharap kau kembali tahun ini,”ucapku dalam hati sebelum meniup lilin.

*Siwon POV*
Huuaah, aku terlambat! Harusnya kemarin aku sampai di Seoul! Haah, semoga saja Donghae hyung tidak marah karena aku tidak datang ke acaranya semalam!

Hari ini aku kembali dari Prancis setelah selama seminggu lebih di sana untuk menjalani pemotretan untuk sebuah majalah internasional. Kupikir delay yang terjadi di bandara di Paris tidak akan mengakibatkan keterlambatan jadwal kedatangan di Incheon. nyatanya?? Aku tidak bisa ikut merayakan ulangtahun Donghae hyung tadi malam.
Semoga saja hadiah ini bisa membuatnya tenang dan tidak marah padaku…

“Siwon-ssi,ayo!”ajak managerku setelah kami mengambil barang-barang kami

“So Eun-a, apa kau sudah di bandara?”
Aku menoleh pada agasshi yang berjalan di belakangku. Agasshi itu memakai kacamata hitam sehingga aku tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya. Ia sepertinya adalah agasshi yang duduk di seat di seberang bangkuku selama perjalanan tadi.
“Oh, baiklah. Aku sudah selesai mengambil barang-barangku. Oke! Sampai ketemu!”ucap agasshi itu lalu memasukkan kembali ponsenya ke dalam tas
Suaranya seperti aku pernah mendengarnya…

*Ji Eun POV*
8.00 am KST
Welcome To Incheon Airport, South Korea
Have a Nice Day

Aku tersenyum senang setelah membaca tulisan itu di pintu keluar.
Seoul. Akhirnya aku sampai!

Aku melangkahkan kaki keluar dari terminal kedatangan bandara terbaik ini. Suasanya sangat ramai ketika aku tiba di luar. Angin musim gugur berhembus menerpa wajahku dan menerbangkan rambutku.
“Welcome back, Ji Eun!”pekik Ga Eul, sepupuku yang bersedia menjemputku hari ini
Aku tersenyum bahagia padanya,”Bagaimana kabarmu?
“Aku baik-baik saja. Kau sendiri?”
Aku tersenyum lagi padanya,”Seperti yang kau lihat!”

Kemudian, tiba-tiba saja Ga Eul menarikku mendekat padanya. Bisa kurasakan getaran di koperku yang ditubruk oleh sesuatu keras.
“Uugh! Tidak sopan sekali dia!”omel Ga Eul
Aku menoleh untuk memperhatikan siapa yang dimaksud Ga Eul. Seorang namja yang saat ini sedang berdiri di samping sedan silver mewah.
“Anda tidak apa-apa, agasshi?”tanya seseorang
Aku menoleh pada orang itu,”Oh,”

Dia berdiri di sana. Di hadapanku. Menatapku dengan tatapan khawatir yang selama ini kurindukan. Ya. Orang ini adalah dia.
“Maafkan temanku. Dia sedang terburu-buru,”ucapnya kemudian,”Anda tidak apa-apa kan, agasshi?”tanyanya lagi
Aku mengangguk pelan.

Kurasakan sesuatu yang keras menghancurkan pertahan diriku, pada akhirnya. Setelah ia pergi menyusul temannya yang sepertinya menabrakku tadi.
Ia masih sama. Senyumannya dan suaranya yang selembut beludru itu. Juga nada khawatir yang ia keluarkan tadi. Aku merindukannya. Ya, aku merindukannya. Aku merindukan segalanya!
Kenapa ia tidak ingat padaku?

“Hhuuaaa!! Ji Eun! Tadi itu Donghae Super Junior! Kenapa kau tidak minta tanda tangannya?!”pekik Ga Eul setelah ia pergi
Aku tetap bergeming. Donghae Super Junior? Bukankah namanya Lee Dong Hae? Apa itu Super Junior?
“Yaaak… Lee Ji Eun, kau dengar aku tidak?”tanya Ga Eul dengan nada kesal. Ia mengguncang bahuku.
Tetesan air di pelupuk mataku akhirnya jatuh. Tidak ada yang bisa kulakukan saat ini. Semuanya hancur. Pertahan diriku saat ini, yang selama 7 tahun ini berusaha kubangun akhirnya hancur hanya dengan beberapa detik pertemuan saja.

“Kenapa kau menangis?”tanya Ga Eul

*Donghae POV*
Hari ini Siwon kembali! Apa dia membawa hadiah special dari Prancis?! Huuaah, kuharap iya.

“Hyung, saengil chukkae!”ucap Siwon ketika ia keluar dari terminal kedatangan
Ia mendorong sebuah kereta dorong yang penuh dengan koper-koper keperluannya. Seperti orang pindahan saja!
“Kau bawa kado ulang tahun untukku tidak?”tagihku
“Tentu! Aku minta maaf tidak bisa ikut kemarin malam. Pesawatnya delay 4 jam!”
“Tidak apa-apa. Yang penting kado darimu!”candaku lalu tertawa bersama
“Ini!”Siwon mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya
“Wooaa!! Apa ini?”tanyaku

Siwon tidak menjawab. Lalu, aku membukanya.
Sebuah jam tangan milik brand terkenal! Ya,ya,ya! Aku yakin!
“Ini… ini kan…”
Siwon mengangguk,”Itu hadiah dariku,hyung. Semoga kau suka!”
Hahah… tentu aku suka!

Siwon tampak celingukan ke sana-ke mari seperti mencari sesuatu.
“Kau cari siapa?”tanyaku
“Kau pergi ke sini dengan siapa?”
“Chullie hyung,”
“Wuuaah, kebetulan sekali!”ucap Siwon
Lalu ia berlari menuju mobilku yang terparkir tidak jauh dari sini. Ia terus berlari sambil membawa sebuah tas plastic menuju mobilku. Sepertinya hadiah untuk Heechul hyung.
Yaak! Hati-hati!
Siwon menabrak seorang agasshi yang sedang berbicara dengan temannya. Untunglah teman si agasshi itu menariknya cepat sebelum mereka bertabrakan. Kenapa anak itu tidak berbalik minta maaf?
Kebiasaan!

Aku mendekati agasshi yang mengenakan kacamata itu. Ia tampak heran memperhatikan Siwon yang sedang bercakap-cakap dengan Heechul hyung.
“Anda tidak apa-apa, agasshi?”tanyaku khawatir. Kulihat tadi ia seperti hampir jatuh, mungkin kaget
Agasshi itu menatapku heran,”Oh,”katanya
Kenapa aku menjadi gugup seperti ini? Agasshi ini, seperti aku kenal.
Aduuh, kenapa jantungku ini? Kenapa berdegup lebih kencang? Aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
“Maafkan temanku. Dia sedang terburu-buru,”jelasku
”Anda tidak apa-apa kan, agasshi?”tanyaku lagi memastikan karena kulihat agasshi ini baik-baik saja, hanya kaget. Kekekeke… mungkin ia ELF.
Akhirnya, agasshi itu mengangguk pelan, dan aku meninggalkannya bersama teman wanitanya itu.

Tapi kenapa aku bisa jadi seperti ini? Kenapa dengan perasaanku ini? Jantungku masih berdegup kencang. Siapa agasshi itu?
“Hyung,ayo kita kembali!”ucapku setelah masuk ke mobil
Heechul hyung mengemudikan mobilku perlahan meninggalkan bandara ini.

Mobil kami melewati agasshi tadi. Temannya tampak sangat bahagia. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Teman agasshi yang ditabrak Siwon tadi itu tampak sangat bahagia, ia terus mengguncang tubuh agasshi itu. Sedangkan agasshi itu… kenapa cuma diam saja? Ia bukan ELF,ya?
“Kau sedang memperhatikan apa,Hae?”tanya Heechul hyung
Aku mengalihkan pandanganku dan menggeleng,”Tidak ada,”

*Ji Eun POV*
Oke. Ji Eun! Jangan ubah hari ini menjadi hari terburuk di dunia! Lupakan! Lupakan yang terjadi kemarin! Hari ini kau harus bekerja! Mister Thomas sudah menunggumu!
Ya. Aku bisa! Melupakan hal kecil kemarin.

Haaah, kenapa pikiranku masih tidak focus? Bagaimana aku bisa mengatakan hal kemarin itu adalah hal kecil biasa?
Jelas-jelas aku menangis lagi! Huuuaaaa, kenapa aku bertemu dengannya kemarin?!

“Nona Lee! Kau dengar aku tidak?!”bentak Mister Thomas
“Ha?”ucapku gelagapan dan kembali sadar
“Mari kita temui klien pertamaku hari ini! Mereka itu artis terkenal di Negara ini. Jadi, aku mau kau bekerja dengan baik hari ini! Oke?”
Aku membuka mulut, namun Mister Thomas kembali menyela
“Tidak ada alasan! Aku tidak peduli kau baru tiba kemarin! Aku saja baru sampai tadi pagi tidak merasa capek!”
Bukan itu yang akan kutanyakan, Thomas Vicente!! Haaah, pimpinanku ini memang susah mengerti! Terkadang orang pintar itu sulit dibuat mengerti!

“Siapa artis itu?”tanyaku akhirnya setelah kegalauanku ini makin membesar
“Super Junior,”jawab Mister Thomas enteng
“Apa?”tanyaku nyaris memekik
“S-U-P-E-R –J-U-N-I-O-R,”eja Mister Thomas
“Sepertinya aku pernah dengar,”desisku
“Kau harusnya memang pernah dengar atau bahkan kau harus menjadi fans mereka. Banyak remaja di Negara ini yang menjadi fans mereka. Maka dari itu, aku harus berhasil membuat mereka menjadi trendsetter di Asia. O,ya salah satu membernya adalah klienku yang kemarin menjalani pemotretan di Paris,”jelas Mister Thomas panjang lebar. Tetapi percuma saja ia menjelaskan sepanjang sungai Nil sekalipun, aku tetap tidak akan menangkap penjelasannya itu.
Super Junior? Aku yakin pernah dengar nama itu? Kapan? Nama artis?

Kenapa aku jadi gugup seperti ini? Perasaanku juga berubah tidak enak. Apa mereka itu… jahat? Bodoh! Ji Eun, mana ada artis yang jahat!
Lalu, kenapa aku jadi seperti ini? Sebelumnya aku pernah bertemu dengan artis-artis kelas Hollywood, tetapi aku tidak pernah merasa seperti ini! Berarti ini akan berakhir buruk!
Oke, Ji Eun! Tenangkan dirimu! Tarik nafas, keluarkan! Ini-akan-baik-baik-saja!

“Siap,Nona Lee?”
Tanpa kujawab pun, Mister Thomas pasti akan membuka pintu ruangan ini dan masuk. Kalau aku tidak mau, pasti nanti setelahnya ia akan memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaannya yang berjubel itu!

Aku sedikit memejamkan mataku saat masuk ke dalam ruangan ini.
Suasananya lebih nyaman. Ada dua… empat… enam… sepuluh namja di dalam ruangan ini! Plus seorang pria paruh baya yang mengenakan pakaian formal, kupikir itu adalah manager mereka.
Hhuaah, mereka itu artis atau bukan sih? Masih ada saja yang bertindak seperti anak-anak, bermain pukul-pukulan dengan bantal, menari-nari di dalam ruangan ini.
They’re cool!!
Harus kuakui, mereka semua keren, tampan, dan… lucu! Hahahahah… Aku tahu sekarang, kenapa aku jadi gugup tadi. Karena mereka orang-orang yang tampan, kecuali namja yang gemuk itu! #plakkk
“Annyeong,”sapa Mister Thomas dalam bahasa Koreanya yang pas-pasan itu. Aku ikut tersenyum sambil membungkuk sebae.

Aku mengedarkan pandanganku sekali lagi. Memperhatikan satu per satu wajah mereka.
Ga Eul!! Kalau kau di sini saat ini, kujamin kau tidak akan keluar seharian! Hahah… untuk pertama kalinya, selama bertemu dengan artis-artis, aku bersyukur menjadi asisten Mister Thomas.Kekekeke…
Saat mataku berhenti pada salah satu namja yang sedang mendengarkan music, aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.

Perasaan yang tadi… bukan karena mereka artis yang tampan! Tetapi karena dia… Ia di sini.

“Hhuuaaa!! Ji Eun! Tadi itu Donghae Super Junior! Kenapa kau tidak minta tanda tangannya?!”

Super Junior. Itulah nama yang kudengar dari Ga Eul kemarin. Saat ia menghampiriku kemarin. Meminta maaf karena temannya menabrakku.
Apa ia tidak menyadari aku ada di sini?
Entahlah.

*Donghae POV*
Sebuah tangan menarik earphone yang melekat di telinga kiriku. Aku menoleh pada Kyuhyun.
“Sepertinya gadis itu menyukaimu,hyung,”ucapnya
Agasshi? Agasshi mana?

Aku mengikuti arah telunjuk Kyuhyun.
Ji Eun? Lee Ji Eun?
Saat kurasakan tatapannya memang benar-benar menatapku, aku mencoba tersenyum padanya. Tepat saat itu pula, ia langsung menunduk.
Kenapa dia? Apa aku berbuat salah padanya? Tidak. Aku tidak pernah berbuat salah padanya.

Ya. Dia Ji Eun! Lee Ji Eun. Sahabatku yang selama ini pergi ke Prancis sana.
Siwon. Apa ia tahu Siwon di sini?

Kulirik Siwon yang duduk paling ujung. Ya. Siwon tahu itu adalah Ji Eun. Siwon sedang memperhatikan Ji Eun.
Kenapa aku selalu berada di antara dua orang ini? Tidak bisakah kau bersamaku sebentar saja,Ji Eun-a?

“This is my assistant, she’s Lee Ji Eun. She’s Korean,”jelas Mister Thomas, designer pakaian kami yang tadi diceritakan hyung manager
Ji Eun kembali mengangkat wajahnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan sambil tersenyum.

*Siwon POV*
“This is my assistant, she’s Lee Ji Eun. She’s Korean,”jelas Mister Thomas, designer pakaian yang kemarin juga kutemui saat di Prancis
Lee Ji Eun. Sahabatku. Aku yakin agasshi itu adalah dia.
Ji Eun mengangkat wajah dan tersenyum ke seluruh member. Ia tidak menatapku. Sama sekali tidak. Kurasa ia menghindariku. Kenapa?
Saat pandangannya sampai pada Donghae hyung,ia terhenti. Senyumannya itu perlahan hilang.
Apa yang dipikirkannya? Kenapa ia menjadi seperti itu saat bertemu dengan Donghae hyung?
Lalu, tiba-tiba, Ji Eun berlari keluar ruangan.
“Nona Lee!”teriak Mister Thomas
Aku menoleh pada Donghae hyung. Ia juga sedang menatapku. Pandangan kami bertemu.
Kemudian, entah mengapa Donghae hyung tersenyum kecil padaku. Ia ikut keluar ruangan.
Menyusul Ji Eun? Mungkin.

Tidak! Tidak boleh! Ia tidak boleh menyusul Ji Eun! Aku harus menemukan Ji Eun pertama kali!
Aku ikut berlari menyusul mereka.
“Siwon!”panggil hyung manager
Silahkan marah padaku setelah aku menemukan dan menjadikan Ji Eun milikku! Aku mencintaimu Ji Eun!
Maaf kalau selama ini aku salah mengartikan perasaanmu!

*Ji Eun POV*
Aku tidak kuat lagi jika harus berhadapan dengannya. Dengan Donghae oppa yang selama ini selalu mengerti aku. Dan dengan Siwon, orang yang kucintai selama ini!
Silahkan jika Mister Thomas ingin memecatku! Aku tidak akan bekerja selama yang menjadi klien itu adalah Donghae oppa dan Siwon!

“Ji Eun!”panggil seseorang di belakang
Tidak usah kejar aku! Berhentilah di sana! Aku tidak mau melihatmu terluka lagi,oppa!
“Lee Ji Eun! Berhenti!”teriak Donghae oppa. Aku yakin dialah yang sedang memanggilku

Aku terus berlari keluar gedung. Berlari. Hanya itu yang harus kulakukan saat ini. Menjauh dari mereka berdua!

“Aduh!”pekikku saat kurasakan higheellsku patah karena kupaksakan berlari
“Ji Eun!”teriak Donghae oppa.
Tetaplah di sana oppa! Hentikan langkahmu! Jangan dekati aku!
“Ji Eun, kau tidak apa-apa?”tanyanya khawatir
Aku menatap wajahnya yang tampak khawatir. Raut wajah yang membuatku terus merasa bersalah selama ini.
Donghae oppa menyentuh kakiku lembut. Ia melepaskan sepatuku.

“Lee Ji Eun!”ucap seseorang di belakang Donghae oppa

*Author POV*
Siwon berlari keluar gedung setelah melihat Donghae keluar gedung. Ia berhenti sebentar mencari-cari dua orang yang ia kejar. Ia melihat Donghae berhenti. Lalu, Donghae tampak berjongkok.
Siwon menghampiri Donghae.
“Lee Ji Eun!”ucapnya setelah melihat siapa yang ada di hadapan Donghae

Donghae dan Ji Eun ikut menoleh padanya.
Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia baru tahu, bahwa selama ini ia mencintai Ji Eun, sahabatnya sendiri. Siwon baru mengetahui perasaannya yang sebenarnya setelah Ji Eun pergi meninggalkannya.
“Ji Eun?”tanyanya memastikan
Ji Eun masih bergeming. Begitu pula Donghae.
Pandangan Siwon beralih ke Donghae.

Entahlah. Siwon berdebat dengan hatinya sendiri.
Donghae adalah sahabatnya selama ini. Ia tahu Donghae mencintai Ji Eun sejak lama. Sementara ia sendiri baru tahu perasaanya setelah Ji Eun pergi.

Dengan sekali gerakan, Siwon mengangkat Ji Eun dengan kedua tangannya. Ia meninggalkan Donghae yang masih di tempatnya.
“Saranghae,Ji Eun-a! Mianhae selama ini , aku salah. Aku salah mengartikan perasaanmu itu sebagai sahabat! Aku mencintaimu!”desisnya
Ji Eun memejamkan matanya dan melingkarkan lengannya ke leher Siwon.
“Maaf,”ucapnya kemudian

*Donghae POV*
“Mana Siwon dan Ji Eun ssi?”tanya Teukie hyung
Aku tetap masuk dan mengabaikan sesaat pertanyaan itu
“Mereka pergi,”jawabku

“Mwo?!”
Aku menatap hyung manager,”Bukankah kau yang bilang kalau Siwon harus belajar mencintai seorang yeoja?”tanyaku balik
“Oh,”ucap seluruh member kaget
“Bagaimana bisa?!”tanya hyung manager
Aku mengangkat bahuku.

Lebih baik kurelakan saja mereka. Tidak ada gunanya bersikeras. Perasaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan.
Asalkan kau bahagia, aku rela melakukan apa saja untukmu, Ji Eun-ah!

Komen ya readers!! ^^ Kamsahabnida

Kamis, 05 Mei 2011

New Rookie -4.Waiting and Loosing Yoo In-

Title : New Rookie -4.Waiting and Loosing Yoo In-
Author : Amy Lee
Categories : Comedy, Romance, Friendship, Chapters
Genre : Love, Comedy, Friendship
Cast :
-Alodia/Kang Yoo In -Lee Chae Ri/CR -Joo Na -Vanessa -SHINee
-Donghae -Eunhyuk -Choi Siwon -Lee Taemin -Super Junior
•••
Saat keyakinan itu menguasai dirimu, kau tidak bisa menolak ataupun menghindar.
Keyakinan yang membuatmu terus maju untuk menyonsonnya,
Tidak tahu ia masih di sana atau tidak,
Tetapi keyakinan itu tidak akan pernah lenyap, sebelum mata ini melihatnya secara langsung.
•••
Jika ia satu-satunya harapanku, kuharap ia datang tepat pada waktunya,
Sebelum aku berbalik dan meninggalkannya,
Sebelum keraguan menguasai diriku,
Sepenuhnya…
•••
*Yoo In POV*
Ia benar-benar tidak ada di sini. Ia sudah pulang. Ia tidak menantiku sampai aku datang.
Aku menyesal!
“Taemin-ssi, apa kau bisa mendengarku saat ini? Kuharap kau bisa mendengarku! Oppa, aku harap kau kembali ke sini. Aku menunggumu saat ini. Aku menunggumu. Aku ingin kau kembali ke sini. Temui aku sekarang!”desisku
Ya, butiran-butiran ini turun, meleleh mengaliri pipiku yang beku akibat angin malam di musim semi. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Aku belum pernah merasakan keinginan seperti ini sebelumnya. Aku ingin ia kembali. Kembali menemuiku! Memelukku dan kembali hanya untukku. Hanya untukku.
Bahwa aku mencintainya. Bahwa aku menginginkannya. Bukan sebagai seorang idola dengan fans. Tetapi seperti seorang namja kepada yeoja yang dicintainya. Bahwa aku menunggumu di sini.

Aku menemukan sebuah bangku taman yang kosong. Aku lelah. Lelah mencarimu. Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa agar membuatmu kembali.
Ia pasti menungguku di sini.
Aku menghapus air mataku yang ternyata sudah mengalir derasnya dari tadi.
“Oppa, saranghae,”desisku sembari mengedarkan pandanganku ke seluruh taman.

Yeoja pabo! Pabo saram yeoja! Aku membiarkannya pergi begitu saja!
Tanganku kananku menyentuh sesuatu. Sebuah benda yang keras.
Aku menoleh dan menemukan sebuah ponsel.
“Ponsel?”
Ponsel itu bordering dan membuatku telonjak kaget dan nayris menjatuhkan ponsel itu.
Walaupun tidak sopan sebenarnya, tetapi setidaknya aku bisa menemukan siapa pemilik ponsel ini dari telepon yang masuk ini.
“Yeoboseyo?”ucapku dengan suara yang masih bergetar
“Yaak-! Lee Tae Min! Apa yang kau lakukan saat ini?! Kenapa kau tidak pulang?! Sudah jam berapa ini?! Kau ingin manager membunuhku gara-gara kau tidak pulang malam ini?! Kau di mana,hah?!”
Suara marah, atau lebih tepatnya khawatir itu membuatku ternganga. Namja yang menelepon ini menyebutkan sebuah nama.
“Lee… Lee Tae Min?”ulangku
“Oh,”ucap namja itu seperti terkesiap,”Agasshi? Aish-! Apa kau tahu di mana Tae Min saat ini? Apa kau bertemu dengannya?”

*Taemin POV*
Aku menyandarkan kepalaku di kursi kemudi mobil milik Kibum hyung ini. Ia khusus meminjamkan mobilnya hanya untukku malam ini. Katanya agar ‘rencana’ku berjalan dengan baik. Berjalan dengan baik apanya saat ini!
Aku ditolak,hyung! Tidak seperti yang kau perkirakan. Ia ternyata hanya menganggapku sebagai temannya saja. Percuma kau meminjamkan mobilmu padaku,hyung. Pada akhirnya tetap sama. Aku ditolak.

Yaah, tidak ada gunanya aku tetap di sini. Lebih baik pulang saja. Dari tadi Jin Ki hyung sudah menelepon. Daripada membuat mereka berempat khawatir, lebih baik aku pulang saja.
Setelah menghidupkan mobil, tanganku mencari ponselku yang ada di saku celana.
“Mwo?Mana ponselku?!”pekikku tertahan
“Aish-! Kenapa bisa jatuh?!”keluhku, lalu kembali mematikan kontak mobil dan keluar dari mobil.
Begitu keluar, angin malam segera menyergap tubuhku.
“Bbbrrr… dinginnya! Pantas saja ia tidak akan menemuiku!”gumamku
Aku kembali memasuki taman yang makin sepi ini.
“Ke mana aku harus mencarinya? Aah, aku lupa di mana jatuhnya!”

Hhuaah! Punggunggu terasa remuk! Mencari-cari ponsel baruku itu sama susahnya dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami! Lagian pakai acara jatuh!
“Akh!” Aku meraba punggunggu yang baru saja berderak karena terlalu lama membungkuk.
“Aduuh!”keluhku,”Semoga tidak ada yang patah!”

“Mwo?!”pekikku tertahan ketika mataku tertumbuk pada sebuah objek yang tengah bersandar dengan keadaan mendekap kaki. Ia sepertinya tertidur. Dan… my phone!!
Aku mendekat ke arah orang yang sedang memegang ponselku itu. Kuharap bukan orang gila!
Semakin lama aku semakin mendekati orang itu. Ia tidak tertidur. Menangis?!

“Yoo In?!”tanyaku memastikan sosok itu adalah orang yang kutunggu sejak dua jam yang lalu
Ia tidak menjawab
Aku semakin mendekatinya. Dan benar! Itu Yoo In.
Tapi, kenapa ia ada di sini?
Apa ia menungguku?!

Aku menyentuh pundaknya. Dan baru aku tahu apa yang sedang dilakukannya.
Ia tidak tertidur. Ia tidak menangis. Tubuhnya menggigil kedinginan.
Kusentuh tangannya. Dingin.
“Yoo In?”ucapku untuk menyadarkannya

*Author POV*
Taemin duduk di sebelah Yoo In yang menggigil kedinginan. Ia menyentuh tangan Yoo In yang nyaris membeku itu.
“Yoo In?”ujarnya berharap Yoo In akan menyadari sosok yang dicari oleh Yoo In itu datang kembali
“D…ddiiingiin…nnn,”ucap Yoo In terbata-bata
“Yoo In? Sadarlah! Kumohon! Aku di sini!”ucap Taemin panik saat tahu suhu tubuh Yoo In yang tinggi
Yoo In membuka matanya perlahan. Awalnya ia hanya melihat namja yang mengenakan pakaian formal nan tampan. Kemudian, pandangannya semakin jelas. Bahwa yang ada di hadapannya kini adalah Taemin.
“Oppa….”ucapnya,lalu kembali tak sadarkan diri
“Yoo In!”teriak Taemin sambil mengguncang tubuh Yoo In,”Yoo In-a!”

Tanpa pikir panjang lagi, Taemin menggendong tubuh Yoo In yang ternyata memang sedang panas, menuju mobilnya. Taemin meletakkan Yoo In di kursi penumpang, lalu ia masuk ke kursi kemudi.
Ia menelepon hyungnya yang sudah khawatir dari tadi
“Hyung, sediakan tempat tidur dan air hangat! Suruh Dong Yi nuna datang sekarang juga! Aku akan sampai dalam sepuluh menit!”perintah Taemin tidak tahu lagi siapa yang sedang berbicara di telepon dengannya. Tidak peduli itu hyung atau managernya. Yang terpenting saat ini baginya adalah Yoo In yang menggigil.
“Chakkamani!Kenapa kau ini?! Darimana saja kau?! Ada apa denganmu?!”balas Key tidak kalah kerasnya
“Cepat saja!”perintah Taemin setengah berteriak lalu menutup telepon

Ia memutar stir dan membuat mobil memasuki jalanan menuju dorm SHINee.
Taemin kembali mengangkat tubuh Yoo In yang sudah tidak sadarkan diri itu masuk ke dalam dorm.
Saat memasuki ruang tamu dorm, ia menemukan ketiga hyungnya berdiri menatapnya. Yang pada awalnya hendak mengomelinya, akhrinya berubah menjadi tatapan khawatir.
“Mana Dong Yi nuna?!”teriak Taemin khawatir pada hyungdeulnya
“A…anu…Key telepon sekarang!”perintah Onew
“Ha?”ucap Key lebih kaget lagi dan langsung menekan tombol 7 di ponselnya untuk menghubungi asisten manager SHINee itu. Untunglah Dong Yi mengangkat telepon Key dengan segera dan mengatakan akan tiba di dorm SHINee dalam waktu 15 menit.

“Ka…kau bertemu dengannya?”Tanya Jong Hyun gugup saat melihat ekspresi Taemin saat ini. Khawatir dan sangat mudah marah
Taemin mengangguk,”Bisakah kau mengambilkan air hangat?”
“Bagaimana keadaannya?”Tanya Onew yang muncul di depan pintu
“Belum sadar,”jawab Taemin lalu berjalan cepat keluar kamar mencari selimut
Kemudian terdengar teriakan Taemin dari kamar Min Ho.
“Mana selimutnya?!”
Min Ho yang sudah terlelap langsung berdiri mendengar teriakan Taemin itu.
“Kenapa kau berteriak?!”balasnya marah
“Mana selimutmu?! Aku butuh itu sekarang! Cepat berikan!”

Onew menatap Min Ho dingin dan membuat Min Ho menyerahkan selimutnya dan satu selimut lainnya dari dalam lemari.
“Dia itu kenapa sih?!”omel Min Ho, lalu kembali berbaring di tempat tidurnya,”Menggangguku saja!”
“Dia berhasil!”ucap Onew sebelum meninggalkan kamar Min Ho

“Dia berhasil?”pikir Min Ho yang baru saja memejamkan matanya
“Oh my God! Maknaeku!”pekiknya tertahan lalu ikut keluar kamar

Sementara itu di kamarnya, Taemin dan Jong Hyun bergantian mengganti kompresan yang diletakkan di kening Yoo In. Ia masih tidak sadarkan diri.
“Bagaimana keadaannya?”Tanya Dong Yi saat baru masuk ke kamar Taemin. Ia menyentuh pipi Yoo In.
“Harusnya kau memanggil dokter bukan aku,”ucap Dong Yi lalu menatap Taemin teduh,”Keluarlah, biar aku yang mengganti pakaiannya. Telepon dokter sekarang agar demamnya tidak bertambah parah,”
Taemin dan Jong Hyun keluar kamar.
•••
*Onew POV*
Kulirik Taemin yang duduk gelisah di sofa. Sudah pukul 12 malam, namun ia masih belum tidur. Sebegitu panikkah dia?
Baru kali ini aku melihatnya begitu khawatir seperti itu. Berteriak tidak sabar pada kami yang lebih tua darinya. Ia sebelumnya belum pernah berteriak dan nyaris memarahi kami. Yaa, wajar sih! Yoo In adalah wanita yang selama ini ia cintai.
Dan akhirnya malam ini ia bertemu dengan Yoo In untuk mengungkapkan perasaannya. Aku tidak tahu bagaimana ekspresinya saat itu. Kuharap berjalan lancar.
“Bagaimana ia bisa demam seperti itu sata bertemu denganmu,Taemin?”Tanya Dong Yi nuna setelah mengantar dokter baik hati itu
“Anu… aku… aku menemukannya di taman. Awalnya kupikir ia tidak akan datang. Setelah aku masuk mobil… ponselku ketinggalan di taman… Jadi… jadi aku kembali dan menemukan Yoo In sedang memegang ponselku dalam keadaan panas,”jelasnya
“Oo, jadi agasshi yang menjawab teleponku itu Yoo In?”ujar Key,”Pantas saja suaranya terdengar bergetar. Tenyata menggigil,”
Taemin tidak menjawab. Wajahnya tampak sangat bersalah.
“Jangan seperti itu! Kau membuatku merasa ingin tertawa melihat wajah bersalahmu itu,Taemin!”ucapku sambil melemparkan bantal kursi ke arahnya
Kulihat Taemin mengerang kecil
“Tidurlah,”perintahku
“Besok kau sekolah. Tidurlah sekarang,”perintah Dong Yi nuna
“Bagaimana dengan Yoo In?”tanyanya
“Anak ini!”gumamku,”Biar nuna yang menjaganya! Kau harus sekolah besok!”
Akhirnya, Taemin masuk ke kamar Min Ho. Wooa, kuharap Min Ho mengerti dan tidak seperti tadi!
“Kenapa kau tidur di sini?!”terdengar teriakan Min Ho kemudian
Nah, sudah kuduga bukan?
•••
*Chae Ri POV*
Jam 12 tepat. Ke mana anak ini?! Ia ingin membuatku mati ditangan orangtuanya rupanya!
Aku mencoba menghubungi ponsel Yoo In. Dan deringan ponsel itu terdengar dari dalam kamar. Namun seseorang mengangkat teleponku.
“Apa kau tidak punya adab?!”makian itu terdengar jelas olehku. Baik dari dalam kamar maupun dari dalam telepon.
Ponselnya tinggal di rumah.
Hhuuuaaa!! Harus kucari ke mana anak itu?! Diluar pasti sangat dingin! Ia pasti kedinginan. Kalau ia mati bagaimana?! Aku tidak mau dipenjara gara-gara membiarkan member grupku tersiksa di luar sana.
“NIXIE’s CR, Dipenjara Karena Kematian Yoo In”
“CR NIXIE, Penyabab Utama Kematian Yoo In”
“New Rookie NIXIE, Bubar Setelah INSIDEN”
Atau yang lebih parah,
“NIXIE Bubar Setelah Sang Leader Membunuh Member”
Hhuaaa!! Aku tidak mau itu terjadi! Appa,eomma, apa yang harus kulakukan!

“Donghae, Hyuk Jae oppa!”pekikku
Aku berlari mengambil jaketku dan langsung menuju lantai 12 gedung apartemen ini!
Aku langsung masuk setelah pintu apartemen terbuka. Aku sempat diberitahu nomor pin pintu apartemen SuJu oleh Leeteuk oppa.
Gelap. Sepi.
Tanganku meraba setiap dinding untuk mencari kontak lampu. Dan hasilnya lampu hidup. Seluruh lampu hidup di ruang tamu, dapur, dan ruang TV.
Ke mana mereka??? Pikirku
Wooa! CR pabo! Jelas mereka tidur! Ini kan sudah lewat tengah malam!

Aku mengumpulkan setengah tenagaku dengan menarik nafas dalam-dalam. Lalu aku masuk ke salah satu kamar yang tidak dikunci. Kamar ini gelap. Kuharap ini adalah kamarnya Donghae oppa atau Hyuk Jae oppa.
“OPPA!!!! YOO IN DICULIK!!!”teriakku
Terdengar meongan kucing di dalam kamar ini. Kucing? Apa ini kandang kucing?
“Maling!!!!!! Ada pencuri!!!”teriak si pemilik kamar sambil menghidupkan lampu kamarnya

Seluruh penghuni dorm langsung mengerubungi kamar ini. Aku masih tidak tahu ini kamar siapa. Kuharap Donghae atau Hyuk Jae oppa.
“Mana malingnya?”
“Mana?”
“Kau tidak sedang mengigau kan,hyung?”
“Chae Ri?”
“Chae Ri? Sedang apa kau disini?”
“Kenapa bisa masuk?”
Lalu, kulihat Kyuhyun oppa mendekatiku dengan mata yang setengah terbuka. Sudah sadarkan dia?
“Yaak-! Kau yang mau maling di dorm kami?! Apa kau tidak tahu kami ini siapa?! Hah?”ucapnya sambil mengangkat tangannya
“Dongahe oppa!”pekikku. Jujur, aku hampir menangis melihat sosoknya. Aku berlari ke arahnya dan meninggalkan Kyuhyun oppa yang mengira aku adalah pencuri di dorm mereka ini
“Ada apa?”tanyanya
“Yoo In diculik!”teriakku sambil menangis. Kali ini air mataku benar-benar jatuh dan mengalir deras
“Bagaimana bisa?”
“Kau benar-benar yakin?”
“Bukankah kalian pulang bersama tadi?”

“Tadi… sepulang dari sini… ia pergi ke taman. Tapi belum pulang sampai saat ini,”jelasku disela tangisku,”Tadi kami….kami menemukan surat di bawah pintu… dari…dari Taemin… Jadi…Jadi Yoo In pergi menemuinya… Hhuaaa!! Aku tidak mau masuk penjara!”
“Mengganggu tidurku saja kau!”ucap Heechul oppa,”Apa kau sudah menghubungi Taemin?”
Oh,iya! Aku lupa!
Aku menggeleng dan menatap Heechul oppa yang sudah memegang ponsel.

“Ah,yoboseyo!”ucapnya,”Kibum!”
“Hyung menelepon Kibum hyung? Mana tahu dia!”celetuk Ryeowook oppa
“Oh, Yoo In di sana?!”serunya sambil tersenyum,”Oh, baiklah… Kalau ia sudah bangun, tolong katakan Chae Ri mencarinya!... Maaf mengganggu,ya? Selamat malam,Key!”
“Bagaimana?”Tanya hampir seluruh member yang akhrinya tahu Heechul oppa bukan menelepon Kibum member Super Junior, tetapi ia menghubungi Kibum SHINee
“Taemin membawa Yoo In ke dorm SHINee. Besok pagi ia akan pulang. Tenanglah, ia tidak diculik!”
“Hhuuuaa!!!”tangisku
“Heh, kenapa kau masih menangis?”Tanya Hyuk Jae oppa
“Aku takut pulang ke apartemen!!”

•••
Readers!!! Hahahah… bagaimana nih ceritanya? Komen,yaa??? Ditunggu loh! ^^ *author gaje!* Sekian dulu! Nantikan cerita selanjutnya readers!